Setelah pak Karto berbicara dengan seorang security yang ada di depan pintu gerbang, kami diperbolehkan masuk ke dalam pesantren. Bayangan bangunan pesantren yang kuno seketika hilang dari pikiran ku. Bangunan pesantren yang ada di depan mata ku saat ini sangatlah modern, bagus dan memiliki fasilitas yang canggih dan lengkap. Sangat jauh dari kesan "old school" yang selama ini ditampilkan di televisi, seperti bangunan tua dari kayu, kumuh dan minim fasilitas.
"Is this pesantren?" Aku bergumam dan terus terperangah
"Keren banget bangunannya. Kalau skala 1 sampai 10, aku kasih nilai 9 buat bangunannya" sahut Keenan yang juga terkagum-kagum
Mobil kami berhenti di depan sebuah rumah yang terlihat seperti villa bergaya vintage. Terlihat sangat asri dan menarik layaknya villa yang sering disewakan di puncak dan tempat wisata.
"Assalamualaikum pak Yulian" seorang lelaki berperawakan sedang menyambut papah dengan senyumnya yang sumringah
"Waalaikumsalam pak Dama" papah menyalami lelaki tersebut
"Assalamualaikum mba Keira dan mas Keenan. Semoga betah liburan disini ya" lelaki tersebut menyapa aku dan Keenan sembari menangkup kedua tangannya di dada.
"Waalaikumsalam pak" sahut Keenan sambil tersenyum
"Mari kita masuk ke homestay" pak Dama mengajak kami masuk ke villa yang dia sebut homestay
Ketika masuk ke dalam homestay, lagi-lagi aku terkagum-kagum dengan tata ruang yang menyajikan suasana vintage yang hangat. Ada beberapa kursi rotan di ruangan tamu. Ada beberapa lukisan yang menempel di dinding bata merah. Ada beberapa tumpukan buku di atas meja kayu berwarna kecoklatan.
"Ka, ini villa kesukaan lo kan? Villa bergaya vintage" Keenan berbisik kepadaku yang terlihat excited
"Gue bukan cuma suka, tapi suka banget. Nanti kita bisa ngobrol di kursi rotan itu, gue bakal betah banget ngobrol di ruangan yang nyaman kaya gini Keen"
"Homestay ini khusus dibuat untuk beberapa tamu pak Pras. Bisa digunakan untuk kunjungan belajar, wisata rohani dan beberapa kegiatan lainnya. Pak Pras selalu berusaha untuk memuliakan tamu yang datang, jadi beliau sengaja membuat homestay yang bagus dan nyaman. Saya harap mbak Keira dan mas Keenan bisa betah disini walaupun jauh dari kota" pak Dama memberikan sedikit penjelasan kepada kami
Well, untuk tata ruang villa yang nyaman ini bisa aku explore nanti. Saat ini aku ingin berkeliling sebentar di lingkungan pesantren. Begitu keluar dari villa aku menghirup napas dalam. Bau segar dari rumput-rumput hijau di halaman villa masuk ke dalam rongga paru-paru ku. Aku terus berjalan menelusuri jalan sambil memperhatikan gedung-gedung yang semuanya terdiri dari 4 lantai. Mewah sekali. Bahkan aku bisa melihat beberapa gedung juga dilengkapi dengan fasilitas lift. Bangunan disini sama keren nya dengan sekolah ku di Singapura dulu.
Ya namanya juga pesantren, akan ada batas antara laki-laki dan perempuan. Di tiap bangunan terdapat tanda yang biasanya ditempel di pintu toilet, khusus untuk laki-laki atau khusus untuk perempuan. Begitu pun bangunan-bangunan disini, gedung untuk belajar dan gedung untuk tinggal dipisah dan diberikan jarak yang tidak terlalu dekat. Jadi untuk lebih mudah nya aku membagi daerah pesantren ini menjadi 2, yaitu daerah perempuan dan daerah laki-laki.
Homestay yang ku tempati berada di tengah-tengah daerah perempuan dan daerah laki-laki. Aku lebih tertarik untuk meng-explore daerah perempuan. Karena halamannya dipenuhi dengan bunga-bunga yang indah. Layaknya seorang perempuan, terlahir sebagai mahluk yang indah. Terlebih lagi terdapat banyak bunga lili yang merupakan bunga kesukaan ku.