🌺Part 5🌺

167 11 2
                                    

🔮Typo Bertebaran🔮

📍Jangan lupa bersyukur😌

🦋🦋🦋

"Zaa bangun tahajud dulu yok nanti kamu kena hukum loh" kejut Balqis. "Bangs*d masih gelap ntar aja napa" setengah sadar.

"Ayo Zaa bangun dulu yok tahajud habis itu sholat subuh" lembut Adiba. "Gini kan enak dengernya lemah lembut ga kek toa" balas Hifza sambil duduk.

Setelah itu mereka ke aula untuk melaksanakan sholat tahajud dan sholat subuh. Disela menunggu azan Hifza tertidur duduk.

"Zaa jangan tidur nanti kamu kena marah loh" peringat Afrin. Hifza tak mendengar perkataan Afrin dia masih tetap tertidur.

Byurr..
Seorang ustadzah menyiram air kepada Hifza karna tertidur.

"Anjir Bangs*d Gilak Lo ga punya otak apa gimana sih ga tau tata cara kehalusan apa emang sinting lo" amuk Hifza ketika tau dirinya disiram. Dia tidak tau siapa orang itu tapi itu sangat membuatnya kesal.

"Heh kamu itu tidak ada sopan santun sudah tidur di aula sekarang malah marah-marah tidak diajarkan sopan santun apa bagaimana dengan orang tua mu" balas wanita itu.

"Heh setan Lo bilang apa barusan orang tua gue ga ngajarin sopan santun? Berani Lo bawa nama orang tua gue jangan harap lo masih bisa menghirup udara kembali" amarah Hifza makin membara ketika orang tuanya di sebut.

"Saya ini ustadzah kamu harus sopan sama saya" bentaknya tak membuat Hifza takut.

"Ustadzah? Adakah ustadzah kasar seperti anda? Apakan memang seperti ini kelakuan ustadzah disini? Apa perlu tes ke ustadzah an disini biar tau mana yang berkualitas sama ngga?" Aura aula sudah panas.

Plakk..
Hifza menampar ustadzah tersebut. "Mau main-main apa Lo sama gue ha?" Senyum smirk itu sudah muncul di wajah Hifza. Dengan mendorong ustadzah tersebut hingga terjatuh.

Hifza mencengkram rahang ustadzah tersebut. "Kok diem? Tadi nyerocos, mau dimutilasi kapan? Sekarang atau mau dikasih waktu buat ketemu keluarga Lo dulu hmm?" Sudah seperti psikopat memang.

"Hifza sudah nak kamu sholat di ndalem saja ya sama Adiba,nak Afrin dan nak Balqis ya sudah sanah" lembut ummah melerai mereka.

Tanpa basa-basi Hifza melepas cengkraman nya dan ingin pergi tapi sebelum itu..

"Sekali lagi Lo berani ucapkan selamat tinggal sama dunia" ancam Hifza bersama tatapan tajam. Setelah itu mereka pergi ke ndalem.

-

Setelah sholat subuh berjamaah di ndalem mereka bergegas pulang kekamar untuk mandi.


"

"Mandinya dimana?" Tanya Hifza polos.

"Dikamar mandi lah Zaa masak di atas genteng" jawab Balqis enteng.

"Huss.. di kamar mandi sana Zaa tapi biasanya rame dan ngantri" balas Afrin.

"Coba dilihat dulu yuk" ajak Adiba.

Mereka berjalan bersama ke kamar mandi dan itu juga menyita pandangan santriwati lainya. Sudahlah telinga Hifza tak ingin mendengar celotehan mereka.

"Yah rame lama dong kalo gini" keluh Hifza.

"Apanya yang rame?" Polos Balqis. Dasar telmi.

"Martabak nya rame" jahil Hifza. "Mana martabak mau dong" Balqis polos sekale anda.

Istri Yang DirahasiakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang