Kevin melompat dari atas pohon dan langsung berdiri di depan mira dan kepala desa, dia membentangkan tombak nya untuk menghalangi serangan dari ular itu, ekor ular bertabrakan dengan tombaknya,kevin mundur beberapa langkah ke belakang.
"Bagus, kuharap kau tidak mati dengan cepat, jangan mengecewakan aku hahahahah" Kevin tertawa di balik topengnya.
"Kalian berdua bisa naik keatas pohon, kalian disini hanya menggangguku saja" Kata kevin tanpa melirik mira dan kepala desa
"Tapi kau tidak akan bisa mengalahkannya sendiri" Mira mulai bicara dengan gugup tapi ayahnya langsung menghentikannya dan mundur ke arah hutan dan langsung melompat naik ke atas pohon, sementara robi dan susi memanfaatkan waktu yang diberikan kevin untuk kabur sejauh mungkin, mereka tidak perduli lagi apapun yang terjadi pada kevin, mira dan kepala desa. Saat ini hidup mereka lebih penting dari apapun.
"Cih, mereka ternyata hanya sampah yang takut mati, baiklah bagaimana sekarang aku harus menangani ular bodoh ini" Kevin maju tanpa rasa takut dan berusaha menghindari dari serangan ekor ular itu, ketika jarak sudah cukup dekat kevin mengarahkan tombaknya ke tubuh ular tapi belum sampai mengenai ular itu ada dinding air yang meredam tusukan tombak milik kevin, karna kaget kevin terkena sapuan ekor ular itu dan terlempar beberapa meter kebelakang.
"Hem jadi dia punya elemen air dan itu jadi perisai yang menghalangi serangan musuh,baiklah jika kau ingin bermain, api kecil bantu aku" Api kecil yang dari tadi menonton di bahu kevin mengangkat badannya dan berdiri menatap ular itu.
Kevin melesat ke depan dan menyerang ular itu, sementara api kecil menembakkan bola api dari mulutnya tapi bola api menghilang ketika bertabrakan dengan semburan air yang keluar dari mulut ular. Ular itu kemudian mengeluarkan gelembung air besar dan berhasil menjebak kevin di dalam tapi kemudian gelembung air membeku dan meledak, kevin berhasil bebas dan terus maju, saat ini sudah beberapa meter dari ular.
"Jurus tombak pembantai langit, tusukan pertama, kedua ketiga " Gumam kevin dalam hati tapi tida serangannya dihalangi perisai air.
"Api kecil sekarang ! " Api kecil mendengar itu menembakkan api besar dari mulutnya dan bersamaan kevin melakukan tusukan ke empat dan akhirnya tombak kevin berhasil melukai ular itu ,kevin tidak membuang waktu dan melakukan 4 tusukan lagi.
Darah mengalir dari perut ular itu tapi itu tidak cukup membunuhnya. ular itu meraung kesakitan, kevin dan api kecil mencoba mundu untuk menghindar dari serangan ular yang mengamuk itu, tapi terlambat bagi kevin, mata ular itu menyala dan kevin tiba tiba terdiam, kevin terkena ilusi yang dikeluarkan oleh mata ular itu.
Di dalam ilusi kevin melihat banyak kabut putih dan ada sesosok bayangan dan yang menghampirinya dan mendekat kevin merasakan perasaan akrab dan ternyata itu adalah raya, wanita yang pernah dicintainya.
"Kevin aku sangat merindukanmu " Kata raya dan semakin dekat pada kevin
"Raya, bagaimana kau bisa berasa disini "
"Kevin maafkan aku, aku tau aku salah dan sekarang aku sudah menyesal aku ingin bersamamu seperti dulu lagi" Raya saat ini sudah didepan kevin dia pun memeluk kevin, kevin masih bingung tentang semua yg dilihatnya sekarang. Tiba tiba raya mengeluarkan belati di belakang punggung kevin dan akan menusuknya, tapi kemudian ada bola api kecil yang menyerang punggungnya dan membuat belati ditangan raya terlempar. kevin merasa ada panas punggungnya dan akhirnya di dikejutkan oleh suara geraman api kecil di pikirannya.
Akhirnya kevin sadar kalau ini ilusi dan mengambil belati pemberian ayahnya dari cincin ruang dan menebas kepala raya hingga terputus.
"Sayang ini cuman ilusi dan bahkan jika ini nyata aku akan tetap membunuh wanita itu " Asap putih perlahan hilang dan kevin melihat ular itu sudah terbaring mati di depannya dengan darah keluar dari lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hero system
Fantasy"baiklah karna aku kesulitan memanggilmu gryphon dan sekarang kau adalah binatang kontrak ku akan lebih nyaman memanggilmu burung kecil, jika kau tidak menerimanya, aku masih punya nama lain bagaimana dengan bayi burung" "Hei bukankan kah kau tadi...