Yuri ini tengah berhadapan dengan seorang gadis yang mungkin jauh lebih tua darinya tapi entahlah Yuri juga tak tau karena wajah nya tak menampakkan ketuaan, mungkin mereka seumuran pikir Yuri
"Anak baru ya?" Tanya gadis itu
"Ahh...iya nama ku Jo Yuri anak baru pindahan dari Busan salam kenal" ucap Yuri yang jujur saja sedikit gugup dan canggung
Gadis itu hanya mengangguk menanggapi Yuri lalu berjalan mendekat. Yuri menjadi sangat gugup saat gadis itu jalan mendekati dirinya entah mengapa aura gadis itu begitu dingin dan mencekam. Yuri takut tapi ya sudahlah lagi pula gadis itu tak akan macam macam kan
"No berapa?"
Yuri kaget saat gadis itu yang tadi diam tiba tiba bertanya dan dengan segera dia memberikan selembar kertas yang di berikan pemilik kosan tadi ke pada gadis itu
Gadis tadi menerima kertas dari Yuri lalu mengangguk. Yuri hanya diam memandangi gadis itu yang mengangguk dengan muka datarnya sembari sedikit merapikan rambut dan pakaian nya agar tak terlihat lusuh, dia harus terlihat rapi agar memberikan kesan pertama yang baik tentunya
Gadis tadi mengembalikan kertas yang Yuri berikan setelah melihat isinya
"Kita sekamar, ayo ikut saya" kata gadis itu lalu berjalan mendahului Yuri yang masih terdiam di tempatnya
Bukan karena apa tapi Yuri hanya kaget saja karena sikap dingin gadis itu dan mendadak mengingatkan nya pada seseorang yang dia tabrak di minimarket tadi siang
"Heii! Masih mau di situ apa mau ikut? Saya malas buka pintu bolak balik cuman buat kamu doang"
Mendengar kata gadis itu, Yuri langusung dengan cepat melangkahkan kakinya menyusul gadis tadi. Sumpah Yuri merasa seperti orang linglung karena terus ngelag. Yuri memang begini jika berada di tempat baru, dia akan sangat bingung dan canggung dengan situasinya kecuali ada Yujin di sampingnya maka setidaknya dia masih bisa sedikit lebih nyaman karena Yujin akan memberitahu nya
"Duhh...bego banget sih lu Yuri! Bikin malu diri sendiri aja malah pake ngelag segala"
Yuri merutuki dirinya sendiri yang sangat tidak bisa apapun tanpa Yujin karena selama ini dia sudah sangat ketergantungan pada pacaranya itu tapi meskipun begitu Yuri akan bisa sendiri jika dia sudah mulai bisa berbaur dengan hal baru sehingga dia tak lagi meminta bantuan Yujin. Yuri juga tidak ingin terus ketergantungan dengan Yujin namun semua itu butuh proses dan Yuri tengah menjalaninya sekarang
Mereka sudah sampai di depan pintu kamar, Yuri hanya diam mengikuti gadis berambut cokelat itu dari belakang. Gadis tadi mengambil kartu dari dalam saku celananya lalu menempelkan kartu itu pada sensor pemindai di pintu dan tak lama kemudian pintu itu terbuka
Yuri memandang takjub hal itu karena pintu itu bergeser ke samping beberapa saat setelah kartu itu di tempel kan ke pintu
"Busett dah canggih amat nih pintu, pintu rumah gw mah apa atuh bukannya masih pake kunci kadang kadang di bobol juga kalau kuncinya hilang. Pintu kolot emang ribet"
Gadis itu masuk kedalam kosan di ikuti Yuri di belakang nya dan saat masuk Yuri tak bisa berhenti mengagumi interior dalam kosan. Kosan ini lebih terlihat seperti apartemen di banding kosan kosan pada umumnya karena ukurannya besar dan fasilitas nya lengkap mulai dari TV, AC, sofa panjang yang empuk, dapur, tempat santai di samping jendela, balkon dan yang paling penting ada WiFi pribadi
"Ini sih bukan kosan tapi apartemen sultan, betah dah gw betah di sini"
Selagi Yuri melihat lihat isi kosan, gadis tadi mengambil sesuatu di laci kamarnya lalu memberikan benda pipih seperti kartu itu pada Yuri
KAMU SEDANG MEMBACA
My beloved roomate | Yenyul ✓
Roman d'amourMencintai teman sekamar sendiri itu memang tidak salah, tapi bagaimana jika cinta tiba tiba itu menyebabkan seseorang terluka? apa itu bukan sebuah kesalahan?