Yena pulang dengan berjalan kaki karena dia ngak punya kendaraan pribadi dan lagi dia harus hemat jadi ngak naik bus. Melelahkan memang berjalan sejauh 6 km tapi lebih baik begini hitung hitung menikmati udara malam
Dalam perjalanan yang tenang itu, Yena tampak diam damai menikmatinya karena jujur saja dia jarang sekali mendapatkan waktu untuk bersantai apalagi hidupnya yang selalu di usik oleh musuh musuhnya membuat dia sama sekali tidak bisa tenang. Mungkin di luar Yena terlihat biasa aja tapi nyatanya wanita itu menyimpan rasa cemas dan juga takut jika musuhnya datang kemudian menyakiti orang orang di sekitarnya
Namun sepertinya ketenangan itu tidak berlangsung lama karena Yena merasa ada orang yang berjalan mendekat kearahnya. Yena mempercepat langkahnya guna mengikis jarak yang lumayan dekat itu
"Huh....lagi lagi mereka ngak bisa apa ngasi gw satu hari aja hidup tenang" gerutu Yena kesal
Yena melirik kebelakang, dapat terlihat dengan jelas 4 orang pria yang terus mengikuti nya. Dengan perasaan jengkelnya Yena langusung berlari dan hal itu memancing 4 pria tadi untuk mengejarnya
Malam yang sepi juga cukup dingin itu menjadi saksi dari aksi kejar-kejaran antara Yena dengan 4 pria. Dari awal Yena sudah menduganya jika ada seseorang yang mengikuti nya lebih tepatnya sejak dia selesai minum dengan Hyewon
Yena berlari sambil sesekali menengok kebelakang untuk memastikan 4 pria itu masih mengejarnya atau tidak. Yena menambah kecepatan larinya kemudian masuk ke gang gang kecil
Akibat pencahayaan yang kurang juga Yena yang memiliki penglihatan kurang baik saat gelap membuat ia tersandung bak sampah dan terjatuh
Brak!
"Ahh....sial!" Umpat Yena pelan ditambah kakinya sekarang berdenyut nyeri membuat Yena meringis pelan
Saat mendengar suara langkah kaki orang, Yena segera bagun masa bodo dengan kakinya yang terasa sakit
"Mau kemana lu?"
"Sial!"
Sialnya Yena tertangkap saat hendak kabur, orang itu menahan bahu Yena dengan kuat agar Yena tidak bisa kabur di tambah ada satu orang yang kini ada di hadapannya sambil menodongkan pisau membuat Yena terdiam di tempat. Yena tidak bisa bergerak karena jika dia bergerak sedikit saja maka sudah bisa di pastikan pisau itu akan langsung merobek jantung nya
"Hahh....Choi Yena lu tau ngak buat nangkep lu itu susah banget karena lu itu kayak tikus, keliatan ekornya tapi pas di samperin hilang kek debu" ucap pria yang memegang pisau itu pada Yena
"Dan lu tau juga kan urusan kita belum selesai, lu udah buat Yuna di DO dari kampus dan gue ga terima kalau adek gue harus di keluarin dari kampus dengan tidak hormat bahkan lu udah permaluin dia dan lu pikir gue bisa terima semua itu? Gak! Gak akan pernah" ucap pria itu pada Yena dengan emosi yang tertahan
"Salah gue? Eh! Asal lu tau itu semua kelakuan adek lu sendiri, dia yang udah permaluin dirinya sendiri bukan gue! Seharusnya dia mikir kalau mau ngewe itu jangan di kampus dan gue cuman ngelaporin apa yang gue lihat ga salah kan?" Balas Yena dengan nada nyolot
"Dan lu juga harusnya sebagai kakak bisa lebih merhatiin adek lu, bukan pas sekarang dia udah buat ulah lu nyalahin orang lain! Mikir pake otak selama ini lu pernah ga ngejalanin tugas lu sebagai seorang kakak!"
Bugh!
Satu pukulan keras mendarat dengan mulus di wajah Yena yang meninggalkan luka gores. Sedangkan Yena hanya diam merasakan pukulan yang serasa hampir mematahkan tulang pipinya
"Lu kalau ga tau apa apa tentang hidup gue lebih baik diem! Gue ga suka kalau ada orang yang ngehina gue dan adek gue jadi kalau lu masih mau hidup lebih baik diem paham?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My beloved roomate | Yenyul ✓
RomanceMencintai teman sekamar sendiri itu memang tidak salah, tapi bagaimana jika cinta tiba tiba itu menyebabkan seseorang terluka? apa itu bukan sebuah kesalahan?