♡
-
-
-
-
-Yena hari ini berangkat lebih pagi, untuk menghindari kakak kelas tercintanya. Ia masih malu untuk menampakkan batang hidungnya. Yena bahkan menaiki bus dan meninggalkan Changbin, seniat itu wkwk.
Yena akhirnya sampai di kelas dengan lega. Dan hari ini ia berniat tetap dikelas saja, agar tidak bertemu Lee Minho.
"Eh, tumben banget lo berangkat pagi?"
"Aigoo kamchagiya! Ishh Jia ngagetin aja."
" Ngapain sih lo, kaya lagi ngehindarin sesuatu?" Tanya Jia yang sibuk dengan ponsel pintarnya. Yena tidak menjawab apapun dan langsung duduk di sebelah Jia.
"Jia, lo pernah bosen sama Hyunjin ngga?" Tanya Yena tiba-tiba, membuat Jia menoleh seketika.
"Ngapain lo tanya-tanya gitu? Lo bosen ngejar Kak Minho?"
"Engga lah, ya maksudnya gue takut nanti gue bosen sama kak Minho kalau kita pacaran."
"Ck, kak Minho nya ngga mau sama lo."
"Iya sih hehe, jawab dong pernah bosen ngga sih sama hyunjin?" Ulang Yena..
"Sampai sekarang belum sih, kan lo juga tau lah gue belum pacaran lama Sama hyunjin. Tapi, kadang gue juga kesel Hyunjin kadang ngga bisa ngontrol amarahnya dan gue yang kena imbasnya."
Puk...
"Sabar ya, nanti lo pasti bisa jinakin tuh anak."
"Lo pikir gue binatang?"
"Ck, ngagetin lo setan!"
"Diem lo, minggir gue mau duduk situ!" Usir Hyunjin.
"Enak aja! Tuh bangku lo di depan sama tupai jadi-jadian." Yena menunjuk kursi di depan.
Hyunjin merotasikan bola matanya malas. Malas berurusan dengan makhluk bernama Yena tentunya. Dan akhirnya ia menyeret Yena dengan ya lumayan kasar. Setelah berhasil, ia pun langsung duduk di sebelah Jia.
"Ish, lo ngeselin banget sih!" Yena yang merasa kesal dengan Hyunjin langsung keluar dari kelas.
"Jin, kasihan si Yena tau."
"Ngga papa lagian tuh anak baperan banget." Jia tak menghiraukan ucapan Hyunjin, memilih menyibukkan dirinya dengan buku.
"Jiaaa~~~" Panggil hyunjin.
"Hmm."
"Jiaa~~~"
"Apa sih jin?" Jia pun menolehkan wajahnya kepada Hyunjin.
"Buku lebih penting dari pada pacarmu ini?" Tanya Hyunjin.
"Iya lah, lagian kan kita ketemu setiap hari. Aku kan lagi suka baca buku ini." Jia pun melanjutkan kegiatan membacanya yang sempat tertunda.
"Ck, aku kan udah bela-belain usir si cebong. Kamu malah lebih mesra sama buku."
"Ceritanya ngambek nih?" Hyunjin hanya diam tanpa mau menjawab.
"Ya udah maafin ya, nih aku tutup bukunya." Hyunjin langsung memeluk Jia. Peluk ngga tuh hmm:)
"Ekhm, duh mata gue ternodai!"
"Ganggu aja lo, sih tumben banget berangkat pagi?"
"Suka-suka pangeran yah." Jisung langsung melemparkan tasnya ke bangkunya dan melenggang pergi.
♡♡♡
"Ck, nyebelin banget sih si dower! Mana sakit lagi tangan gue!" Kesal Yena.
Yena tadi memutuskan untuk pergi ke toilet karena ingin mencuci muka dan tangannya. Setelah itu ia akan pergi ke rooftop untuk menghirup udara pagi hari. Yena berdiri di pagar pembatas sambil melihat pemandangan sekolahnya.
Kriett..
Pintu rooftop terbuka, menampilkan seseorang dengan wajah yang mirip tupai yup dia Han Jisung.
"Ngapain lo disini?" Tanya Jisung.
"Mau bunuh diri." Jawab Yena asal.
Plak...
"Aww, sakit banget woi!" Teriak Yena.
"Lagian kalo ngomong jangan sembarangan deh."
"Ya kan cuma bercanda." Yena masih mengusap-usap lengannya yang degeplak oleh Jisung.
"Cukup dia aja yang pergi, jangan ada lagi." Jisung berucap dengan serius menampilkan wajah sendunya.
"Pfttt hahahhaha, apa sih kok jadi melow gini. Lagian muka lo ngga cocok serius tau Hahahaha lucu banget!" Yena tertawa sambil memegang perutnya, sedangkan laki-laki bermarga Han itu hanya menampilkan wajah datarnya-_-.
"Ha ha ha." Jisung kembali menatap langit, mengabaikan tawa Yena yang masih mengalun.
"Weh sung, maafin gue deh. Gue juga rindu tau sama dia, rindu banget haha."
"Ngga usah bahas lagi, mood gue jadi turun." Yena memperhatikan wajah Jisung dari samping. Menatap lekat sahabat karibnya dari kecil.
"Lo ngga sendiri kok, kita juga rindu sama dia."
"Udah gue bilang Yena, ngga usah bahas lagi."
"Iya-iya maafin, mau ngga gue traktir cheescake sama mogu-mogu?" Tawar Yena.
"Beneran? Serius ngga nih? Mau banget lah!" Jisung langsung berbinar ketika sudah menyangkut makanan kesukaannya.
"Iya kali ini gue traktir." Jisung langsung memeluk Yena, Yena yang di peluk hanya membalas dengan menepuk punggung sahabat kecilnya.
"Lo temen gue paling baikkk." Puji Jisung.
"Di traktir muji-muji, besok kambuh lagi ngatainnya."
"Muka lo nista-able banget sih." Kekeh Jisung.
Plakk.
"Aww, sakit sekali everybody." Yena memukul punggung Jisung, yang otomatis membuat pelukan mereka usai.
"Jamet lo." Yena meninggalkan Jisung yang masih kesakitan.
"Tungguin Woi!"
Mereka berdua pun turun dan memilih menuju kelas karena bel sebentar lagi berbunyi.
-
-
-
-
-
♡
Tbc?
Oke agak gaje😌✊
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone Away
Teen Fiction"Bukankah pergi jauh akan lebih baik?" ~ "Dasar cerewet." Masukin perpustakan kalian ya, jangan lupa tekan bintang dipojok selamat membaca❤