Chapter 7

56 10 7
                                    




Kalau ada typo mohon dimaafkan ya. Ini nulisnya tengah malem, ngoreksinya pun tengah malem. 🥲


.

.


Minggu pagi menjelang siang. Cuacanya cukup berawan sehingga teriknya matahari tidak terasa terlalu panas. Soo Yeon sudah bersiap untuk pergi ke alamat rumah Se Hun yang dikirimkan kepadanya semalam sebelumnya. Tetapi rencananya tidak semulus yang ia kira. Ia berpapasan dengan Joon Myeon saat berada di ruang tamu. Laki-laki itu tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.

"Mau pergi kemana kau?"

"Aku ingin mencari barang yang kubutuhkan di luar." Jawab Soo Yeon bersikap sebiasa mungkin. Dirinya tidak sepenuhnya berbohong. Ia memang harus mengambil hadiah milik Se Hun terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah laki-laki itu.

"Ingin kuantar?" tanyanya lagi.

"Tidak."

Mata Joon Myeon menyipit, merasa curiga dengan gelagat adiknya itu. "Sepertinya ada hal lain yang ingin kau lakukan."

"Kau berpikir aku menyembunyikan sesuatu darimu? Kau mengetahui segalanya tentangku, termasuk sesuatu yang tidak seharusnya kau ketahui. Kehadiranmu begitu menyesakkan bagiku. Aku ingin sendiri saat ini."

Jika Soo Yeon sudah bicara tentang betapa enggannya ia bersama dengan Joon Myeon, laki-laki itu akan selalu melepaskan Soo Yeon. Berbagai ujaran kebencian yang biasa terucap dari mulut Soo Yeon tidak begitu berarti bagi Joon Myeon. Tetapi yang satu ini begitu menyakiti perasaannya. Joon Myeon sadar akan sikap buruknya selama ini, namun Soo Yeon tidak boleh merasa tidak menginginkan lagi keberadaannya di hidup perempuan itu. Sebab apa pun situasinya mereka adalah saudara kembar yang saling memiliki satu sama lain. Pada akhirnya, Soo Yeon berhasil keluar dari rumah itu.

Hal pertama yang dilakukan Soo Yeon adalah pergi ke tempat penyewaan loker. Ia membuka loker yang disewanya dan mengambil hadiah yang telah dipersiapkannya. Lega rasanya mengetahui bahwa hadiah itu baik-baik saja, terlihat sama seperti terakhir kali ia meninggalkannya di sana. Tentu saja, pikirnya, tidak ada yang membuka lokernya selain dirinya sendiri. Karena hadiah itu untuk Se Hun, ia jadi sangat berhati-hati.

Setelah mengambil hadiahnya, Soo Yeon menaiki bus dengan rute yang sama seperti saat ia berangkat. Soo Yeon dan Se Hun turun di halte yang sama jika mereka pulang sekolah naik bus. Itu menjelaskan kenapa Se Hun selalu berhasil membuntutinya sepulang sekolah. Se Hun akan dengan mudah menemukan dirinya karena pada dasarnya mereka tinggal di satu wilayah yang sama.

Soo Yeon berjalan mencari alamat yang diberikan Se Hun melalui pesan. Semenjak keduanya bertukar nomor telepon, Se Hun beberapa kali mencoba membangun pembicaraan dengannya, tidak sering dan Se Hun juga tidak mengirimkan pesan spam yang begitu menyebalkan, namun Soo Yeon tidak berminat untuk membalasnya meski hanya satu pesan pun. Membuat Se Hun seperti berkirim pesan ke nomor yang tidak ada penggunanya karena tidak pernah mendapat balasan. Sebenarnya tidak ada yang pernah mengiriminya pesan selama ini, kecuali Joon Myeon.

Akhirnya, Soo Yeon sampai di depan rumah yang ia percayai adalah rumah Se Hun. Di samping interkom rumah itu terdapat sebuah plat besi yang bertuliskan 'Oh Ji Ho'. Soo Yeon pun menekan bel di interkom. Tidak berselang lama kemudian, terdengar sebuah suara wanita dan Soo Yeon pun memberitahukan namanya dan maksud kedatangannya. Setelah itu, kunci pada pagar terbuka secara otomatis dan Soo Yeon berjalan masuk.

Belum sampai Soo Yeon di depan pintu rumah Se Hun, pintu itu sudah terbuka lebih dulu, menampilkan sosok wanita paruh baya yang sedang mengenakan celemek. Wanita yang ia tebak sebagai ibu Se Hun itu memberinya senyuman hangat. Soo Yeon langsung membungkuk sopan.

GEMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang