Chapter 2

97 13 20
                                    

Putar lagu di atas pas Soo Yeon nyanyi


"Haksaeng, pulanglah. Aku sudah mau bersiap pulang." Teriak seorang wanita paruh baya penjaga perpustakaan dari balik mejanya. Wanita itu bisa berteriak karena memang pengunjung perpustakan tinggal Soo Yeon seorang.

Jam sekolah berakhir setengah jam lalu dan kebetulan hari ini tidak ada pelajaran tambahan yang diwajibkan bagi murid tahun terakhir. Inilah yang dilakukan Soo Yeon jika pulang lebih awal, ia akan sebisa mungkin berlama-lama di luar dan tidak segera pulang ke rumahnya. Meskipun selepas bel terakhir berbunyi ia harus bersembunyi dari Joon Myeon terlebih dahulu supaya laki-laki itu tidak menyeretnya pulang.

Soo Yeon mengemas buku-bukunya dan segera pergi dari perpustakaan sekolahnya. Saat ia sudah berada di luar gedung sekolahnya, suasananya cukup sepi. Hanya ada beberapa murid di lapangan sepak bola, sepertinya melakukan latihan atau apa pun itu.

Tempat yang ingin dituju Soo Yeon saat ini adalah sebuah café yang berjarak sepuluh menit berjalan kaki dari sekolahnya. Letaknya berada di dalam gang bukan di pinggir jalan besar, Joon Myeon tidak akan menemukan dirinya disana, setidaknya belum.

Café itu seperti café pada umumnya, menyuguhkan berbagai macam kopi sebagai menu utamanya dan beberapa cemilan seperti kue dan roti. Sudah tiga minggu ia menjadi pelanggan tetap disana. Hingga suatu saat Joon Myeon akhirnya menemukan tempat itu, ia akan berhenti datang dan mencari tempat lain.

Perempuan berambut panjang itu memasang earphone yang sudah tersambung pada ipod-nya ke telinganya dan mulai membuka buku tugasnya. Dua jam waktunya bisa ia gunakan untuk mengerjakan tugas yang sudah hampir rampung dan sisanya akan digunakan untuk mempelajari materi yang akan datang. Dengan begitu, ia tidak harus bertanya dengan teman sekelasnya ataupun guru mengenai materi yang dipelajari karena ia sudah paham sendiri. Selain itu, dengan mengerjakan tugasnya lebih awal, ia tidak harus terjaga sampai malam yang akan membuatnya harus berurusan dengan 'mereka'.

Sungguh miris memikirkan bagaimana Soo Yeon menghabiskan waktunya hanya dengan belajar, ia bahkan tidak tahu apa dia akan masuk universitas atau tidak. Untuk saat ini, hanya itulah yang dapat dilakukannya, belajar dan belajar.

Bukannya Joon Myeon, rupanya orang lain telah menemukannya di tempat ini. Seseorang memasuki café tak lama setelah dirinya masuk. Laki-laki yang tengah memakai jersey sepak bola itu memesan sebuah bubble tea dan duduk di sebuah meja yang cukup jauh darinya. Tidak perlu mengangkat kepalanya, Soo Yeon sudah tahu siapa laki-laki itu. Orang yang telah menguntitnya kurang lebih selama sepuluh hari. Soo Yeon tidak mengindahkannya, ia menyendok sepotong cheesecake yang ia pesan dan memasukkannya ke mulutnya. Kemudian ia menutup buku tugasnya dan menggantinya dengan buku materi pelajaran untuk ia baca.

Hampir dua jam berlalu dan Soo Yeon sudah harus pulang setelah ini, sebelum matahari tenggelam sempurna. Ia menatap langit senja yang mulai menggelap dari kaca jendela di sampingnya. Ia sangat tidak ingin pulang sekarang. Rumah seharusnya menjadi tempatnya berpulang, tempat paling aman dan nyaman. Namun, bagi Soo Yeon rumah itu adalah tempat semua mimpi buruk dan ketakutan terbesarnya bersarang.

Oh Se Hun, si penguntit itu benar-benar menunggunya selama itu. Tidak melakukan apa-apa selain memainkan ponselnya dan meminum minumannya. Terhitung sudah tiga gelas bubble tea yang dipesannya. Seperti dugaan Soo Yeon, tidak lama setelahnya, laki-laki itu pergi menuju toilet. Saat itu juga Soo Yeon beranjak dan pergi meninggalkan tempat itu, pulang menuju rumahnya yang terkutuk. Secara harfiah rumah itu memanglah terkutuk.

Butuh waktu dua puluh menit untuk sampai ke rumahnya dengan berjalan kaki. Itu berarti ketika ia sampai di rumah nanti keadaannya sudah benar-benar malam. Dan ia harus menerima resiko karena pulang terlambat.

GEMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang