Chapter 8

91 10 8
                                    

Mature Content Alert


Soo Yeon membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya dan ia menyampirkannya di sebelah handuknya tergantung. Setelah itu, ia masuk ke dalam bak yang sudah terisi air hangat. Tubuhnya langsung terasa rileks ketika ia menenggelamkan seluruh tubuhnya hingga batas airnya menyentuh leher. Kedua matanya terpejam dengan perlahan. Mencoba menyingkirkan semua kegelisahan yang ia rasakan. Minyak esensial yang dituangkannya ke dalam air membantunya merasa lebih tenang.

Di saat ia mulai terlelap, suara derap langkah kaki membuat matanya terbuka lebar. Dari atas langit-langit kamar mandinya, terdengar suara kaki yang berlari kesana kemari. Tidak ada ruangan di atas sana kecuali atap rumahnnya. Soo Yeon langsung waspada. Suara hentakkan kaki itu terdengar cukup berat ketimbang suara yang biasa ditimbulkan oleh tikus atau sejenisnya.

Tidak berselang lama kemudian, suara itu berhenti. Saat ini, hanya ada suara jantungnya yang berdetak kencang sampai ia dapat merasakannya di telinganya. Soo Yeon mulai berpikir jika dirinya sekedar berhalusinasi saja ketika ia mendengar suara sesuatu yang berat terjatuh tepat di depan pintu kamar mandinya. Tetapi anggapannya salah besar. Kenop pintunya berputar dengan sangat pelan. Soo Yeon langsung dilanda panik, namun tubuhnya tidak mau digerakkan.

Dari ujung matanya, ia dapat melihat pintunya mulai terbuka secara perlahan. Menampilkan wujud seorang wanita. Tampak air menetes dari tubuh makhluk itu. Membasahi setiap jejak langkah yang dilaluinya. Soo Yeon tidak berani melihat wajahnya, ia hanya mampu melihat sekilas kakinya yang kebiruan.

Tidak, ini bahkan belum tengah malam!

Hawa dingin yang aneh menusuk kulitnya yang tidak berada di air. Makhluk itu berjalan mendekatinya dengan langkah berat dan kaki yang diseret. Sementara itu, Soo Yeon terus berusaha untuk mengambil alih kendali tubuhnya, namun usahanya sia-sia. Ia benar-benar membeku tidak bisa bergerak.

Soo Yeon memejamkan matanya erat-erat dan nafasnya tersenggal-senggal. Makhluk itu sudah berada tepat di samping bak mandinya. Memajukkan tubuhnya dan membisikkan sesuatu di telinga Soo Yeon.

"..."

"AAAAAAAA!!!!!"

Soo Yeon baru berteriak sangat kencang. Ia tidak berhenti sampai Joon Myeon muncul di ambang pintu dengan wajah panik. Ia segera mengambil handuk dan menutupi tubuhnya saat ia melangkah keluar dari bak.

"Apa yang terjadi?"

Soo Yeon berjalan melewati Joon Myeon menuju kamarnya dan mengabaikan pertanyaan itu. Kemudian ia duduk di atas ranjangnya sambil memeluk tubuhnya erat-erat. Sorot matanya liar. Ingatan yang sangat jelas akan kejadian mengerikan barusan masih berputar-putar di pikirannya. Joon Myeon pun menghampirinya.

Tiba-tiba Soo Yeon meraih tangan Joon Myeon dan menggenggamnya. "Joon Myeon-ah, kau menyayangiku melebihi apapun, kan?"

Wajah Joon Myeon berubah dingin. Mengatakan hal semacam itu bukanlah sesuatu yang mudah bagi Soo Yeon. Laki-laki itu tahu kemana arah pembicaraan ini.

"Jika aku meminta sesuatu padamu, kau akan mengabulkannya untukku, kan?"

"Kau ingin aku melakukan apa?"

"Besok, ayo pergi dari sini, selamanya, hanya kau dan aku." Soo Yeon menatap Joon Myeon dengan ekspresi putus asa. "Kita akan baik-baik saja, aku berjanji."

"Mereka menghukummu lagi?" balas Joon Myeon dengan dingin.

Soo Yeon menutup matanya dan menggelengkan kepalanya. Joon Myeon mengabaikan inti pembicaraan mereka. Kenapa semua selalu kembali pada mereka? Ia sudah muak dengan mereka, perjanjian bodoh itu, dan semua ritual yang harus ia lakukan. Ia lelah hidup seperti ini. Selalu dihantui rasa takut seolah ada seseorang yang setiap saat mengikutinya dari belakang yang siap menghukumnya jika ia melakukan kesalahan yang bahkan tidak masuk akal.

GEMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang