“Tempatkan aku di atas batu itu. Aku akan mencuci rambutku sendiri. ”
Jun Mohuang tidak melihat sedikit perubahan. Dia begitu terperangkap dalam keadaan saat ini.
Dia hanya tahu bahwa dia merasa agak tidak enak.
Dia mengira itu karena mata air panas tempat dia berendam terlalu panas.
"Tidak."
Di Lingtian merendahkan suaranya dan langsung menolak.
Sekarang dia akhirnya memiliki kesempatan ini untuk memupuk perasaannya terhadapnya, dia tidak akan melepaskannya.
Dia ingin mengejarnya dan ini adalah waktu yang tepat.
"Jika kamu bersikeras melakukannya sendiri, aku akan menggigitmu di sini."
Di Lingtian mengulurkan tangan dan mencubit bibir merah Jun Mohuang.
Dia kemudian menundukkan kepalanya dan berbisik di telinganya. Dari sudutnya, dia bisa dengan jelas melihat wajah merahnya.
Dia masih kuncup bunga dan terlalu lembut.
Lebih jauh lagi, perasaan kuncup bunga ini padanya belum sepenuhnya mekar.
Tapi itu tidak masalah. Perasaan bisa dipupuk perlahan.
Dia memanjakannya sepanjang waktu. Jika mereka berinteraksi seperti ini beberapa kali lagi, dia akan menerimanya suatu hari nanti.
Saat itu, dia sudah dewasa dan waktunya tepat.
Jadi bagaimana Di Lingtian bisa membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja?
Ketika rambutnya hampir selesai, Di Lingtian mengambil sisir giok dan dengan hati-hati menyisir rambut hitamnya yang halus.
Setelah akhirnya menyisir rambutnya, tangannya meninggalkan rambutnya dan mendarat di pinggangnya.
"Apa yang sedang kamu lakukan!"
Jun Mohuang menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dan berteriak.
"Kita tidak bisa mandi sendiri dengan semua ini di antara kita."
Di Lingtian tampak serius, tetapi nada suara dan ekspresinya mengkhianatinya.
“Saya sudah bersih. Tidak perlu melanjutkan. "
Jun Mohuang mengulurkan tangan dan meraih tangannya untuk menghentikannya membuat masalah.
Dia mengatakan yang sebenarnya.
Air di sini mengalir sangat cepat dan sangat bagus dalam membersihkan pakaian.
Darah kering di pakaian dan kulitnya telah lama hilang.
Jun Mohuang dapat merasakan bahwa tidak ada noda darah sama sekali di tubuhnya.
"Betulkah? Biarkan saya memeriksa apakah itu bersih. ”
Di Lingtian terkekeh dan dengan mudah menghindari tangannya.
Perlawanan Jun Mohuang sia-sia.
Akhirnya, tangan besarnya menutupinya ...
Dia bisa merasakan bahwa dia memang bunga yang sedang bertunas.
“Huang'er, ini sangat kecil.”
Di Lingtian terkekeh.
“Jangan menyentuhnya jika menurutmu itu kecil!”
Wajah Jun Mohuang menjadi lebih merah. Dia membenamkan wajahnya di lehernya dan meninju dia.
Di Lingtian ini terlalu menjijikkan. Dia bahkan lebih menjijikkan daripada Di Lingtian yang asli!
“Tidak peduli seberapa kecil nyamuk, itu tetap daging.”
Tangan Di Lingtian terus berada di sana dan dia tidak berniat untuk memindahkannya.
“Kamu… Itu cukup!”
Jun Mohuang benar-benar tidak berharap dia mengambil satu yard setelah memberinya satu inci. Matanya semakin berbinar.
Dia mulai menyesali lamaran bodohnya untuk mandi di pemandian air panas.
Meskipun dia tahu bahwa dia adalah ilusi dan tidak nyata.
Meskipun dia adalah orang yang modern dan tidak terlalu konservatif.
Ini adalah pertama kalinya dia mengalami hal seperti itu, dan dia masih merasa malu.
Mungkinkah Tuhan mengasihani dia karena tidak menjalin hubungan dengan pria mana pun dalam kedua hidupnya, jadi dia memberi kompensasi padanya sebelum dia pergi ke neraka?
Tapi bagaimana dia bisa dikompensasi untuk sosoknya yang belum dewasa!
“Ini akan mempercepat sirkulasi dan membantu Anda tumbuh lebih cepat.”
Penjelasan Di Lingtian seserius biasanya.
Tapi kata-kata ini terdengar berbeda bagi Jun Mohuang.
( Di Lingtian memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan 🤣🤣 )
KAMU SEDANG MEMBACA
{ END I } Aturan Imperial Phoenix
Romance~~~TERJEMAHAN~~~ INGGRIS-INDO Pada abad ke-21, dia adalah pemburu bayaran terkuat yang memiliki kekuatan supernatural dan mahir dalam membuat semua jenis ramuan. Namun, dia menjadi anak tanpa bakat pertama dari keluarga yang membudidayakan saat dia...
