3 - ♂ "You're funny.." ♀

281 24 11
                                    

"..and the last but not least, Ozyra Claire Owen.."

Gadis yang namanya disebut berdiri dari duduknya dan menerima secarik formulir dari ibu guru, "Thanks," senyumnya sambil menerima.

Jam pelajaran berlangsung seperti biasanya namun tidak begitu bagi Ozyra. Setelah mengisi formulir persetujuan untuk ikut program homestay, ia tidak bisa berhenti memandangi kertas itu. Homestay memang satu-satunya program yang ditunggu Ozyra mungkin sejak ia duduk di kelas junior. Apa pemahamannya soal homestay? Bukan, bukan.. Bukan belajar di tempat asing dan mengenali hal baru―well, mungkin itu termasuk―namun yang ia kejar adalah kemungkinan mendapat pacar.

.

.

Iya, dia memang aneh.

Khayalannya tinggi.

Kalau tidak, mana mungkin ia senang berbicara dan curhat panjang lebar dengan marmut gendut.

Kenapa pacar?

Ozyra juga hanya tersenyum sendiri saat ia memikirkan pertanyaan itu. Mungkin karena dia menonton terlalu banyak film romantis? Novel romantis? Semua hal yang jelas-jelas dianggap sulit untuk jadi kenyataan. Jika saja Ozyra punya banyak teman―or.. a guy friend, at least―mungkin ada kemungkinan. Namun nyatanya?

She spends  most of her time alone; listening to music, reading lots and lots of books, watching movies, playing around with Ommie. 

Dan dia senang saja dengan kesehariannya yang terus seperti itu. Bukan berarti tidak ada yang mau berteman dengannya, namun Ozyra saja yang menjaga jarak dengan mereka. Jalan pikiran gadis ini memang sedikit melantur. 

*

"Ozyra?"

Gadis yang baru memutar sebuah lagu di iPhonenya segera mengecilkan volume dan menoleh ke belakang. 

"Hey, Zayn,what a surprise, pikirnya dalam hati.

"Uh.. Kau tidak pulang?" Tanyanya sambil duduk dengan canggung di sebelah Ozyra.

Ozyra bergeser ke sebelah kiri, memberi space lebih luas ke tetangga barunya itu. Apa dia mau memulai pertemanan denganku? I'll be welcome.  "Seperti yang kaulihat.. Aku ketinggalan bus terakhir dan harus menunggu sejam lagi." Ia mengangkat bahu.

"Well.. We're the same, then," Zayn menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Ozyra mengulum senyum dan mengangguk, "Ok," balasnya yang hampir tidak terdengar, 

"So you're going for the homestay?" tanya mereka bersamaan dan disusul diam sejenak.

"Haha.. Baiklah," Ozyra tertawa kecil melihat wajah Zayn yang plain saja. "I am,"

"Cool. So am i,"

Ia mengangguk mendengar jawaban Zayn, "Aku tahu.. Uhm, itu yang aku mau tanyakan, sebenarnya. Kau, kan, anak baru.. Bagaimana bisa ikut program ini? Did you pay more?"

Kali ini Zayn terkekeh dan menggeleng pasti, "Aku tidak punya uang sebanyak itu. Kakakku yang mengajukannya."

"Your sister paid for it. Duh??"

"Nope, Oz," pertama kali Ozyra mendengar orang lain selain Karl memanggilnya Oz. "Di sekolah lama aku mengajukan formulir sepertimu. I've got the same."

"Oh,  begitu..  Aku sangat tidak sabar untuk itu."

"I can see that," Zayn tersenyum. "Kenapa, sih? Aku tidak menemukan alasan jelas mengikuti program seperti itu. It might be boring, right?"

Ozyra mengerinyit,  "Membosankan kenapa?"

"Entahlah, di pikiranku itu membosankan.. Sebenarnya aku tidak berniat untuk ikut."

"And.. then?"

"Keterpaksaan," jawabnya simpleiya, se-simple itu―sementara di lain sisi, Ozyra jatuh-bangun belajar untuk mendapatkan skor tinggi di setiap testnya. 

Dengan terpaksa saja ia bisa lolos, bagaimana kalau dia ingin sekali? Anak ini pasti sangat cerdas. "Gila!"

"Kenapa juga kau berantusias sekali?" Tanyanya kembali bercampur ekspresi bingung namun juga gemas kepada gadis di sebelahnya itu. Ekspresif, nilainya.

"Aku.. Uhm," dengan ragu ia akhirnya mengaku, "Mungkin saja aku bisa dapat pacar saat homestay nanti."

Zayn menahan tawanya. Sulit, cukup sulit. She doesn't even have friends, but Ommie. Never talks with anyone, as far as I can see. Well, aku memang baru seminggu di sini namun yang kulihat tidak mungkin salah. She's a loner. Tiba-tiba berniat punya pacar? Darn, Oz. 

"Apa yang kaupikirkan?" Selidiknya yang merasa tersindir walaupun Zayn tidak berbicara. Air wajahmu berbicara, Zayn, gerutunya dalam hati.

"Uh.. Nope. You're.. You're funny,

Bus sekolah dengan jadwal terakhirnya tiba untuk menjemput anak-anak yang juga paling tertinggal. Keduanya berdiri, berjalan menuju pintu yang baru terbuka otomatis. Oh, hanya teman-teman lain dan Ozyra. Zayn berjalan membelok dari arah antrian pendek itu.

"Where you goin'?!"

"Aku ada perlu sebentar! Sampai ketemu, Oz!"

Kaubilang kau juga ketinggalan bus, eh? Ia mendecak seraya memasuki bus dan duduk di pinggir jendela, memandangi Zayn yang jalan sendirian tanpa mendongak lagi ke arahnya.

* * * * *
AFTER AGES, AYE? HE HE HE
SCHOOL-SCHOOL-SCHOOL :''
dedicated to all of my lovely lovely readers. 
bless you.x

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hey, Zayn ↦(z.m)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang