1 - ♂ How We Met ♀

543 40 13
                                    

Ozyra Claire Owen turun dari bus sekolahnya dengan wajah sumringah. Amplop berisi lembaran penting masih terekat rapih di genggamannya. It's a good day, pujinya sendiri dalam hati. Ia membuka pintu rumah dan melihat sepinya suasana di dalam.

"Mama? Karl?" Ia memanggil ibu dan kakak sepupunya―yang selama empat tahun ini harus tinggal dengan mereka karena kuliah di kota itu.

Ia memeriksa ke semua ruangan dan tidak menemukan siapapun. Oh, well.. Mungkin Mama hanya ke supermarket dan Karl berada di dunianya, batin Ozyra sambil menaiki tangga menuju kamarnya. Tiba di atas, ia mendengar suara gumam yang bernada-nada. Hm..

Tanpa basa-basi Ozyra membuka pintu itu dan melihat Karl yang tengah menonton video musik idolanya di Youtube dengan earphones besar di kepalanya. Ia hanya menggeleng dan menutup kembali pintu itu. Tidak ada artinya juga ia menunjukkan amplop yang ia bawa pulang.

Pintu depan terdengar terbuka dan dengan cepat ia berlari ke bawah. "Mama!" Serunya selama menuruni tangga dan melihat ibunya yang kebingungan sambil mengangkat masuk barang belanjaan. "Oh, mari aku bantu," Ozyra mengambil beberapa kantong kertas cokelat yang kaku itu dan membawanya ke counter dapur.

"Apa yang membuat wajahmu secerah itu, Sayang?" 

Seraya menyusun barang belanjaan ke tempatnya, Ozyra menjelaskan, "Uhm, jika kauingat aku mengajukan permintaan test untuk program home stay,she started and took a glance, "Para guru mengizinkanku untuk ikut test itu dan boom!" Ia mengeluarkan amplop itu dari saku belakang celananya dan segera ia pamerkan.

"You got the ticket?" Ibunya mengerinyit sambil membuka amplop, "Kaubisa pergi tanpa biaya?!" 

"Yes!! Yes, I can. Aku mendapat A+ di semua testnya dan.. wow, aku-"

Belum selesai melanjutkan, tubuh Ozyra sudah ditarik ibunya ke pelukan. Ia memberi juga kecupan di ujung kepala anak satu-satunya itu, "I'm proud of you.. Kaubisa berusaha untuk keinginanmu, itu keinginan semua orang tua untuk anaknya," ia mengusap bahu gadis yang sedang tersenyum lega itu.

"You taught me to," ia memutar mata dan kedua tertawa.

"Uh, by the way.. Kau sudah berkenalan dengan tetangga baru kita? Anaknya seusia denganmu, yang aku dengar, sih," Mama yang sudah melepas pelukannya kembali melanjutkan kegiatan tadi dibantu anaknya.

"Oh, Zayn," balasnya ringan. "Dia sudah melakukan perkenalan di kelas tadi. It's kinda weird dia baru pindah sekolah sekarang. Tetapi desas-desusnya ia ikut home stay? Bagaimana bisa? Selain yang lain bayar, kan, guru melihat hasil evaluasi."

"Ia bisa karena ia membayar lebih dari yang lain, mungkin? Satu lagi yang aku dengar, ayahnya seorang saudagar di Pakistan. Jadinya mereka jarang sekali bertemu."

"Mama, sejak kapan kau menjadi biang gossip?" Ozyra melototi ibunya yang tak kuasa menahan tawa. 

"Well, jika kaumau tahu lebih lanjut, ya, berkunjung saja ke sebelah."

Ozyra mendengus, "Ma, aku tidak mau mengenalnya untuk tahu soal itu."

"Duh, I was just kidding! By the way, aku baru beli makanan buat tikus raksasamu," Mama menyerahkan sebungkus besar makanan khusus marmut.

"Awe! Thank you!" Ia tidak menyangka kalau tidak akan mengeluarkan uang membeli makanan peliharaannya itu―since her mum hates pet(s). Ozyra mempercepat gerak tangannya dan tidak sabar memberi makan sahabat kecilnya. "Oh, Mama... Dia bukan tikus raksasa, dia marmut."

"Whatever you say, sweetie, I hate him," balasnya dari dapur sementara anaknya sudah beranjak ke taman belakang, mengeluarkan musuh besar ibunya dari kandang.

"Ommie, your food is here, buddy.." Ia memancing marmut gemuk itu keluar dari kandangnya dan segera menyantap makanan yang sudah ia sajikan di piring khususnya―saking cintanya, semua properti hewan tak berakal itu ia namai dengan Ommie. 

Ommie si gemuk keluar dan segera menikmati makan siangnya dengan Ozyra yang terus mengelus punggung tebalnya. "Kau harus berterima kasih ke ibuku, tahu.. Makananmu, kan, mahal," seperti seorang yang hangover Ozyra selalu berbicara―kadang bercerita banyak hal ke Ommie. Bukan karena ia tidak punya teman, namun bagaimanapun ramainya ia sering merasakan bagian yang kosong. Setidaknya Ommie yang dibelikan Karl sepuluh bulan yang lalu dapat sedikit menyembuhkan.

Saat tengah menyaksikan marmut kesayangan mengunyah makanan, pandangannya melayang ke pagar kayu yang tingginya standar. Pagar kayu yang membatasi rumahnya dengan tetangga, alias Zayn Malik yang baru pindah. Penasaran, Ozyra meninggalkan Ommie dan beranjak ke spot itu.

Ia tidak tahu pasti sudah berapa hari sejak Zayn pindah, namun yang jelas cowok itu muncul di kelasnya pagi tadi. Dan ia lihat di halaman belakang Zayn sudah ada sepasang ayunan dan jungkat-jungkit. Ia punya adik? Atau membuka usaha penitipan anak? Tidak mau ambil pusing, Ozyra berbalik badan dan menemukan piring Ommie yang tersisa di depan kandang sementara hewan itu sendiri?

"Oh shit." Ia mengutuk keteledorannya yang terlalu penasaran dengan rumah baru orang.

Ia sibuk mencari-cari Ommie ke sekitar teras belakang, "Tidak mungkin sudah masuk ke rumah kan?" Gumamnya yang panik. Mau tidak mau ia harus mencarinya ke dalam rumah; setiap celah, ruang, kolong, dan nihil.

Sampai bola matanya kembali mengarah ke pagar kayu yang ternyata punya lubang Jerry di bawah. Ya, seperti lubang si tikus di Tom&Jerry. Ommie baru melewati lubang itu yang artinya ia lebih dahulu berkunjung ke rumah baru Zayn?!

"Ommie! Don't!" Ia berlari dan sadar benar kalau aksinya terlambat. Ia berlutut, menunduk seperti orang bersujud dan mengitip ke halaman belakang rumah tetangga barunya.

"Ommie?!" Panggilnya setengah keras-setengah mengendap. 

"Ommie!?" Ia ulang sampai sepuluh kali sampai lubang itu seperti menghasilkan cermin di depan matanya. 

Seorang laki-laki yang seumuran dengannya juga sedang berlutut, menunduk seperti orang bersujud dan mengintip juga ke lubang itu. Mereka bertukar tatapan dalam diam―dan itu tidak berlangsung lama.

Holy chest-hair.. "Hey, Zayn.."

* * * * *
Dedicated to mah gurl, azani<3 since i know u're a zayn girl. 
Go check her amazing stories, guys. 'IF I FELL' is recommended to y'all;)
VOMMENTSNYA PWEAZE!! X

Hey, Zayn ↦(z.m)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang