2 - ♂ Because of Ommie ♀

378 39 7
                                    

"Uhm, hey?" 

"It's not a long or short story about my Ommie being in your backyard. Sungguh, aku hanya sedang menunggunya makan siang, lalu aku melihat ke pagar kayumu ini dan saat aku kembali melihat ke kandangnya, dia menghilang. Lalu aku melihat ke seluruh rumah-"

"Ini dongeng terpanjang yang pernah aku dengar. Terima kasih," selanya sambil menatap lurus ke Ozyra. Iya, masih dengan posisi mereka yang kurang enak dipandang.

"Sama-sama.. Uh, sial, maksudku.. maaf," Ozyra menggigit bibirnya, gugup. Ini sungguh perkenalan yang buruk. "Oh, ya, namaku-"

"Zayn Malik, how in the hell did this shit happen?!" Suara perempuan dari dalam rumah Zayn memanggilnya.

"Gotta go!" Ucap Zayn cepat lalu meninggalkan Ozyra yang berkutat dengan pikirannya; what happened?; kenapa Zayn beku begitu? dia ramah atau tidak, sih? and where the hell is Ommie?! 

Zayn menghampiri kakaknya yang baru pulang berbelanja bahan makanan dan tengah mendecak-decak di dapur. Oh, dia tahu kenapa. Dapur mereka yang tadinya rapih bersih terlihat berantakan seketika saja. Ulah siapa lagi?

Ommie pasti mampir di sini, pikir Zayn. "Beristirahat saja dulu. Aku yang bereskan semuanya, deh."

"Of course you've got to clean these up! Kau satu-satunya di rumah dan kekacauan terjadi? Gila," oceh wanita itu sambil melenggang keluar dari dapur.

Zayn hanya menggelengkan kepala dan mendengus, 'Belum apa-apa peliharannya sudah merepotkan begini.'

Berbeda dengan Zayn yang masih sibuk dengan dapurnya, Ozyra justru masih merangkak di sekitar halaman belakangnya, memanggil-manggil si marmut gemuk yang belum terlihat ujung hidungnya. Aku pelihara dan sayang-sayang, eh, malah ini yang kudapat. Memang dasar tidak punya pikiran! Umpatnya dalam hati.

"What you doin', lazy ass?"

"Whoa!" Ia tersentak berdiri―mungkin hendak lari, saat mendengar suara laki-laki. "Aku benci kau, Karl!" Ozyra menghela nafas ketika tahu itu cuman kakak sepupunya alias the real lazy ass. 

“Aku tahu,” Karl memutar mata dan menghampiri gadis itu. “Mencari apa, sih?”

“Ommie!” Ia memberi wajah paling cemberut yang ia yakini selalu berhasil menghasut Karl menuruti keinginannya.

Where’s that thing?

It’s not a thing, duh?! Dia itu marmut!”

“Marmut obesitas.”

“Hentikan!” She warned angrily. “Dia hilang, aku tidak percaya ini. Dia h-i-l-a-n-g..”

Why the fuck she’d cry because that fatty thing? Batin Karl dengan sepelenya. “Dia tidak hilang, Oz, dia cuman berjalan-jalan dan nanti kembali-“

“Dia bukan kucing, Karl.” Ia terduduk lemas dan meratapi rumput segar mereka.

Well, aku juga belum selesai. Nanti juga ia kembali.. sebagai jasad yang baru tergilas-“

Karl, fuck you, stop!” Tanpa aba-aba Ozyra menjambak rambut tebal Karl yang ia tata mati-matian setiap pagi.

Get off!

Stop saying that, just help me to find him!” Ia masih menahan genggamannya.

Goddammit, okay! Iya, aku akan cari! Sekarang lepaskan dengan hormat!”

Ozyra mendengus sebal dan melipat kedua tangannya, “Sekarang apa?!”

“Santai saja bisa, kan?!” Ia mengusap kepalanya yang nyeri, “Aku akan berkeliling mencarinya, kau gantikan tugasku. Bagaimana?”

“Usaha yang baik, Karl. I can do it myself!” Ia menyipitkan mata dan melewati Karl.

Seriously, baby girl, kaubisa apa, sih? Serahkan saja padaku, kau gantikan tugasku. Tidak susah, kok.” Keluhnya sambil berharap dalam hati adik sepupunya ini setuju.

Finger crossed, Ozyra turned to him, “Apa tugasmu?”

*

Aku berjanji akan menjambaknya lebih keras lagi, lalu lari ke kamarnya mencuri barang-barang rongsokannya, menjebol password laptopnya, membuka data-datanya yang aku yakini berbau dewasa dan menjijikan..’

Kalimat kutuk Ozyra mungkin dapat dicetak menjadi sebuah paragraf. Walaupun sambil terus mengeluh dalam hati, pekerjaan Karl yang ia gantikan tetap dilakoninya dengan baik. Tidak terlalu sulit namun cukup melelahkan. Tentu saja, ia harus mencuci mobil Mama yang seharusnya selalu menjadi tugas Karl.

Saat baru menyabuni semua tubuh luar mobilnya, figur Zayn yang kurus berjalan ke arahnya dan membuatnya berhenti melakukan gerakan. “Hey, Zayn?

Hey..

“Ada apa?” Ia menautkan alis dan berjalan mendekat, dan spontan teriak bahagia melihat tubuh gendut Ommie berada di genggaman Zayn. “Oh, Ommie!!” Tidak perduli dengan tangannya yang berbusa, ia mengambil hewan kesayangan itu dari Zayn dan menciuminya.

And Zayn stayed frozen there. “Kau senang?” Tanyanya kikuk.

Huh? Astaga.. Maaf, maafkan aku yang lupa bilang terima kasih. Seriously, I thank you loads for bring this gummy home, awe you,” Ozyra kembali mengelus dan mengecup ujung kepala Ommie.

Yeah, tentu aku kembalikan padamu. Isi rumahku kurang cocok dengannya, kurasa..”

Ozyra berhenti dan melihat lurus ke arah Zayn. Ia ingat suara wanita dari dalam rumahnya tadi. Jangan-jangan.. “Dia membuat kekacauan?” Belum dijawab oleh Zayn ia kembali menambahkan, “Damn, I knew he would! Dia memang begitu saat pertama, kujamin Ommie sangat penyayang dan lucu, kau percaya, kan?”

Zayn tertawa kecil, sungguh gemas dengan yang di hadapannya―entahlah yang ia maksud Ommie atau Ozyra. “I believe that.

“Haha, yeah, you should anyways,” Ozyra mengangkat bahu. “Terima kasih sekali lagi. Aku akan mengandanginya lagi dan kembali dengan tugasku,” ia menyikut mobil yang masih setengah selesai pengerjaannya.

“Hm.. Lanjutkan saja tugasmu. Kalau begitu.. Aku permisi?”

Ozyra mengangguk sementara Zayn perlahan mundur sebelum berbalik badan. Belum lima detik, ia kembali memutar tubuhnya, “So who’s the owner of that Ommie?”

Me,” jawabnya polos.

“Aku tahu,” Zayn tertawa geli. “Namamu?”

“Ozyra Claire Owen.”

Ia mengangguk, “Nice name..” jawabnya dan kali ini benar berjalan pulang.
..for a nice girl.

* * * * *
dedicated to the cute gurl vommenter from the previous chap!
and u guys.. please leave yours<3<3<3
ZAYN'S GIF THO XXXXXXXXXX

Hey, Zayn ↦(z.m)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang