Sebuah Penantian (2)

224 28 2
                                    

Part 2

Tunggu, tapi kok ada yang aneh, ya......

perutnya kok??......

"Perkenalkan, ini istriku. Kami menikah sekitar 6 bulan yang lalu." bagai petir di siang bolong, kini hati ku benar benar terasa diinjak beribu ribu gajah. Tidak tidak, dia pasti bercanda.

"Apa kau sedang bercanda, by?" tanyaku memastikan.

Dia tersenyum dan menghampiri ku. Kemudian menggandeng tangan ku dan berjalan menuju sofa.

"Apa aku terlihat bercanda?" Suga berjalan pada wanita itu dan mengusap perut si wanita yang tampak membesar. "Lihat lah, sekitar  4 bulan lagi aku akan menjadi seorang ayah."

"A-apa maksudnya?" seketika air mataku membasahi pipi. Aku hanya bisa menatap nya dengan ketidak percayaan. Bagaimana mungkin Suga berkhianat seperti itu? Bukan kah ia sudah berjanji?

Tubuhku terasa lemas, bahkan kakiku seakan tak mampu menopang tubuh ini. Aku jatuh terduduk, dan Sinb adalah orang pertama yang menolongku.

"Ini minum dulu." ujar Sinb yang memberikan ku segelas air putih.

"Bagaimana mungkin? k-kau mengkhianati ku ,by?" gumam ku sambil menatap nya tak percaya. 
"Apa salahku?!!!  Kenapa kau tega sekalii?!!" teriakku sekencang kemcang nya.

"KATAKANNN!!" 

Aku benar benar sangat hancurr, penantian ku selama bertahun tahun ini  berujung pahit. Dia pulang dengan membawa seorang istri yang sudah hamil lima bulan. Ya, Tuhan kenapa harus aku yang mengalami ini semua? Kenapa?

"Umji-ya. Aku minta maaf. Aku melakukan ini karena tidak ada yang mengurusku di sana. Jadi  aku menikahi dia."

"Kau bisa membawa ku ke sana bersama mu."

"Tapi kau tidak bisa bahasanya, dan jika di bandingkan dengan nya ilmu mu tak ada apa apa nya."

"SUDAHH CUKUPPP!!!  Jika memang kamu mencintai seseorang karena kepintaran nya, kenapa dari awal kita pacaran?! Bahkan kau menjanjikan ingin melamarku?!"  ucap ku sambil menangis sekencang kencangnya.

"Aku juga berniat untuk menikahi mu... Apa kau mau jadi istri kedua ku?" bicara apa dia? Setelah perlakuan nya yang seperti ini, dia mengajak ku menikah dan menjadikan ku istri ke 2. Wanita bodoh mana yang mau menerima lamaran nya.

"Apa kau sebodoh itu, Suga-ssi? Mana ada wanita yang mau dijadikan istri ke 2. Aku sangat yakin, jika aku menerima mu, hidup ku akan sangat hancurr."

"Percayalahh..."

"Kau pikir, pria seperti mu patut dipercaya? Setelah 4 tahun menunggu, apa ini balasan mu? Kau melarang ku dekat dengan pria mana pun, tapi lihat lah dirimu yang bodoh ini. Kau bahkan menikah tanpa sepengetahuan ku."

"Aku mencintaimu juga, Umji. Percayalah."

"Cintai saja istrimu dan calon anak mu! Tak usah pedulikan aku. Ayo kita pergi saja." ucap ku sambil menarik tangan Sinb untuk meninggalkan mereka disana.

"Makanlah, aku sudah susah payah menyiapkan itu semua untuk kalian. Selamat beristirahat." ucap ku sebelum benar benar meninggalkan mereka.

"Umji, tunggu dulu...." teriak Sugaa. Aku sudah tak ingin mempedulikan nya lagi. Cukup sampai disini, dan jangan sampai terulang lagi.

2 tahun kemudian....

  Aku yang sudah melupakan semua nya kini hidup bahagia bersama teman teman baik ku. Aku memang belum berpacaran lagi karena masih trauma, tapi aku bahagia dengan kehidupan ku sekarang.

Aku yang tengah asik berbelanja bersama Sinb dan Moonbin, dikejutkan oleh kehadiran pria yang selama ini ku anggap sebagai manusia paling tidak berperasaan.

Ia menghampiriku bersama seorang anak perempuan di pangkuannya. Aku yang sudah tahu jika itu adalah anak dari istrinya hanya memalingkan wajah dan mengajak kedua temanku untuk pergi.

Tapi seruan itu menghentikan langkah ku.

"Umji-ya, ku mohon, tunggu sebentar."

"Ada apa?"

"Kau benar soal diriku. Aku pria yang sangat bodoh." ucap nya dengan wajah yang begitu melas.

"Lalu?"

"Istriku meninggalkan ku bersama anak ku. Dia mengambil sebagian hartaku, lalu menikah dengan pria lain. Kini aku merasakan apa yang kamu rasakan dulu. Aku benar benar minta maaf."

"Bagaimana rasanya?"

"Benar benar sangat sakit. Aku minta maaf, Umji-ya. Aku sadar sekarang."

"Baguslah. Setidak nya dirimu tak akan menyakiti hati perempuan lain lagi. Sudah cukup aku saja."

"Umji-ya, apa kau masih mencintaiku? Maukah kau menikah dengan ku?" ucapnya kemudian berlutut sambil memberikan sebuah cincin.

"Maaf, aku sudah tidak berminat menikah dengan mu. Sudah, ya, aku pergi dulu."  dibalik perkataan ku, sesungguh nya aku sangat kasihan pada nya. Apalagi dia mengurusi anak nya sendirian. Tapi apa boleh buat, dia sudah menghancurkan hatiku sebelum nya. Jadi biarkan saja.

Aku menghentikan langkah ku, ketika mengingat ada sebuah lowongan pekerjaan di kantor ku. Menawarkan padanya mungkin tidak masalah.

"Suga-ssi, jika kau mau, ada lowongan pekerjaan sebagai karyawan di kantor tempat ku bekerja. Jika kau mau datang saja besok." ucap ku kemudian membalikan badan.

"Aku akan datang!!" teriak nya..

"Apa tidak papa membiarkan ia bekerja disana?" tanyaa Sinb.

"Kurasa tidak papa. Lagian aku juga tidak akan sering bertemu dengan nya." balas ku

"Baguslah kalo begitu.."

"Ayo kita nikmati liburan kita kali ini..." Seru Moonbin semangat.

"Yaaa!!"

[TAMAT]

Thanks for reading guys ^^
Jangan lupa vote dan komen nyaa hehe 🤗

Next time EunEun couple😚😚

 One shootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang