Si Rambut Apel

277 27 2
                                    

Budayakan vote dan coment, sesudah atau sebelum membaca, ya^^

Happy reading^^

   Rambut dengan warna merah terang menurut ku adalah suatu hal yang sangat aneh, dan tentunya sangat berbeda dari kebanyakan orang di sini. Entah siapa nama gadis sang pemilik rambut apel itu, kurasa dia bukan berasal dari Indonesia. Gadis itu membuat ku penasaran.

Aku tak pernah memiliki niat untuk memata matainya, atau apapun itu. Yang ku inginkan hanyalah menyapa nya, berbicara banyak hal dan berteman tentunya.  Tapi kurasa dia sulit untuk di dekati. Tatapan matanya yang tajam sudah bisa menjelaskan sifat kepribadiannya.

Setiap pagi ia selalu pergi ke mall yang ada di seberang apartement nya, entah apa yang dia beli sehingga mengharuskan nya bolak balik ke mall setiap hari. Aku tak sempat memperhatikan nya saat ia pulang, karena aku bekerja mulai pukul delapan pagi, dan gadis itu seperti nya berada di mall lebih dari 2 jam setiap hari nya.

Aku melirik jam yang tergantung menghiasi dinding berwarna cream di kamar ku. Jarum jam sudah menunjukan pukul tujuh tiga puluh, itu artinya aku harus segera bergegas. Aku bekerja di sebuah perusahaan iklan yang cukup besar di kota ku, dan yeahh, aku hanya seorang karyawan biasa.

Dua puluh lima menit berlalu dan aku sudah berada di dalam mobilku dan segera berangkat. Prinsip ku dalam bekerja tentu saja tidak boleh terlambat, atau aku akan turun pangkat menjadi seorang yang membersihkan seluruh kantor atau bahkan tukang seduh kopi. Jelas itu sangat mengerikan.

Jalanan yang kulalui tidak begitu ramai, sehingga membuatku sampai tepat waktu. Baru beberapa langkah menyusuri lobi perusahaan, teman seperjuangan ku tiba tiba menyapa dan mengadu tos, itu kebiasaan kami saat bertemu.

"Si rambut apel, kamu udah tau nama lengkap nya?" tanya Aldi, dan aku hanya menggeleng kan kepala. "seperti nya kamu harus
 berusaha lebih keras, hahaha." Yeahh, kurasa dia sedang mengejek ku sekarang.

"Oh, ya. Kau memberikan nama panggilan yang unik untuk nya. Si rambut apel. Hahaha. Itu sangat lucu sekali, Fer. Kurasa dia akan marah jika mengetahui nya." seru Aldi sambil terus tertawa.

"Sudahlah, kau terlalu sering mengejek ku, Al." ucap ku tak bersemangat.

"Baiklah, baik. Aku berhenti, Fer."

Kami menaiki lift dan sampai di lantai tiga tempat ku dan Aldi bekerja. Aku segera menduduki kursi ku, dan meregangkan sebentar otot otot ku.

Ting...

Ponsel ku berbunyi dan nampak notifikasi pesan dari Aldi. Buat apa dia mengirimi ku pesan, sedangkan dia duduk di sebelahku. Ah, lupakan saja. Aku segera membuka pesan dari nya.

WhatsApp

Adliansyah.                                 📽     📞        :
Online

                                 📽     📞        : Online

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 One shootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang