Sesampai di rumah aku langsung ke kamar tidur. Bangun-bangun aku melihat jam sudah jam 10 pagi. Aku langsung bersih-bersih kamar lalu mandi. Selesai mandi aku langsung membuka Laptop untuk melanjutkan ceritaku yang belum terselesaikan. Setelah aku menyicil cerita itu, aku langsung membuka Hp dan melihat kalau Kak Rafa chat.
"Bangun ayo udah pagi". Kata Kak Rafa.
"Iya udah". Jawab Diva.
"Chat jam berapa di jawab jam berapa". Kata Kak Rafa.
"Hehehe maaf". Kata Diva.
Beberapa minggu kemudian Aku di kabari Kak Rafa kalau anak koor mengadakan Sahur On The Road yang ke 2. Kak Rafa datang ke rumah karena ingin mengajak aku keluar. Ternyata Dia mengajak aku ke cafe dan membicarakan soal Sahur itu.
"Kak Rafa ikut?". Tanya Diva.
"Enggak, tapi anak koor ngajak beberapa anak yang bukan koor". Jawab Kak Rafa.
"Oh, kalau misalnya aku ikut apa kamu bakal nunda acara kamu itu?" Tanya Diva.
"Emangnya ikut?" Tanya Rafa.
"Buktinya yang awal ikut kan". Kata Diva.
"Iya kenapa kalau ikut lagi gak boleh, Aku pingin Kak Rafa ikut juga" Kata Diva.
"Tapi aku enggak bisa ikut". Kata Rafa sedikit emosi.
"Ya kenapa kasih alasan". Kata Diva.
"Aku gak bisa Diva". Jawab Kak Rafa. Aku langsung meninggalkan cafe itu dan pulang naik ojek online. Sesampai dirumah aku langsung ke kamar. Ternyata aku ketiduran dan melihat jam sudah jam 1 pagi, aku siap-siap ganti baju dan cuci muka lalu meminta Pak supir untuk mengantar aku ke sekolah.
"Loh Rafa mana?". Tanya temennya Kak Rafa.
"Katanya Dia gak ikut Kak". Jawab Diva. Temennya hanya mengangguk lalu mengajak aku untuk naik ke atas pick up. Di tengah perjalanan ada yang menghalangi jalan dan salah satu anak koor bilang kalau itu adalah musuh bebuyutan anak koor di sekolahku.
"Ada apa Kak?". Tanya Diva.
"Kamu tunggu sini jangan kemana-mana". Kata Temennya Kak Rafa. Anak koor yang laki menyuruh beberapa anak untuk menjaga aku, salah satu anak koor langsung menelpon anak koor yang lain untuk datang karena memang kita di sana kalah jumlah. Tiba-tiba tanganku langsung di tarik oleh mereka.
"Oh ini cewek yang sekarang lagi deket sama Rafa, cantik juga". Kata Devan (Musuh Rafa). Di sana aku benar-benar takut, aku terus memberontak sampai-sampai aku di tampar dan di ujung bibir aku berdarah. Batinku " Kak Rafa dimana Diva takut ". Tiba-tiba aku merasa silau karena lampu motor dan ternyata itu Kak Rafa.
"Lepasin Diva sekarang juga". Kata Kak Rafa.
"Kalau gue gak mau gimana". Kata Devan. Kak Rafa langsung memberi isyarat menyuruh aku untuk menunduk. Setelah aku menunduk Kak Rafa langsung menghajar Devan di sana. Aku benar-benar takut sampai menutup telingaku rapat-rapat. Setelah itu aku ada yang memegang tanganku, Aku langsung mendongak lalu memeluk Kak Rafa.
"Udah gapapa, tenang". Kata Kak Rafa sambil mengelus punggungku. Di sana aku menangis. Kak Rafa langsung melihat wajahku dan melihat kalau di sudut bibir aku berdarah.
"Ini kenapa?". Tanya Kak Rafa. Aku hanya diam saja lalu Kak Rafa tanya kepada temannya.
"Di gampar sama Devan". Jawab temannya.
"Bajingan". Kata Kak Rafa. Kak Rafa langsung meminta temannya untuk mengambil P3K di mobil pick up. Setelah itu lukaku di obati sama Kak Rafa, dan aku sedikit meringis karena sakit.
"Tahan ya emang agak sedikit sakit". Kata Kak Rafa.
......
Gimana nih kelanjutannya hayo pada kepo ya, ikutin terus jalan ceritanya.
Jangan lupa follow,vote dan coment ya gaes. Terimakasih, semoga suka sama ceritanya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS SUPORTER (COMPLETE)
Short StorySeseorang cewek yang bernama Diva yang beberapa bulan yang lalu putus dengan kekasihnya, dan bertemu dengan cowok yang bernama Rafa dia adalah Capo dari anak koor di sekolahku. Maaf kalau ada kata-kata yang mungkin typo. Jangan lupa vote, follow d...