Setelah selesai di obati, Kak Rafa langsung membawa aku ke motornya untuk mengantarkan aku pulang. Sebelum naik ke motor Kak Rafa melepas jaketnya dan diberikan kepadaku. Aku langsung tanya ke Kak Rafa.
"Kenapa Kak Rafa dateng ke sini, bukannya ada acara?". Tanya Diva.
"Aku cancel". Jawab Kak Rafa. Diva bingung.
"Kenapa di cancel?". Tanya Diva.
"Aku khawatir sama kamu, aku gak mau kenapa-napa". Jawab Kak Rafa. Setelah itu aku langsung naik ke motornya. Selama di perjalanan kita berdua tidak membuka omongan sama sekali. Sesampai di rumah aku langsung menyuruh Kak Rafa untuk pulang ke rumahnya.
Hari ini adalah hari Senin di mana upacara akan di mulai, siswa-siswi semua pun berbaris. Aku merasa aneh dengan Kak Rafa semenjak dia bertengkar dengan Devan. Dia kayak menjauh dari aku. Beberapa menit kemudian upacara selesai, aku langsung menuju ke kelas dan aku mendengar temennya Kak Rafa bilang "Kapan di tembak". Aku tidak mengambil pusing, aku langsung bergegas ke kelas karena pelajaran sebentar lagi di mulai.
Beberapa minggu kemudian pengambilan rapot, beberapa hari kemarin waktu di sekolah aku tidak bertemu dengan kak Rafa dan tidak chat sama sekali. Pengambilan rapot pun aku ikut datang ke sekolah dengan orangtuaku dan waktu ingin menuju ke kelas, Aku melihat kak Rafa dengan mamanya. Aku pun kaget tiba-tiba kak Rafa pun memanggilku.
"Hai Diva". Kata Rafa sambil melambaikan tangan. Aku langsung menoleh dan mamanya melihat aku dengan tersenyum. Aku pun ikut tersenyum juga.
"Pacar kamu?". Tanya Mamanya.
"Bentar lagi ma tenang aja". Jawab Kak Rafa. Aku langsung kaget dengan jawaban Kak Rafa. Setelah itu mamanya Kak Rafa pamit ke aku buat mengambil rapotnya Kak Rafa.
"Ngapain manggil-manggil". Jawab Diva (dengan nada ketus).
"Kok ketus banget sih, kenapa?". Tanya Kak Rafa.
"Gapapa". Jawab Diva.
"Kalau gapapa berarti ada apa-apanya". Kata Kak Rafa.
Aku pun sedikit kesal tapi aku tidak meladeni kak Rafa, aku pun langsung berjalan untuk menuju ke kelas, tetapi tanganku di tahan oleh kak Rafa. Beberapa anak-anak yang berada di atas pun langsung melihatiku dan aku merasa malu, Akhirnya aku melepas tangan kak Rafa dan langsung pergi dari tempat itu.
Diva merasa sangat malu karena diperlakukan seperti tadi. Selesai mengambil rapot aku pun tetap di atas dengan anak-anak tetapi orangtuaku sudah kembali duluan. Belum beberapa jam aku sudah bertemu lagi dengan kak Rafa, dan tidak tahu bahwa kak Rafa lagi menuju ke kelasku, dan tiba-tiba saja kak Rafa menembakku untuk menjadi pacarnya di depan teman-temanku sambil membawa bunga. Setelah aku berfikir lama akhirnya aku menerima kak Rafa menjadi kekasihku, apa salahnya kita mencoba. Akhirnya aku mengambil bunga yang ada ditangan, temanku langsung bersorak-sorak. Kak Rafa langsung memeluk aku.
"Ini di tempat umum Kak, jangan gini". Kata Diva.
"Gapapa, lagian guru juga gak tau". Jawab Kak Rafa.
Setelah itu Kak Rafa mengantarkan aku pulang ke rumah, sesampai di depan rumah aku langsung turun ingin masuk tapi tanganku di pegang sama dia.
"Kenapa?". Tanya Diva.
"Gapapa, makasih ya". Jawab Kak Rafa.
"Makasih udah mau nerima aku". Kata Kak Rafa.
"Sama-sama Kak". Jawab Diva.
"Jangan panggil Kak lagi aku gak suka". Kata Kak Rafa ketus.
"Iya Rafa". Kata Diva sambil tersenyum.
"Begitulah percintaan Rafa dengan Diva berawal dari suporter".
"Cintailah orang yang benar-benar mencintaimu, karena belum tentu kita mendapatkan cinta yang tulus dari seseorang yang kita cintai".
Jangan lupa follow, vote dan coment ya gaes. Terimakasih, semoga suka sama ceritanya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS SUPORTER (COMPLETE)
Short StorySeseorang cewek yang bernama Diva yang beberapa bulan yang lalu putus dengan kekasihnya, dan bertemu dengan cowok yang bernama Rafa dia adalah Capo dari anak koor di sekolahku. Maaf kalau ada kata-kata yang mungkin typo. Jangan lupa vote, follow d...