After Midnight - Part 3

1.7K 272 111
                                    

Jensoo💙

Happy Reading

#Jennie Side

Two Years Later

Dia mengendus leherku, rasa geli membuatku tersenyum lebar walaupun mataku enggan untuk terbuka. Ia terus menggodaku dengan suara cekikikannya. Telunjuknya bergerak menyentuh leherku hingga suara erangan lolos dari tenggorokanku begitu saja.

'Hentikan Jisoo-ya, sebelum aku membalasmu.'

'Hentikan. Jangan menggodaku.'

“Ayo bangun,” ujarnya lalu meniup kedua mataku, aku masih enggan untuk membuka mataku.

“Ayo bangun,” ujarnya lagi, kali ini suaranya lebih rendah. Aku bisa merasakan nafasnya menerpa wajahku.

Cup.

Mataku terbuka lebar saat bibirnya menempel pada bibirku, aku baru saja akan membalasnya saat wajahku berubah kaku seolah tak memiliki syaraf.

“Irene?” ucapku terkejut.

Suaraku terdengar seperti gabungan dari rasa tercekat dan kecewa. Rasanya seperti seseorang baru saja memukul wajahku dengan sangat keras. Untuk sepersekian detik aku merasa linglung.

Kupikir… kupikir tadi itu Jisoo.

Irene memundurkan tubuhnya.

“Jennie-ah, gwaenchana?” tanya Irene dengan khawatir, wajahnya terlihat seperti ia baru saja melihat sesuatu yang mengerikan.

Apakah ekspresi wajahku benar-benar membuatnya terkejut?

“Kau kenapa?” tanyanya lagi, kali ini aku bisa lihat bahwa ia benar-benar tak mengerti dengan responku padanya.

Kuedarkan pandanganku menatap interior ruangan ini, sedetik kemudian tubuhku berubah lemas. Kutolehkan kepalaku pada Irene, wajahnya masih sama seperti tadi. Ia mencengkram selimut menutupi tubuhnya. Kupalingkan wajahku pada tubuhku sendiri. Oh ya, aku ada di atas ranjang tidur bersama wanita yang sudah dua tahun belakangan ini tak bisa terlepas dari diriku.

“Aku butuh kopi.” Ucapku singkat lalu berdiri meraih jubah tidur yang tergantung di samping kepala ranjang. Dengan cepat kupakai jubah itu untuk menutupi tubuhku. Tanpa memperdulikan Irene yang terus menatapku, aku berjalan keluar dari kamar ini.

Blammm

Kututup pintu dengan keras lalu berjalan menuju ruang santai setelah sebelumnya mengambil secangkir kopi yang sudah disiapkan oleh pembantu rumah tangga di atas meja tepat di sebelah pintu kamar. Kutatap pemandangan dari jendela besar di ruang santai ini, kusesap kopi di cangkir sambil menghirup aromanya. Aku sangat suka aroma kopi ini. Aroma kopi selalu membangkitkan ingatanku tentang Jisoo. Kami selalu minum kopi bersama. Ya, ini minuman favorit kami.

Tanpa sadar hatiku bertanya-tanya bagaimana keadaannya setelah dua tahun ini. Ini pertanyaan yang sama dan selalu menjadi pertanyaan tanpa jawaban. Aku merindukannya, sangat merindukannya. Apakah dia juga merindukanku?

Tidak, kurasa ia tak merindukanku setelah semua yang kulakukan padanya. Apakah aku masih pantas menjadi orang yang ia rindukan setelah menjadi orang brengsek dengan meninggalkannya di hari pertunangan kami, aku tak pernah sekalipun menghubunginya sejak tinggal di sini.

Sekalipun.

Ini rumit untuk dijelaskan. Ini terlalu rumit. Beban di hatiku selalu menumpuk setiap harinya bila mengingat janji dan semua hal yang aku ucapkan padanya. Aku memang orang yang sangat brengsek.

After Midnight (Short Story)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang