After Midnight - Part 7 (END)

2.4K 285 106
                                    

Jensoo💙

Happy Reading

The Next Day…

Aku berdiri dan menatap dekorasi ruangan yang sudah kuselesaikan sejak kemarin. Rumah pohon ini begitu usang dan banyak debu di mana-mana saat aku mendatanginya kemarin. Rumah pohon ini sudah bertahun-tahun tak diurus, kupikir mungkin Jisoo akan mengurus rumah ini tapi ternyata tidak. Aku juga tidak banyak berharap ia akan membersihkan rumah pohon ini. Kami sudah jarang mendatangi rumah ini sejak kami lulus kuliah. Rumah pohon ini menjadi basecamp kami bila kami sedang malas pulang ke rumah. Hanya kami berdua yang memiliki kunci rumah pohon ini. Aku ingat kami memliki banyak kenangan sejak kami kecil di rumah pohon ini.

Kutatap kue tart yang Krystal eonnie buatkan tadi malam untukku. Hari ini adalah hari ulang tahun Jisoo. Aku sudah mengatur semuanya. Aku akan mengatakan semua yang terjadi di London dan alasan aku meninggalkannya dengan sejujur-jujurnya. Setelah itu kami bisa merayakan ulang tahunnya. Ia selalu suka merayakan hari ulang tahun di sini.

Saat Irene lebih memilih menghabiskan waktu berdua di restaurant mewah, Jisoo lebih memilih merayakan di sini. Rumah ini dibuatkan oleh ayahku saat kami masih kecil. Jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah kami berdua dulu, saat masih tinggal di perumahan yang sama. Rumah pohon ini ada di belakang perumahan yang jarang dikunjungi orang-orang bahkan hampir tidak pernah dikunjungi.

Kutatap jam tanganku, sudah hampir tengah hari dan Jisoo masih belum datang. Aku sudah di sini sejak pagi buta. Aku menunggunya datang dengan melakukan persiapan untuk merayakan ulang tahunnya. Aku ingin memberikannya kenangan indah, setidaknya sekali saja aku melakukan sesuatu yang manis untuknya. Karena ini hari minggu jadi ia tak mungkin bekerja. Ia mungkin bangun siang jadi ia belum juga datang. Sejujurnya aku khawatir bila ia memutuskan untuk tidak datang hari ini.

Kubuka jaket musim panasku lalu menuruni tangga dan keluar dari rumah pohon ini. Mungkin sedikit bermain di halaman bawah akan mengusir kegelisahanku. Setelah kakiku menginjak tanah, kurenggangkan tubuhku lalu mulai berjalan mengitari halaman bawah rumah pohon ini. Dulu di sini ada lapangan luas tempat aku dan Jisoo bermain sepeda, sekarang tampak tertutup oleh rumput setinggi betis.

Dengan langkah santai aku berjalan menuju balik pohon. Kami biasanya melihat matahari terbenam dari rumah pohon kami. Tempat ini memang sangat strategis untuk menghabiskan sore hari, itulah mengapa kami lebih senang tinggal di sini dulu.

Flashback

“Lihat langit jingga itu, aku tidak tahu mengapa ayahmu pandai memilih lokasi untuk tempat bermain kita dulu. Aku suka melihat matahari terbenam.” Ucap Jisoo sambil menunjuk ujung langit.

“Aku juga. Rasanya hangat, bukan?” balasku pada Jisoo.

Kutatap tugas kuliahku lalu mulai kembali bergelut dengan laptop dan buku-buku tebal kedokteranku.

“Jangan mengerjakan tugas dulu. Lihat matahari terbenam dulu, baru kau lanjutkan kembali.”

“Aku masih bisa melihatnya besok.” Balasku.

“Cih~ besok aku tak akan ke mari, kau tak akan melihatnya denganku.” Balasnya santai.

“Kau mau ke mana?”

“Aku ada kulaih sampai malam.”

Flashback end

Bibirku tersungging mengingat kenangan kami. Kutatap rumah pohon kami. Akankah kami menjadi seperti dulu lagi? Aku benar-benar menginginkannya. Mendengar suaranya kemarin membuatku merasa begitu senang. Setelah dua tahun pergi dan tak bertemu sama sekali dengannya aku benar-benar merasa hidup kembali saat melihatnya.

After Midnight (Short Story)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang