Sebulan sudah menjalani jenjang sekolah SMP di citra pelita. Seperti anak anak yang lainya Fatih pun melewatinya dengan suka duka. Terlepas dari itu ia sadar bahwa ada teman yang selalu mengusir rasa bosan nya itu dalam menjalani sekolah.
***
Matahari baru menunjuk kan ujung wajahnya. Waktu menunjukan 06.15.
Dengar suara ibunya membangunkannya, Fatih langsung terbangun dari tempat tidur..
Lalu mandi dan selepas memakai seragam sekolah ia sibuk menyiapkan buku pelajaran untuk sekarang hari Senin."Kebiasaan kamu fath, pasti kalo menyiapkan buku pagi - pagi!" Berkata ibunya yang kesal melihat anaknya selalu menyiapkan buku dipagi hari bersamaan dengan mau berangkat sekolah.
"Ingat loh ini hari senin. Jangan sampe kaya kemarin salah nyiapin buku!" ibunya pun mengingatkan bahwa ini hari Senin. Karena diminggu lalu Fatih salah menyiapkan buku untuk hari kamis menjadi hari Jum'at.
"Iya Bu, aku inget ko kalo ini hari Senin. Yaudah aku makan dulu! Nasi gorengnya sudah masak kan?" Fatih pun menjawab dengan nada yang agak sedikit kesal. Bukan karena kesal dengan ibunya, melainkan dengan dirinya sendiri. Mengapa ia salah menyiapkan buku.
Sesudahnya menyantap sarapan paginya. Fatih pun mencium tangan ibunya untuk berpamitan. Dan menuju keluar pintu yang pada saat itu bapak nya sudah menunggu didepan dengan motornya untuk mengantar fatih kesekolah.
Sebelum pagi menjalang, dimalam itu Fatih sempat menikmati malam dan berbaur dengan perasaan rindunya. terhadap pujaan hatinya yaitu Mirza. Agar perasaan itu sampai kefikiranya agar bisa ia tuliskan dibuku harianya.
"Khayalan bersamamu yang aku harapakan. kekalahan yang aku dapatkan. Banyak orang bilang kita hidup untuk menang..entah aku harus melihat dari sisi mana kemenangan itu...Aku harap aku bisa melihatmu kembali, walaupun kemungkinannya sangat kecil. Tetapi tidak ada yang mustahil didunia ini.
Tuhan telah memisahkan kita dan aku yakin Tuhan sangat bisa. Mempertemukan kita kembali"Fatih pun menuliskan perasaan nya dibukunya dengan pena warna biru seperti warna langit dan mungkin sebesar itulah rasa rindunya terhadap Mirza.Sesampainya digerbang sekolah, Fatih pun turun dari motor sang ayah. Lantas yang pertama ia menadangkan tangan keatas untuk meminta uang saku dan setelah itu baru ia mencium tangan sang ayah.
Langsung saja Fatih menuju kekantin, biasanya si Iqbal sudah ada disana, dengan beberapa teman lainya. tepatnya diwarung Bu ekah, penjual nasi uduk.
"Fath kesini!" Benar saja si Iqbal sudah ada disana, sembari menyantap nasi uduk yang ada dimeja tersebut.
Bu ekah. Terkenal dengan orang yang ramah Dimata anak murid - murid SMP Citra Pelita. Khususnya para murid laki - lakinya. Dikarenakan bisa ngutang dulu diwarung dia walaupun kadang - kadang kurang 1000(seribu).
Nah, dari situlah warung Bu ekah dijadikan base camp sama Fatih, Iqbal dan teman - teman lainya."Awas sambelnya jangan kebanyakan. nanti mencret lagi!" Berkata Fatih kepada Iqbal. Dikarenakan Iqbal suka sekali dengan sambel tetapi tidak untuk perutnya. Karena sering sekali dia bulak balik ke toilet sehabis memakan sambel Bu ekah.
Jarum jam menunjukan 07.10 lima menit lagi bel sekolah berbunyi untuk menandakan semua murid harus masuk ke kelasnya masing - masing.
Baru saja Fatih dan teman - temannya beranjak dari tempat duduknya. Syifa datang kewarung Bu ekah untuk membeli gorengan.
Selain menjual nasi uduk, Bu ekah juga menjual gorengan seperti tahu isi, bakwan, risol dan pastel.
Dan gorengan Bu ekah. Gorengan favorit Syifa dan teman - temanya disekolah Citra Pelita."Liat fath, calon pacar gua Dateng" Ikbal yang melihat syifa Sambil menyikut badan Fatih.
Sudah dari awal masuk SMP Citra pelita Iqbal menaksir Syifa. Namun sudah sampai sebulan ini, Syifa belum juga meresponnya.
Fatih hanya terdiam dan melihat syifa. Dan secepat kilat Syifa membalas tatapan Fatih dan melemparkan senyum tipisnya. Yang hari demi hari Minggu demi Minggu sampai bulan Juli ini semakin indah untuk dipandang.
Bisa dibilang karena efek gigi gingsulnya dan lesung pipinya.'kenapa ya semakin lama semakin kesini, dia keliatan cantik banget...
Ga ga, gua gaboleh naksir sama dia. Bisa gawat pertemanan gua sama iqbal' (Fatih sadar kalau Syifa sudah ada yang menyukainya. Iqbal. Temanya sendiri)"Ayu fath, masuk kelas! gua mau ngerjain PR. lumayan masih ada lima menit lagi buat tiga soal!?" Ikbal yang masih belum selesai mengerjakan PR nya langsung menyuruh Fatih untuk masuk kelas.
"Hah,,PR? Bukannya kalo ngerjainnya dikelas jadinya PS? Pekerjaan sekolah!" suasana pun pecah, Fatih Iqbal dan yang lainya melepas tawa sambil berjalan menuju kelas.
Tawa itupun meleburkan pesona Syifa. Si perempuan cantik di SMP Citra Pelita.
*
Semantara itu dijawa barat. Dikota Bandung, dimana Mirza sudah setahun lebih tinggal disana.
Baru kemarin hari Minggu dia dan mamahnya berkunjung kerumah Tante Lia. untuk yang kedua kalinya."Mah kalo boleh tau, anaknya Tante Lia namanya siapa ya?" Rasa penasarannya pun diungkapkan dengan bertanya kepada mamahnya waktu didalam mobil saat menuju kerumah Tante Lia.
"Masa kamu gak tahu. Emang nya kamu gakenalan pas pertama kali kita kerumah Tante lia?.. kan kamu pas waktu itu izin kedepan halaman. Bilangnya mau ngeliat tanaman bunga. Hmm..bilang aja kamu mau ngeliat dia kan si Arthur itu" mamahnya pun menyadari rasa penasaran Mirza, dengan melayangkan pertanyaan dengan nada meledek.
Mirza pun memasang muka jutek. Dikarenakan aksinya yang terpesona terhadap Arthur diketahui mamahnya. Lantas saja dia memalingkan wajahnya kejendela mobil disebelah kirinya.
Semsampai digerbang rumah Tante Lia. Lagi - lagi Mirza melihat Arthur dihalaman depan. Kali ini bukan menyiram tanaman, melainkan sedang melukis tanaman bunga yang ia rawat.
Lantas saja Mirza melihat sekilas lukisan Arthur, yang ia lukis dengan hati - hati dan penuh persaan yang mengalir lewat jari - jarinya dan tersalurkan lewat kuas dan cat warnanya.
Mamahnya pun langsung menuju pintu rumah Tante Lia, yang dimana Tante Lia sudah berdiri didepan pintunya untuk menyambutnya.
"Ohiya, Mirza tolong kamu temani Arthur dihalaman depan. Dari jam tujuh dia melukis sampe mau jam sembilan belum selesai - selesai" Tante Lia kesal dengan Arthur dikarenakan terlalu sibuk dengan kesukaannya.
Lantas saja Mirza kali ini tanpa ragu melangkahkan kaki kehalaman depan untuk menemani Arthur. Walau dia akan tahu kalau dia akan dicampakan lagi.
"Ada apa mau keisini?mau memetik tanaman bunga ku lagi!" tanpa menengok sosok yang datang kepadanya. Arthur merasakan kedatangan Mirza.
"Yaudah, aku pergi saja" Mirza pun langsung membalas pertanyaan tersebut untuk pergi dari halaman itu.
"Hey, tunggu! Kesinilah sebentar lihat lukisan ku ini. Apakah sudah sempurna apa masih ada yang kurang?" Arthur yang penasaran dengan lukisannya yang hampir selesai, mengajukan pertanyaan kepada Mirza tentang pendapatnya.
"Kamu tahu jawabannya apa? Jawabnya ada padamu! Jika kamu menilai lukisanmu jelek sampai kapanpun akan terlihat jelek olehmu.
Begitu sebaliknya jika kamu memandang lukisan itu bagus. Walaupun orang lain menilainya jelek. Pasti akan bagus ketika kamu lihat" Mirza pun langsung mengambil hati Fatih lewat jawaban tersebut.Walaupun Arthur anaknya tak kasat rasa. Begitu mendengar jawaban Mirza hatinya langsung terbuka.
Lalu keduanya saling Duduk bersebelahan. Arthur yang bisa dikatakan dapat pencerahan melanjutkan lukisannya.
Sedangkan Mirza yang terpesona dengan Arthur dan juga lukisan.
Memberi semangat kepada Arthur lewat bahasa tubuh.Keduanya saling nyaman. Walaupun berkomunikasinya masih 2. 3. Patah kata.
Next 👉 nan
Selamat membaca guys
