꒰ [phase 18] ⠇‹3 ˊˎ-

1.2K 242 44
                                    

"kamu pakai pelet apa sih? sampai adik saya berkorban sebanyak itu demi kamu?"

minho makan camilan dengan ganas. setelah pembicaraan mereka meluber kemana mana dan chan juga menceritakan berbagai hal tentang felix, dia jadi merasa kesal. rasa rasanya posisi minho jadi tergantikan oleh lelaki yang jadi bosnya itu.

"saya gak pake sihir apa apa, sumpah!" chan tersedak kopi. mengangkat dua jari tanda bersumpah nggak pakai pelet atau susuk apapun ke felix.

"haha jangan takut begitu. saya harusnya yang berterima kasih sama kamu, chris. terima kasih buat segalanya. terima kasih karena sudah muncul di kehidupan felix, adik saya."

ucapan minho melembut. suaranya menjadi lebih tenang dan ramah daripada yang tadi. kalau chan ingat, yang tadi itu lebih terdengar seperti wawancara interogasi tuduhan terdakwa. chan sampai hampir menyerah tadi kalau gak inget ini kesempatan besar buat chan bisa nikahin felix.

"ehm.. tidak masalah." chan menanggapi dengan sopan. apa ini artinya chan sudah lulus ujian seleksi?

minho menatap langit langit ruangan. memilih untuk juga menceritakan masalahnya ke chan. entah darimana ia mendapat kepercayaan itu tetapi insting minho mengatakan chan adalah orang yang baik dan tepat untuk adiknya.

"kamu tahu chris, sebenarnya saya ngerasa takut mau menikah. saya merasa belum saatnya untuk meninggalkan felix demi cinta saya untuk orang lain. saya khawatir dia merasa sendirian lagi seperti waktu ditinggal kedua orang tua kami..."

ya ampun, chan hampir lupa felix pernah putus asa karena meninggalnya kedua orang tua dia. salah saja si felix yang tak pernah mengungkit ungkit masalah itu kembali. felix juga nampak tak ingin membicarakan hal tersebut ke pacarnya.

"chris, bisakah kamu berjanji buat saya? tolong bahagiakan adik saya. tolong buat dia merasa selalu dicintai orang lain. kamu bisa kan? demi cinta seorang kakak untuk adiknya?"

chan menangkap perasaan kesedihan dan kesungguhan di mata minho. sial sekali, kalau begini caranya chan jadi merasa kalah tentang rasa cintanya pada felix.

"saya janji. mencintai felix untuk seumur hidup saya." kata chan tegas dengan kalimatnya.

maka dengan itulah minho tersenyum. berjabat tangan dengan chan lalu mempersilakan lelaki itu untuk pulang kembali ke unitnya. dia berbincang sebentar dengan chan di depan pintu.

"maaf chris, acara cuddle kalian batal. saya pinjam dulu pacar kamu untuk malam ini." minho menyeringai jahil.

"ehh.. tidak masalah. beneran. lagian kamu kakaknya felix." chan ketawa changgung. dia kesel banget sebenarnya tapi mana mungkin chan bisa ngambek ke minho. bisa2 batal kawin dia sama felix.

"omong omong, saya mau kasih tahu rahasia tentang felix."

"rahasia macam apa?" kuping chan langsung sensitif dengar kata 'rahasia' apalagi kalau yang berhubungan dengan felix. siapa tahu suatu hari nanti bisa dibuat mengolok olok anak kecil itu.

"lili. felix suka sekali bunga lili. suatu hari nanti kalau kamu mau ngelamar, coba pakai itu buat ngambil hati dia" sip. itu dia.

"baik. terima kasih. akan saya ingat selalu." chan tersenyum lebar. dia jelas tidak akan melupakan informasi sepenting itu.

"sudah dulu ya. selamat istirahat. semoga lancar hubungannya dengan felix." minho tersenyum melambaikan tangan pamit ke arah chan.

pintu unit 303 ditutup dari dalam. chan bersorak dalam hati sambil meloncat senang sampai dikira orang gila sama penghuni lain. ini berarti minho sudah kasih lampu hijau buat chan deketin adiknya!

oh senangnya~~ apa ini yang dinamakan ngelamar jalur prestasi?!?!?!

© BROWNIE, 180521

felix is so hawt with spectacles :")

❪ 恋 ❫ BROWNIE • chanlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang