꒰ [phase 04] ⠇‹3 ˊˎ-

1.9K 349 49
                                    

"pak tua."

"hai, lix. kamu minta saya sarapan di tempatmu jadi saya datang. 

....dan tolong berhenti panggil saya pak tua, saya baru 23 tahun." kata chan tersenyum getir seolah mau banting felix ke dunia lain.eh ggg

"dude, it's fucking 5 AM. arrghh gue bahkan baru mau tidur..." felix mengusak rambutnya yang berantakan lalu bergeser membiarkan chan masuk.

"saya jam enam sudah sibuk felix..."

"gue tanya gak? bagus, sekarang diem gue lagi bikin sarapan." kata felix melenggang ke arah dapur.

"kamu tidak mau ganti baju dulu?" chan berusaha untuk tak fokus ke felix yang mengenakan tank top dan hotpants.

"nah, i'm okay with this" kata felix remeh.

chan memijat keningnya. felix nya gak masalah tapi masalah buat chan. ya tuhan... chan harus membiasakan diri dengan outfit sehari hari felix kalau  gak mau cepet mati gara gara serangan jantung.

lelaki oktober itu akhirnya diam memandangi isi unit felix yang didominasi dengan warna lembut. satu sisi dindingnya adalah meja besar dengan dua layar PC lengkap dengan kursi gaming dan kamera yang bisa chan tebak adalah perlengkapan tempur felix.

di seberangnya adalah sofa putih yang lembut. ketika chan menduduki sofa itu, bantalan duduknya terasa masih hangat. anak itu tidur disini? tebakan chan dikuatkan dengan selimut yang tergeletak di sisian sofa tersebut.

"ahhh!"

chan bergegas menghampiri felix dan mendapati anak itu ngemut jarinya yang berdarah. chan menarik tangan felix buat diperiksa sebentar.

"kamu punya plester?" tanya chan dan dijawab gelengan kepala felix.

"kamu tunggu disini. jangan ngapa-ngapain dulu saya ambilkan plester di tempat saya"

chan segera kembali ke unitnya. plester itu ditemukan di laci kamar mandi setelah sepuluh menit mencari di seisi apart. saat kembali ke felix, bocah itu sudah menata roti bakar dan cream soup di atas meja.

"bandel sekali kamu ini. kalau luka kamu makin parah gimana?!"

"do i look like i want to obey you?" ujar felix sambil menyeringai jahil.

"hh... terserah kamu saja. sini, kemarikan tanganmu"

chan tarik tangan kanan felix bikin pemiliknya gumamin umpatan dalam bahasa enggres. chan kasih antibiotik di luka felix. perih kata felix tapi dia diem aja karena gak mau dikatain lemah sama chan.

"you have such a tiny hand" kata chan sambil masang plester di jari telunjuk felix.

"o-obatin aja gak usah banyak bacot" gitu kata felix. padahal jantungnya udah maraton olympic. dia pasti juga gak sadar telinganya merah.

"sudah selesai. lain kali hati hati, saya nggak mau ngobatin anak bandel terus"

felix sentil dahi chan sambil bibirnya maju. chan ngeringis kesakitan lalu ikut duduk di kursi seberang felix ikut sarapan bersama. chan diam saja merhatiin felix makan karena bocah itu juga diam tak mengajaknya bicara. tiba tiba ide jahil melintas di kepala chan.

"hehee.. cute little bumble bee"

"lo kesambet setan?!" felix mendelik.

"nggak. rambut kamu pirang kaya bumble bee lucu banget." chan ngulurin tangannya buat ngusak rambut pirang felix. gemes banget chan itu sama rambut fluffy felix. apalagi kalo abis bangun tidur kaya gini.

"dieemmmm makan aja kenapa sih?!"

niat chan buat godain anak kecil itu berhasil. chan ketawa dalam hati karena reaksi felix sangat menyenangkan untuk dilihat. selesai sarapan, chan bantu felix nyuci piring baru bersiap untuk pergi.

"bai bai bumble bee~" kata chan sekali lagi.

"good. fuck off."

abis ngasih chan jari tengah, felix kembali masuk ke unitnya dan merebahkan diri di sofa putih. matanya menatap langit langit ruangan yang sekarang gelap hanya sedikit cahaya matahari pagi yang masuk lewat sela jendela.

"gue.. kenapa baikin pak tua itu ya?" gumam felix. tangannya yang tadi dipasangin sama plester sama chan dilihatin lamat lamat. terakhir, felix senyum kecil kemudian ngasih kecupan di plester itu.

"hehe..."

terus felix ketiduran mimpi indah :D

© BROWNIE, 030521

why felix is chan's baby? im not okay.... :(

❪ 恋 ❫ BROWNIE • chanlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang