Younghoon mengantar ku sampai di kelas. "Masuklah". Aku mengangguk, "iya, kau juga masuk kelas. Jangan membolos." Ucapku pelan.
Dia berdecih sambil tersenyum, "cih iya aku tidak akan membolos, tenang saja aku sudah kau beri makan tadi." Ucapnya sambil tertawa kecil.
"Masuklah." Lanjutnya lagi. Aku mengangguk patuh, lalu masuk ke kelas. Aku melirik sekilas ke belakang younghoon tampak berjalan kembali ke kelas nya juga.
Sampai di mejaku, aku segera duduk, mengambil buku dan pena-ku, bersiap-siap untuk menerima pelajaran selanjutnya.
Baru aku menutup tasku, mejaku tiba-tiba saja di gebrak. Aku menatap yejin dan Sohyun yang berdiri di depan mejaku.
"Bisakah kalian mengetuk meja ku sambil berkata 'permisi' . Tidak sopan menggebrak meja orang seperti itu." Ucapku jengkel.
Mereka tertawa.
"haha mian jihyun-ah, abis aku kaget melihat kau diantar younghoon ke kelas. Apa kalian dekat?". Tanya Sohyun menatap ku penuh selidik.
"Kau tau tadi saat di kantin younghoon juga menanyakan mu. Wahh ada apa ini. Apa kalian punya hubungan?". Yejin juga ikut-ikutan menatap penuh selidik ke arahku.
Aku mengendikkan bahu, "aku tidak punya hubungan dengannya. Kami hanya dekat. Kemarin saat kalian berdua meninggalkan ku di sekolah, aku menunggu bus dengannya. Tapi busnya tidak muncul, jadi dia memutuskan untuk mengantar ku pulang karena kemarin sudah hampir malam. Tak disangka dia juga tinggal di kompleks Seongbuk-dong, tapi rumah'nya di jalan blok C."
Sohyun ternganga, "wow, apa dia mengantarkan-mu sampai rumah?". Tanya-nya sambil menggoyang-goyangkan tanganku.
Aku mengangguk "hmm dia mengantar ku sampai rumah".
Sekali lagi Sohyun menggoyangkan tanganku, "setelah sampai rumahmu, apa kau mengajaknya masuk, apa ada yang terjadi diantara kalian?"
Aku menggeleng, "kau kenapa? Dia hanya mengantar ku pulang, untuk apa aku mengajaknya masuk ke rumahku. Dan tidak terjadi apapun diantara kami. Jangan berpikir yang aneh-aneh."
Sohyun menatap ku sedih, "aku seperti merasa di khianati hiks. Aku mengejarnya dari awal masuk sekolah tapi dia tidak pernah melirikku. Lihat sekarang dia malah dekat dengan sahabat ku. Bahkan mengantarnya pulang. Cih aku sangat iri." Ucap nya sambil pura-pura menghapus air mata buaya-nya.
Yejin menjitak kepala Sohyun, "ck terserah younghoon lah mau dekat dengan siapa saja, sekalipun itu dengan Jihyun. Kau bagaimana sih, katanya sudah pacaran dengan jaewook, bahkan baru saja tadi di kantin kalian saling menyuapi. Sekarang lihat, kau iri dengan Jihyun yang dekat dengan younghoon. Dasar plin-plan!!!". Sarkas yejin.
Sohyun menatap kesal ke arah yejin, "yaa aku kan hanya bercanda, lagipula mau younghoon dekat Dengan siapapun, aku sudah tidak peduli. Aku kan sudah mempunyai pangeran jaewook-ku. Dasar yejin pabbo, kepalaku sakit kan. Kau sangat kasar ughh menyebalkan." Ucap Sohyun sambil mengusap kepalanya.
Aku diam-diam tersenyum saat mendengar Sohyun sudah tidak peduli tentang younghoon.
Entahlah yang pasti saat mendengar itu aku senang.Yejin mengusap kembali kepala Sohyun, "ahh uli agi sohyun-i meoliga apayo, (ahh jadi kepala bayiku Sohyun ini sakit yah), naega jinjja mianhe (aku benar-benar minta maaf). Uwuhh maafkan aku." Ucap yejin seraya meniup-niup kepala Sohyun.
Sohyun menatap kesal ke arah yejin, "aku bukan bayimu sialan!!!".
Yejin dan aku lantas tertawa terbahak-bahak melihat Sohyun meneriaki yejin dengan tampang marah. Jujur saja wajah Sohyun itu menggemaskan ketika marah.
Aku berdehem, "ssst diam. semua orang menatap kita". Aku menatap yejin, "yejin-ah bagaimana? Apa kau sudah mendekati Han gyeol?" Tanyaku sedikit penasaran. Tadi sebelum ke kantin kata yejin dia akan berusaha mendekati Han gyeol.
Kulihat wajah yejin yang seketika berubah masam. "Ada apa?, Apa kau tidak sempat berbicara dengannya?" Tanyaku.
Dia menggeleng, "aniya, aku sempat berbicara dengannya, bahkan aku duduk disebelahnya. Hanya saja tadi saat makan, jaewook membahas seseorang yang katanya sedang disukai Han gyeol. Mendengar itu aku agak kesal, jadi aku langsung berdiri dan meninggalkan kantin. Setelah itu Sohyun mengejar ku." Ucap yejin dengan mata berkaca-kaca.
Aku menatap Sohyun, "siapa yang jaewook bicarakan, apa kita mengenal orang yang disukai Han gyeol itu?"
Sohyun menggeleng, "aku tidak tau siapa. Aku belum sempat bertanya pada jaewook siapa orang yang disukai Han gyeol itu. Saat melihat yejin pergi dari kantin, aku langsung mengejarnya. Nanti akan kutanya kan lagi pada jaewook siapa orangnya. Siapa tau kita mengenal nya." Ucapnya sambil mengelus-elus punggung yejin.
Yejin menyentak pelan tangan Sohyun, "sudahlah tidak perlu bertanya pada jaewook. Jika kita tau orang nya pun, memangnya kita akan apakan orang itu. Tidak mungkin kan kita menyuruhnya untuk menjauh dari Han gyeol. Lagipula terserah Han gyeol juga mau menyukai siapa. Aku tak mungkin melarangnya kan?". Ucap yejin sambil tersenyum kecut.
Aku menghela nafas, "benar, lagipula kau belum lama menyukai Han gyeol kan. Jadi akan gampang melupakannya. Tenanglah. Tidak membutuhkan waktu lama untuk melupakan dia. Iyakan Sohyun." Ucapku sambil memegang tangan yejin.
Sohyun mengangguk dengan semangat, "benar, kalau perlu aku akan mengatur kencan rahasia untukmu, agar kau cepat melupakan Han gyeol."
Yejin tertawa, "hah kalian ada-ada saja. Tak perlu sampai menyiapkan ku kencan. Kalian traktir saja aku makan enak tiap hari, aku pasti akan cepat melupakan nya. Huh kenapa disaat seperti ini aku baru bersyukur memiliki kalian yah."
Aku kembali menatap datar ke arah yejin. Sohyun langsung saja menarik tangannya yang memegang tangan yejin, "itu karena kau tidak pernah menghargai kami sebagai sahabat, jadi kau baru bersyukur sekarang." Kesal Sohyun.
Yejin tertawa, "heyy ayolah aku hanya bercanda, aku sangat bersyukur memiliki kalian dari awal kita bersama. Kemari kalian peluk aku anak-anak ." Ucap yejin sambil merentangkan kedua tangannya.
Aku dan Sohyun langsung saja masuk ke pelukan yejin.
*****
Bel pulang sekolah berbunyi, aku membereskan buku-buku dan alat tulis ku lalu memasukkan nya ke dalam tas.
"Jihyun-ah, yejin-ah aku di Luan. Aku akan pulang bersama jaewook hari ini. Dia membawa motor." Kata yejin sambil berjalan ke arah pintu dan keluar dari sini.
Yejin menatapku, "Jihyun hari ini aku juga dijemput supir ayahku, orangnya sudah sampai di depan sekolah. Aku di Luan, maaf tidak bisa menemanimu berjalan ke halte."
Aku mengangguk, "tidak apa, pergilah."
Yejin segera berlari menyusul Sohyun keluar. Aku berjalan pelan keluar kelas. Sampai di pintu aku dikejutkan dengan kehadiran younghoon di sana. Dia berdiri di sebelah pintu sambil tersenyum lalu menyodorkan yoghurt rasa strawberry kepadaku.
"Sudah kubilang bukan, aku akan mengganti nya. Minumlah." Younghoon menarik tanganku dan meletakkan yoghurt itu ditangan kananku.
Aku tersenyum, "kukira kau melupakan nya."
Dia menggeleng, "mana mungkin aku lupa pada gadis anjing ini." Ucapnya sambil tertawa dan mengusap rambutku. Aku terkejut dengan perlakuan nya padaku. Ohh tidak jantungku mulai lagi berdetak kencang. Aku memundurkan kepalaku sedikit ke belakang, menghindari tangannya.
"Mwo? Gadis anjing? Maksud mu apa?." Heran-ku.
Dia buru-buru menggeleng, "ahh mian. Aku salah bicara. Aku tidak bermaksud apa-apa. Lupakan saja."
"Ayo jalan". Ucapnya sambil menarik tanganku. Jantungku kembali berdetak cepat. 'kim younghoon apa aku menyukai mu?' batinku.
To be continued.
Anggry
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Night
Teen FictionIni hanya cerita tentang masa muda yang dijalani Jihyun seorang siswa SMA biasa yang menyukai younghoon si tampan berwajah datar. Cerita ini juga mengajarkan tentang arti persahabatan Jihyun dan kedua sahabatnya.