V. Mercury: Caduceus

174 32 0
                                    

...

"Aku mengandalkanmu sekarang."

Adalah kata-kata terakhirnya kepadamu sebelum tinggalkan kau sendirian di dunia ini. Kau melihat ia hancur, tapi tak ada yang bisa kau lakukan untuk hentikan itu. Mahito terlalu kuat. Waktu itu kau masih penyihir tingkat A, sementara ia sudah mencapai tingkat S.

Jika kau berpikir untuk kendalikan kekuatan kutukan Mahito yang mana adalah kutukan itu sendiri, kau pasti tamat. Tubuhmu akan pecah berkeping-keping.

Kau menyayangi Nanami sebagaimana ia menyayangimu.

Tapi sekali lagi, kau bukanlah lawan untuk Mahito. Saat itulah Yuuji datang dan bertarung dengannya, membiarkanmu punya cukup waktu guna berpikir mengenai strategi yang pas hadapi si kutukan tersebut. Kau tidak mengatakan kau sangat lemah karena tidak bisa menghadapi Mahito sendirian, tapi Yuuji benar-benar membantu.

"Guru [Name]? Apa Guru baik-baik saja?"

Kau tidak sadar waktu itu menangis, jadi kau mengusapnya; tersenyum. "Aku baik-baik saja. Anak-anak yang lain butuh bantuan kita, ayo cepat ke sana."

Kau merindukan Nanami.

Ia pernah mengajakmu untuk liburan ke Hokkaido, dan kau mengiyakannya, sekali. Kalian sangat bersenang-senang. Bersamaan dengan perayaan melihat bunga sakura, kau merasa momen itu sempurna. Kalian saling mencintai, tinggal menunggu tanggal saja. Bukankah deskripsi pasangan yang diimpikan semua orang?

Ya, terlalu diimpikan, sampai kau ikut memimpikannya sekarang.

"Jangan mendekat!"

Kau mengokang pistol di tanganmu, gemetaran membawanya. Moncongnya kau arahkan tepat ke kepala Satoru Gojo, yang entah mengapa-masih terlihat tenang. Tentu saja; ia pernah menghadapi Toji Fushiguro yang hampir membunuhnya, serta kau yang selipkan racun diam-diam untuk membuatnya pergi dari dunia, tapi itu semua tidak berhasil. Satoru Gojo masih hidup. Ia masih di sini.

Bersamamu.

Dan bayimu.

"Kalau kau menekan pelatuknya, [Name], anakmu juga akan mati."

Kau tersenyum sinis. "Dulu saja kau ribut menyebutnya anak kita, waktu keadaan jadi seperti ini dan kau berniat menyelakaiku, kau langsung tidak peduli?"

"Tidak ada yang berniat membuatmu terluka, [Name]."

"KAU melukaiku, bodoh! KAU menyiksaku setiap hari dan KAU mengabaikan kesakitanku! KAU tidak peduli pada perasaanku!" Suaramu goyah. Kau benar-benar ketakutan. Bagaimana kalian bisa sampai di situasi ini?

Sewaktu kembali dari hotel pasca menemani Gojo jalan-jalan, resepsionis menghampirimu, berkata ada hadiah dari seseorang bernama Yuuta Okkotsu. Kau terkejut; untung saja ia masih ada urusan di luar, kau lega sebab ia tidak melihatmu mendapatkan 'hadiah'nya.

Darimana ia tahu lokasimu?

Kau menggeleng-geleng. Yang terpenting bukan itu sekarang. Kau segera masuk ke kamar, kunci pintu guna berjaga-jaga, serta membuka kotaknya di balkon. Kertas marmer perak; berkilauan. Tega hati merobeknya, kau telusuri apa yang ada di dalam.

Hanami. ✓ 𝐒𝐀𝐓𝐎𝐑𝐔 𝐆𝐎𝐉𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang