VI. Grace: Aglaea, Euphrosyne, Thalia

281 36 4
                                    

...

DARIMU.

"Nanami itu tampan, ya?"

"Huh?"

"Iya, ia tampan ... benar, 'kan, Satoru? Kau juga setuju, 'kan?"

"Jangan bicara omong kosong. Ia itu gila kerja."

"Justru pria seperti itu yang aku sukai! Sangat bersemangat tentang pekerjaannya! Ah, andai Nanami menyukaiku balik."

"Kau bilang apa ... ?"

"Andai Nanami menyukaiku balik! Aish, Satoru, kau tidak pernah mendengarkanku dengan baik."

"Hei, hei, [Name], Nanami itu ...."

Kau membuka mata.

"Nanami itu sampai sekarang tidak bisa lepas dari seseorang."

Apa gadis itu, ya?

Gadis toko roti. Nanami sering menceritakannya kepadamu. Ia merahasiakan hal tersebut dari Shoko dan Gojo karena merasa mereka tidak dapat memberikan saran yang benar. Shoko punya obsesi sendiri terhadap penelitian tubuh, dan Gojo-apa pria tersebut patut diberi penjelasan?

"Pasti wanita itu, 'kan?"

"Kau tahu?"

"Wanita yang bekerja menjual roti."

Nanami ... pernah malam-malam datang ke rumahmu, basah kuyup. Itu pertama kalinya kau melihat ia menangis, meracau tentang bagaimana ia tidak bisa menyelamatkan seseorang. "Andai waktu itu aku mengintervensi,";"Andai aku tidak tutup mata,";"Andai saja aku tidak begitu sombong,";

"Aku pasti bisa membuatnya tetap hidup."

Tapi, itu sudah terjadi.

Gadis itu sudah mati.

Tidak ada yang tahu kematiannya selain Nanami-dan kau, tentu saja, sebab semua orang berpikir ia menghilang. Gojo bahkan bercanda mengenai lenyapnya kehadiran wanita itu dari toko roti; dan Nanami marah. Mereka bertengkar. Sesaat, kau tidak tahu harus memihak yang mana. Nanami temanmu, tapi Gojo juga sudah membantu. Akhirnya, kau putuskan bicara ke dua-duanya.

"Hei, Gojo, Nanami marah bukan tanpa alasan, tahu."

"Lalu? Ia bisa menjelaskannya secara baik-baik, 'kan."

"Satoru, kau sadar kalau kau itu menyebalkan?"

"Iya, iya, maaf."

"Minta maaflah pada Nanami. Ia punya alasan untuk tidak memberitahu kepadamu."

Kau tahu; Gojo pasti tahu. Tidak mungkin pria itu tidak tahu-menahu sama sekali. Tapi, ia berani mengalah dan minta maaf pada temannya; sesuatu yang jarang ia lakukan karena egonya terlampau tinggi.

"Nanami, tolong maafkan Gojo, ya? Kepala Sekolah, lo, nantinya yang jadi repot jika kalian berdua saling menghindar terus seperti ini."

"Aku tidak marah kepadanya, [Name]."

"...."

"Aku marah pada diriku sendiri. Yang pertama, Haibara, dan kemudian ... aku bisa menyelamatkan mereka semua." Nanami menunduk. "Aku bisa menyelamatkan mereka semua jika aku menyingkirkan sifat realistisku sedikit."

Hanami. ✓ 𝐒𝐀𝐓𝐎𝐑𝐔 𝐆𝐎𝐉𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang