Prolog {0}

4 0 0
                                    

Seorang gadis berambut sebahu terlihat sangat sibuk disebuah rumah sakit. Mengobati para pasien dengan sekuat tenaga, ia tidak ingin mengalami penyesalan yang begitu dalam karna tak mampu menyelamatkan nyawa orang orang.

“bukankah nyawa merupakan harta terpenting?”

“bukankah akan sangat membahagiakan apabila kita menyelamatkan nyawa seseorang ?”

Sejak kecil Keisya memang bercita-cita menjadi seorang dokter, ia tidak ingin ada nyawa orang yang tak terselamatkan karena kurangnya pertolongan medis.

Ia pernah merasakan bagaimana rasanya kehilangan seseorang ibu, Ia juga pernah merasakan kehilangan seseorang sahabat terbaiknya.

Ketika dia kehilangan seseorang ibu, ia merasakan separuh dunianya hancur. Hancur sedalam - dalamnya. Hatinya bagai diiris - iris oleh tajamnya kenyataan.

Kehidupannya semakin hancur ketika sang ayah menikah lagi, dan parahnya sang ibu tiri sangatlah membencinya. Ia dianggap hanya seorang benalu dalam rumah tangga ayahnya.

“tuhan maha adil.”

Kalimat itulah yang selalu membuat Keisya bertahan hingga saat ini. Ia sangat ingin menyusul ibunya di surga, namun tuhan punya rencana lain

“skenario tuhan memang tak bisa diragukan”

Tuhan membuat skenario yang sangat indah untuk Keisya, Tuhan mempertemukannya dengan seorang malaikat yang berwujud manusia. Berkat dorongan dari malaikat tersebut Keisya bisa bangkit hingga saat ini.

“Bugh”

“aduh malah jatuh.”

Tak sengaja Keisya menjatuhkan sebuah buku album foto. Keisya memandangi album foto yang selalu ia simpan. Album foto masa SMA-nya yang masih tersimpan rapi walaupun sudah hampir 8 tahun ia menyimpannya.

8 tahun yang lalu dimana masa - masa sulit telah Keisya alami.

Keisya membuka lembaran demi lembaran album foto tersebut. Banyak foto foto dirinya bersama ketiga sahabatnya. Mulai dari pose candid, pose sok imut hingga pose jutek.

Air mata tiba tiba mengalir begitu saja.

“gue kangen lo semua,” ucap Keisya sambil mengusap salah satu foto.

“gue harap lo udah bahagia Ra disana,”

“lo pasti udah ketemu Mama gue kan Ra, jagain Mama ya Ra. Bilangin ke Mama gue Ra, Keisya kangen.” lanjutnya sambil menangis

Liora Gantari Sarasvati nama yang begitu indah yang diberikan oleh orang tuanya. Dialah orang yang Keisya sebut sebagai malaikat berwujud manusia.

Perjuangannya memang tak sebesar perjuangan R.A Kartini dalam menyamaratakan posisi para wanita.
Kesabarannya memang tak sesabar Nabi Ayub A.S dalam menghadapi ujian.

Liora adalah dirinya sendiri,
Gadis periang yang tak suka dipeluk,
Gadis ramping yang hobby makan bakso, dan Gadis pecinta pelajaran Olahraga.

Kisah ini bukan hanya tentang keisya, keisya bukanlah tokoh utama dari kisah ini.

Kisah ini juga bukan tentang sang malaikat tersebut. Kisah ini hanya kisah biasa, yang tak memiliki tokoh utama.

Anggap saja kisah ini aneh karena menceritakan bagaimana kerasnya kehidupan yang dihadapi para tokoh. Bagaimana perjuangan mereka menghadapi ujian yang berbeda - beda dari sang pencipta.

ASKARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang