"Bunda Maya boleh yah main di luar, Bentar aja, Boleh yah bunda" Rengek Maya. Gadis gantik, imut, lucu dan yang pasti sangat ceria. Namun di balik semua itu Maya memiliki ke kurangan yang membuat sang bunda ragu untuk mengizinkannya."Maya sayang, Maya mainnya di rumah aja yah, Bunda takut kalau Maya kenapa-kenapa kalau bermain di luar" Kata Bunda Maya kita sebut saja Bunda Ayu.
Gadis itu pun mulai menangis karena tidak di izinkan untuk bermain di luar.
"B-unda t-ega sama Maya, Bilang aja Bunda malu punya anak kaya Maya, Yang ngga bisa ngeliat" Ucap gadis itu yang membuat Bunda Ayu ikut menangis.
"Maya ngga boleh ngomong gitu, Bunda ngga malu kok punya anak kaya Maya, Bunda malah bersyukur punya anak kaya Maya, Dan bunda sayang banget sama Maya" Kata Bunda sembari memeluk erat tubuh mungil anak gadisnya itu.
"Bunda... Kapan Maya bisa liat pagi bunda? Maya kangen liat seyum bunda pagi" Suara gadis itu seperti bergertar seperti kata yang selama iya simpan akhirnya bisa iya ungkapan.
Ayu pun hanya bisa memeluk anak gadisnya itu pun semakin erat mengingat keinginan anaknya kali ini sangatlah sulit. Mencari pendonor mata di jaman sekarang itu tidaklah mudah di tamah lagi umur Maya masih 7 tahun.
Maya dulu sebenarnya bisa melihat namun setelah mengalami kecelakaan bersama sang ayah akhirnya maya mengalami kebutaan dan Maya harus kehilangan ayahnya di usian Maya masih 6 tahun. Maya sudah 1 tahun menjalan kehidupannya dengan tidak dapat melihat."Sabar yah sayang budan lagi berusaha supaya Maya bisa melihat lagi, Bunda janji Maya pasti bisa melihat lagi" Kata Ayu sembari melepaskan pelukannya dan menghapus air mata di pipi Maya.
"Budan janji?" Ucap gadis itu sembari mengulurkan kelingkingnya walaupun arahnya salah.Ayu pun tersenyum walapun Maya memiliki kekurangan tapi Maya tidak pernah mengeluh dan selalu bahagia di keadaan apapun. Mengingat umur maya masihlah sangat kecil. Ayu pun meletakan jari kelingkingnya dan melingkarkannya di Keling Maya sebagai sebuah janji.
"Bunda janji"
"Maya sayang banget sama bunda" Kata Maya senang dan langsung memeluk sang bunda dengan penuh rasa cinta.
Maya pun melepaskan pelukannya dan meletakkan tangannya di wajah sang bunda begitu pulah Ayu meletakkan tangannya di atas tangan Maya."Bunda... Boleh yah Maya keluar bentar aja?" Ucap gadis itu tak mau menyerah setelah membuat bunda nya sedih malah membuat bunda nya khawatir lagi.
Ayu pun menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan anaknya itu. Dengan berat hati ayu pun mengizinkan Maya beain di luar.
"Yah udah Maya menang, Maya boleh main di luar tapi ngga boleh jauh-jauh" Jawab Ayu sembari mencubit pipi Maya gemas."Asyikkkk"
Maya pun senang akhirnya iya boleh di izinkan bermain di luar sangking senang Maya pun melompat-lompat.
"Maya sayang! Jangan lompat nanti kamu jatoh" Tegur Ayu khawatir Maya terjatuh
Maya pun mematuhi teguran bunda nya itu sebelum bunda nya marah dan tidak mengizinkan Maya bermain di luar lagi.
"Iya bunda... Kalo gitu Maya main yah bunda" Kata Maya sembari berjalan ke luar rumah di bantu oleh tongkat kecilnya. Maya memang sudah cukup hafal jalan jadi tadik masalh kalu Maya keluar rumah sendirian.
Ayu yang melihat maya sudah cukup jauh hanya bisa menangis melihat anaknya yang makin lama tumbuh namun dengan kondisi seperti sekarang membuat Ayu hancur. Ibu mana pun tidak akan tega melihat anaknya yang masih kecil sudah memiliki beban seberat ini bahkan seharusnya anak seusia Maya harusnya menikmati dunia terang bukan dunia gelap.
"Maafin bunda sayang! Maafin bunda" Batin Ayu sembari meneteskan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deron Dirgantara
RomanceMeylani Maya Sari adalah Murid baru yang begitu di incar banyak kaum Adam. Namun berbeda dengan Maya yang lebih memilih mengejar Deron murid yang selalu menjadi bahan gosip satu sekolah karena kisah hidupnya yang tak pernah usay. Deron memang kerap...