Bab 2

31.8K 5.1K 165
                                    

Vine menguap beberapa kali lalu akhirnya jatuh tertidur. Vine tidak tidur semalaman karena menangisi nasib Alegria yang mengenaskan. Ia akan protes kepada Claudia nanti.

Tapi tiba-tiba sang empu telfon. Dan menyuruhnya segera bersiap-siap agar tidak terlambat ke gala premiere filmnya. Vane yang masih setengah sadar mengiyakannya dan pergi ke kamar mandi. Setelah itu barulah ia pergi ke tempat pemutaran filmnya.

Vine berusaha tak megantuk tapi tiba-tiba ada mobil di depannya yang berhenti mendadak. Lalu tak lama ada yang menabrak mobilnya hingga ia menabrak mobil depan. Vine hanya bisa menutup matanya dan berharap semoga ia selamat.

****❤****

Aku membuka mataku perlahan, indra pengelihatanku melihat kesekeliling bewarna putih. Dan ada aroma yang khas. Aroma rumah sakit. Aku menghela nafas. Syukurlah aku masih hidup. Ku fikir aku akan mati dalam kecelakaan beruntun itu. Aku melihat kesekelilingku. Dan aku sendirian. Tidak ada satu orang pun yang menemaniku. Aku tau keluargaku memang membenciku. Tapi aku tetaplah seorang anak dan saudara kandung dari mereka. Bisa-bisanya mereka tidak datang menjengukku. Apa mereka tidak khawatir?? Apa yang aku harapkan?? Hal itu tentu saja tidak akan mungkin terjadi. Keluargaku memang keterlaluan.

Tak lama pintu terbuka menampilkan seorang Dokter dan perawat masuk. Mereka memeriksaku.

"Nona Alegria apa anda bisa mendengar saya?" Tanyanya.

Aku diam saja. Karena memang namaku bukan Alegria. Namaku Jade Vine.

"Nona Alegria." Panggilnya sekali lagi dengan menyentuhku.

Alegria... Sepertinya aku tidak asing dengan nama itu. Aku menatapnya lalu tersenyum.

"Aku bisa mendengarmu Dok. Tapi, siapa itu Alegria?" Tanyaku penasaran. Tapi aku tak asing dengan nama Alegria. Alegria... Alegria... Ah, ada satu nama Alegria Millian Dominique.

"Astaga... Apa nona mengalami amnesia?"

"Alegria adalah nama nona. Alegria Millian Dominique."

"Apa???"

Aku tertawa. Dokter ini pasti sedang bercanda. Come on, ini pasti ulah Claudia. Astaga anak itu, iseng kali.

"Saya bukan Alegria." Kataku.

"Dokter sebaiknya kita melakukan CT.Scan. Nona ini pasti mengalami amnesia."

Aku hendak menutupi tawaku dan ketika aku mengangkat tanganku aku terkejut. Kenapa tanganku seputih ini. Aku menyentuhnya. Sangat halus. Wah... Gila. Ini pasti bukan aku. Iya!! Ini pasti bukan. Mana mungkin aku punya kulit sehalus ini dan tangan seramping ini. Aku melihat kukuku juga bercat hitam panjang dan cantik.

Aku pun bangun lalu meraih handphone disampingku. Aku menggunakannya untuk mengaca. Tapi... Astaga. Kenapa dengan wajahku. Kenapa wajahku berubah?? Kenapa aku bisa jadi secantik ini?? Aku sih tidak masalah jika wajahku cantik tapi, ini bukannya terlalu keterlaluan. Ini sih aku jadi sangat cantik. Aku jamin kalau aku masuk kuliah nanti, Aku pasti akan menggeser posisi (Gina) sebagai orang terpopuler di kampus.

"Nona..."

"Yah?" Sautku.

"Apa Nona baik-baik saja?" Tanya Dokter itu khawatir.

"Boleh saya minta kaca?" Tanyaku sopan.

Dokter itu menganguk. Tak lama seorang suster datang membawa kaca. Aku pun mengucapkan terimakasih dan mulai mengaca. Wajahku terlihat asing. Tapi, rambut hitam, bibir bewarna peach pucat dan mata sebiru batu Safir itu mengingatkanku pada seseorang.

Si Bodoh Alegria Telah Mati (TAMAT) PINDAH KE DREAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang