-

59 20 9
                                    

Deburan keras ombak laut menerpa tubuh cowok yang terbaring tertelungkup di bibir pantai─lebih tepatnya terdampar.

Begitu deburan selanjutnya kembali menerpa dirinya, jari-jari cowok ini perlahan bergerak. Menandakan kalau ia masih hidup.

Mata kecil yang awalnya terpejam perlahan terbuka. Dan netra legam itu melirik sekitar dengan pandangan yang sedikit kabur karena terhalang pasir.

Cahaya remang-remang dari rembulan dini hari ini juga semakin mempersulit pengelihatannya.

"Eugh..." Tubuhnya terasa sakit sekali saat mencoba bangkit dari posisi terbaringnya.

Cowok itu terduduk, lalu mengusap wajahnya yang penuh dengan pasir pantai, kemudian kembali memindai sekitarnya dengan pikiran linglung.

"Akh.." Kepalanya sakit sekali, rasanya seperti sehabis dihantam sesuatu.

Dan disaat dirinya mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, kepalanya terasa semakin sakit dan pusing.

Tapi didetik selanjutnya cowok ini langsung tersadar. Cowok dengan rambut sedikit panjang itu kembali memindai sekitarnya dengan tatapan gelisah, cemas, dan takut.

"Taeyong!! Kun!!" Teriak cowok itu.

Cowok ini berdiri, lalu berlari kemana pun kaki panjang itu membawanya.

"Akh!!" Cowok itu meringis, lalu melirik kaki kirinya.

Sialan, kakinya terluka.

Masa bodoh, ia harus menemukan kedua temannya.

"Qian Kun!!"

Cowok itu kembali berteriak dan berlari dengan langkah pincangnya saat melihat ada tubuh lain yang terdampar tidak jauh dari posisinya.

"Kun, bangun!! Jangan mati dulu!!" Kata cowok itu sambil memukul pipi cowok yang terbaring lemah di hadapannya.

Karena merasa usahanya untuk membangunkan Kun tidak berhasil, Ten mencoba untuk memompa dada bidang cowok Qian ini.

"Uhuk!! Uhuk!!" Cowok di depan Ten ini terbatuk dan mengeluarkan air laut yang memenuhi paru-paru dari mulutnya.

Cowok berambut hitam legam ini perlahan membuka matanya.

"T-ten.." lirih cowok bernama Kun itu.

"Iya ini gue, lo bisa bangun gak?"

Kun perlahan menolehkan kepalanya, lalu menunjuk salah satu titik dengan tangan yang memar di bagian pergelangannya.

"T-taeyong di sana.." kata Kun sambil terus menunjuk titik yang ia maksud.

Ten mengadah. Matanya dapat melihat cowok yang dimaksud Kun─Taeyong, ada di dekat batu karang besar dengan posisi tertelungkup seperti Ten tadi.

Sebagian tubuh Taeyong juga terendam air laut.

"Kun, dengerin gue. Jangan tutup mata, gue bakal cari bantuan." Kata Ten sebelum beranjak, kemudian langsung pergi meninggalkan Kun untuk menghampiri Taeyong.

Begitu sampai, Ten membalikkan tubuh ringkih Taeyong dan terkejut saat melihat kepala temannya itu bercucuran darah.

"Shit, Taeyong plis tahan bentar."

Cowok bernama Ten ini menarik tubuh Taeyong ke tempat yang lebih kering, lalu kembali membaringkan tubuh lemah itu.

Kemudian ia mengulangi apa yang ia lakukan untuk Kun tadi—memompa dada agar air keluar dari paru-paru dan mulut Taeyong. Tapi nihil, cowok Lee itu tidak merespon.

Survive | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang