"Hahh.... Hahh.... Hahh...."
Suara derap sepatu yang menginjak daun kering dan ranting terdengar di dalam hutan yang gelap ini. Seseorang berlari tanpa arah dengan penerangan minim dari rembulan yang tertutup awan hitam dan dedaunan pohon yang lebat.
"Hello?!! Is anyone here???" katanya dengan napas terengah-engah.
Tidak ada jawaban.
"Are you kidding me guys?? Isn't funny!! Please stop this hide and seek game."
Tapi teriakannya sia-sia, tidak ada yang menjawab. Dan mungkin juga tidak ada yang mendengarnya.
Cowok ini terus berlari tanpa arah, lalu berhenti sejenak sambil berpegangan pada batang pohon yang ada di sampingnya.
Kepalanya menatap sekitar, tidak ada siapapun selain dirinya di sini.
Rasanya tidak ada oksigen lagi yang tersisa karena sudah terlalu lama ia berlari menyusuri hutan ini. Kepalanya juga terasa berat dan pusing karena kekurangan darah, sepertinya ia terkena anemia dadakan.
"Akh..." cowok ini terduduk sambil memegangi kepalanya yang sakit dan pandangannya yang mendadak buram.
"Huek....." sekarang ditambah lagi dengan rasa mual yang menyiksa.
"Mama.... Yangyang mau pulang...." Kata cowok Liu ini sambil menunduk, menyembunyikan kepalanya di antara kakinya yang tertekuk.
Tapi baru sebentar ia menunduk, cowok Jerman berdarah Cina ini kembali mendongakkan kepalanya.
Telinganya mendengar sesuatu. Tapi ia tidak yakin dengan pendengarannya.
Yangyang memejamkan matanya dan menajamkan pendengarannya. Begitu sudah mendengar lebih jelas suara yang ia dengar tadi, matanya terbuka lebar.
"Laut, suara ombak laut." Gumamnya.
Buru-buru ia berdiri dan kembali melangkah, kali ini hanya berjalan mengikuti indra pendengarnya karena sudah tidak banyak energi yang tersisa.
Sekarang ia hanya bisa mengandalkan telinga, kaki dan tangannya untuk sampai ke laut yang ia dengar. Sebab matanya sudah tidak bisa berfungsi dengan baik karena terlalu buram untuk melihat.
Semakin ia berjalan, semakin terdengar juga suara deburan ombak.
Begitu pandangannya yang buram ini sudah tidak melihat pohon tinggi dan suara deburan ombak terdengar sangat jelas, di situ Yangyang merasa masih ada harapan untuk bertemu anggota geng nya yang lain.
Akhirnya ia bisa menemukan sisi lain pulau ini selain tempat ia terdampar waktu itu.
Yangyang berjalan menyusuri pesisir pantai dengan langkah tidak karuan karena kepalanya semakin terasa sakit dan pandangan yang semakin buram.
Langkahnya terhenti, mata kecilnya juga berusaha untuk memastikan yang ia liat di depan sana itu nyata.
Terlihat tidak jelas memang, tapi ia yakin ada seseorang yang duduk di atas batu besar di ujung sana. Dan warna pakaiannya, Yangyang mengenal sweater itu.
"Re—"
Bruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive | NCT
Fanfiction"Setiap orang mati dengan cara yang berbeda-beda." "Tapi gue gak mau mati terdampar gini anjing!! Gue mau pulang!!" "Gak cuma lo doang!! Kita semua juga mau pulang." Start : 28 Agustus ©syucims, 2021.