Dua bulan yang lalu telah terjadi kasus pembunuhan berantai di Kota Cleopolis. Sampai saat ini pelaku pembunuhan berantai tersebut masih belum teridentifikasi. Polisi dan beberapa detektif mencari pelaku tersebut melalui jejak-jejak yang ditinggalkan. Anehnya jejak yang ditinggalkan hanya berupa setangkai bunga. Polisi dan beberapa detektif lainnya menyebut pelaku pembunuhan ini dengan sebutan Pembunuh Bunga. Masyarakat dihimbau untuk terus berhati-hati dan selalu menjauhi tempat yang sepi dan gelap...
Klik!
Dimatikannya saluran berita tersebut, helaan napas terdengar di ruangan tersebut. Di tempat tersebut ada sekumpulan detektif dan beberapa polisi yang sedang memperhatikan berita tersebut. Sudah hampir tiga bulan ini isi berita hanya tentang Pembunuh Bunga. Bingung, bosan, penasaran, marah, itu yang mereka rasakan.
"Ck! Siapa sebenarnya pembunuh bunga itu?! Dua bulan yang lalu dia membuat onar, sekarang malah menghilang bak ditelan bumi!" murka salah seorang polisi yang ada di sana, Reno.
"Kamu benar, dia hanya mengincar orang-orang yang lumayan dihormati oleh sebagian masyarakat. Anehnya pembunuhan tersebut selalu diakhiri dengan setangkai bunga," sahut Albran, ketua detektif yang bertugas di kepolisian tersebut.
"Kita harus bagaimana?! Frustasi aku lama-lama!! Mana kita hanya punya bunga itu sebagai petunjuk. Dia terlalu rapi untuk melakukan pembunuhan, seperti sudah terlatih saja!" kata Abbas, inspektur yang bertugas untuk menangani kasus tersebut.
"Benar-benar buntu!!" lanjutnya.
Mereka semua terdiam dengan pikirannya masing-masing. Terlalu kalut untuk memecahkan kasus tersebut, hingga salah satu saran dari Albran membuat fokus mereka kembali.
"Apa kita meminta tolong saja kepada sekumpulan detektif muda itu?" tanyanya.
"Kau yakin? Bukannya pihak detektif kepolisian bersaingan ya dengannya?" ujar Mahen.
"Ya, tapi tidak ada salahnya kalau kita mencoba. Maksudku meminta tolong di sini bukan yang kaya mengemis-ngemis gitu loh, tapi ajak mereka untuk bekerja sama. Lagian dengar-dengar mereka juga belum mendapatkan kasus belakangan ini."
"Hmm, boleh juga. Jadi bagaimana? Kalian setuju?" tanya Abbas.
Tak ada jawaban dari mereka. Mereka hanya saling berlempar pandang. Memakai mata mereka sebagai kode untuk memutuskan setuju atau tidak. Sampai akhirnya mereka serempak menganguk sebagai jawaban atas saran tersebut.
"Kalau begitu, Anda saja ya yang menguhubungi mereka Bapak Inspektur," ujar Albran sangat formal dan sopan disertai kekehan di belakangnya. Yang lain hanya tertawa, sedangkan yang disuruh hanya menampilkan wajah cemberut. Biarlah mereka tertawa untuk saat ini, agar sejenak melupakan kasus tersebut.
"Baiklah Detektif Albran, kalau begitu bolehkah saya meminta data identitas dari detektif muda tersebut? Saya harus melihatnya dulu, apakah mereka benar-benar pantas untuk membantu kita atau tidak," jawabnya.
"Sebentar, saya carikan dulu datanya,"
Tak butuh waktu lama untuk mereka menunggu. Sekarang posisi mereka yang tadinya berpencar segera duduk mendekat ke arah Detektif Albran. Aciel yang nggak terlalu suka bersentuhan pun berinisiatif memasangkan proyektor ke laptop milik Detektif Albran. Setelah semua persiapannya selesai, Detektif Albran mulai menjelaskan profil dari mereka---para detektif muda.
"Yang pertama Dareen Evan Mildred, kelahiran tahun 1998, mahasiswa jurusan Psikologi. Dia dideklarasikan sebagai ketua detektif tersebut. Tatapan mengintimidasinya adalah salah satu kharismanya. Hati-hati kalau berbicara dengannya, dia bisa mengetahui ucapan kita benar atau tidak karena seperti yang kalihan tahu, dia adalah mahasiswa Psikologi.
Kedua Caelan Dipta Adelard, kelahiran tahun 1998, mahasiswa jurusan Hukum. Merupakan wakil ketua, laki-laki yang irit bicara, omongannya pedas atau bahasa gaulnya savage. Pikirannya sangat susah ditebak, dia mengobservasi lingkungannya dahulu sebelum memberi pendapat maupun keputusan. Bisa dibilang dialah otak di tim detektif tersebut.
Ketiga Ravindra Gavin Zigfrid, kelahiran tahun 1998, mahasiswa jurusan Kriminologi. Di kampus terkenal sebagai cowok yang suka bergonta-ganti pasangan alias playboy. Orangnya konyol, tapi jangan pernah tertipu dengan tingkah konyolnya. Dibalik tingkah konyolnya dia menguasai 3 jenis beladiri.
Yang terakhir Madhava Zaim Elard, termuda di tim detektif tersebut, kelahiran tahun 2000 dan merupakan mahasiswa jurusan Teknik Informatika. Jangan pernah meremehkan dia, walaupun dia termuda tapi kemampuannya meretas jauh lebih tinggi dari pada kita. Sifatnya jail dan kekanak-kanakan, kadang suka kurang ajar apalagi kalau sama orang yang nggak disuka.
Mereka berempat adalah anak-anak berbakat dan pandai dalam mencari suatu kebenaran. Masing-masing dari mereka menguasai bela diri--paling banyak hanya Gavin. Banyak kasus yang dapat mereka pecahkan dalam waktu singkat. Walaupun detektif itu hanya pekerjaan sampingan mereka, tapi banyak orang yang sudah menggunakan jasanya. Selain itu mereka juga memiliki rahasia tersembunyi yang mereka tutupi serapat mungkin, saya pernah menyelidiki mereka, mulai dari orang tua, tempat tinggal, saudaranya, tapi hasilnya nihil," ujar Detektif Albran panjang lebar.
"Apa kamu pernah berencana untuk merekrut mereka, detektif?" tanya Mahen.
"Ya, pernah, sudah malah. Tapi mereka menolak secara mentah-mentah, karena itu juga saya menjadikan mereka sebagai rival saya. Jujur, ini merupakan kesempatan terbaik yang tidak boleh saya sia-siakan. Selain dapat melihat langsung bagaimana cara mereka bekerja, tapi saya juga akan berusaha merekrut mereka kembali agar bergabung dengan detektif kepolisian," jawabnya.
"Baik, kalau begitu nanti akan ku hubungi mereka untuk diajak bekerja sama. Nah, sekarang rapat selesai silahkan balik ke peradaban masing-masing," kata Inspektur Abbas.
Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk bubar kembali ketempat masing-masing. Menyisakan Inspektur Abbas dan Detektif Albran.
"Semoga ini adalah cara terbaik untuk mengungkap siapa Pembunuh Bunga tersebut dan apa motifnya," gumam Inspektur Abbas dan disetujui oleh Detektif Albran.
T ° B ° C
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FLOWER KILLER
Mystery / ThrillerDareen Evan Mildred, seorang detektif muda mendapat tugas untuk membantu kepolisian memecahkan kasus dan menemukan pelaku dibalik pembunuhan berantai yang terjadi selama dua bulan silam. Bersama rekan teamnya Dareen harus rela melakukan apapun untuk...