Hiruk piuk keramaian kota menemani kesendirian Yuda yang kini hanya menatap lurus ke depan dengan seputung rokok di sela jari telunjuk dan tengahnya.
Pukul 22.00 Yuda pergi dari rumah tanpa memberitahu siapapun, entah bagaimana suasana hatinya berubah drastis setelah mendengar kabar dari Arhan jika Windi dan Azzam sempat bertengkar dan Azzam memukul Windi tanpa sengaja.
Perasaan marah langsung menguasai dirinya setelah mendengar kabar tersebut, Arhan tentu punya akses untuk mencari tau hal apa yang ramai dibicarakan di sekolahnya itu. Jadi Yuda akan percaya jika berita itu langsung di sampaikan oleh Arhan mengenai apapun.
Yuda menginjak putung rokok itu dengan kesal, entah bagaimana Windi berhasil membuatnya terobsesi seperti ini. Ini adalah hal baru yang Yuda rasakan setelah sekian lama bersikap dingin kepada semua perempuan.
Pikiran Yuda tidak selesai sampai di situ, dia juga memikirkan mimpi yang baru saja dia dapatkan tentang Windi. Dia bermimpi Windi mengalami kecelakaan dan tewas di tempat, itu adalah mimpi terburuk dalam hidup Yuda. Mungkin alasan dia untuk menarik perhatian Windi karena ini, gadis itu berhasil membuat dirinya takut kehilangan.
Yuda membuka ponselnya dan dia membuka galeri dimana foto Windi yang tersenyum manis menghadap kamera menjadi candu baginya. Dia mencuri foto itu dari sosial media Windi yang memiliki banyak pengikut karena Windi lumayan populer di kalangan banyak remaja di sekolahnya maupun di luar sekolah.
Yuda kembali menghela nafasnya ingat jika Windi terlalu akrab dengan semua lelaki di sekolahnya bahkan dia pernah melihat Windi bergurau bersama mereka tanpa memikirkan otak jahat mereka yang mungkin ada dibenak para lelaki itu.
Ponselnya berdering menampilkan nama ibu yang menelepon, "iya aku pulang sekarang." Ujar Yuda langsung mematikan sambungannya tanpa mendengar sahutan ibu di seberang sana.
Yuda menjalankan motor besarnya itu membelah jalan ibu kota, bagaimana pun dia harus menuruti ucapan ibunya yang satu itu.
Di persimpangan lampu merah Yuda memperhatikan orang-orang yang menyeberang dengan cepat karena lampu lalu lintas ini akan segera berwarna hijau.
Yuda kembali menjalankan motornya ketika suara nyaring dari belakang menginterupsi nya agar cepat jalan, Yuda berbelok ke jalan yang lebih sepi dan lebih jauh untuk sampai di rumahnya. Dia sengaja mengambil jalan yang cukup jauh agar tidak cepat sampai di rumahnya.
Yuda memelankan laju motornya ketika melihat aksi tidak senonoh di depan sana, tiga lelaki dan satu perempuan yang terlihat sangat ketakutan.
"Jangan sentuh gue!!" Teriak perempuan itu.
Ciiit
Yuda langsung memutar balik motornya setelah mendengar teriakan perempuan itu.
"Ayolah! Nggak usah jual mahal mba, gue tau lo suka sama body gue kan? Iya kan? Ayolah kita main satu ronde"
"Apa maksud lo ha?! Gue bukan pelacur!" Teriak Windi melindungi bagian depan tubuhnya.
"Bukan pelacur tapi kenapa berpakaian seperti pelacur? Ayolah jangan sombong, gue udah nggak tahan."
Windi menepis tangan salah satu dari ketiga orang mesum ini yang berusaha meraba tubuhnya, Windi salah mengambil jalan dan berakhir seperti ini.
"Jangan sentuh gue!!" Teriak Windi kencang karena dia melihat motor besar yang baru saja melewatinya dan beruntung pengendara itu langsung putar balik menuju ke arahnya dengan cepat.
"Lo buta ya ha?! Pakaian pelacur itu nggak kayak gini bodoh! Mana mungkin pelacur berpakaian tertutup kayak gini? Punya mata dipakai jangan otak mesum aja yang jalan, bodoh!" Cela Windi semakin membuat mereka terbakar amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
the dark side of me
Teen FictionKehidupan Windi berubah 180° ketika dia mengenal Yuda dengan sangat jelas. Yuda yang memiliki sisi gelap berhasil membuat Windi mati kutu ketika mendapatkan imbas dari perbuatannya yang tidak disukai Yuda. *** Kehidupan Windi yang tidak sepenuhnya b...