3

959 78 0
                                    

Hari terlewati dan Yuda masih mengamati Windi dari kejauhan, dia kalah cepat dengan Arhan yang kini sudah menggaet teman Windi si kaca mata itu.

Windi terlalu dekat dengan para lelaki di sekolah ini, dia sangat akrab dan Yuda tidak menginginkan itu semua. Dia ingin perhatian Windi tertuju untuknya saja, egois? Ya, Yuda memang egois tentang hal ini. Ayolah, Windi cinta pertamanya setelah sekian lama tidak membuka hati pada siapapun.

Ketika sedang terdiam memikirkan hal itu, Windi tiba-tiba duduk di sampingnya menyerahkan air minum ke arahnya. Yuda tentu saja sedikit terkejut dengan kehadirannya.

"Jangan bengong mulu" ujarnya.

Windi menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya pelan, merasakan kesunyian di taman sekolah ini bersama Yuda, salah satu singa yang menjaga ketentraman sekolah ini.

"Ada masalah?" Tanya Yuda tidak biasanya gadisnya ini seperti itu.

"Nggak, gue merasa damai aja di sini" Windi menengok menatapnya.

"Dan di sini selalu menjadi tempat menyendiri gue, tepat yang lo duduki"

Yuda menunduk melihat ke arah tanah yang dia duduki lalu kembali menatap Windi yang tersenyum.

"Gue selalu duduk di situ tapi kali ini gue berbaik hati minjemin tempat duduk gue sama salah satu singa sekolah. Lain kali gue usir karena itu tempat gue."

Windi mengalihkan pandangannya ketika sudah mengatakan hal itu, "gue nanam sesuatu di situ"

"Apa?"

"Jangan kepo, gue mau bilang aja"

"Ck, ngapain ngomong kalau nggak mau kasih tau"

"Suka-suka gue lah! Yang penting lo jangan ambil tuh barang, dosa"

"Lo berak di sini?"

Mata Windi mendadak melebar mendengarnya lalu tangannya menggeplak kuat bahunya kesal, "gue bukan cewek jorok ya! Sembarangan aja kalau ngomong" gerutu Windi.

Yuda terkekeh mendapatkan semburan Windi, gadis itu terlihat sangat kesal dan dia menyukai wajahnya.

"Terus apa kalau bukan tai?"

"Yuda! Lo nyebelin juga ternyata"

Yuda tidak menjawabnya lagi, tatapannya kembali lurus melihat ke arah pohon besar di sana. Windi pun ikut merasakan ketenangan yang sudah biasa dia rasakan jika di sini.

"Win"

Mata Windi terbuka kembali menatap Yuda yang kini sangat dekat dengannya, "gapapa" ujarnya membuat Windi mengernyit aneh, kenapa nih cowok?

"Nggak jelas."

"Lo masih deketin Azzam?"

Windi mengangguk, "nggak sedeket dulu karena dia udah punya pacar. Gue heran kenapa ceweknya mau sama dia. Nggak ganteng, cari masalah terus, dan bodoh. Matanya kemana tuh cewek" Windi menggeleng kepalanya tidak percaya jika Azzam bisa mendapatkan gadis yang selalu diidam-idamkan.

"Hati nggak bisa dipaksa"

"Bener juga sih"

"Lo gimana?"

"Gue? Kenapa guenya?"

"Lo pasti punya pacar kan?"

Windi mendengus geli mendengarnya, "kenapa lo nanya begituan sih?"

"Gapapa, lo yang duluin masuk ke topik percintaan"

Windi mengangguk mengiyakan ucapan Yuda, matanya melirik Yuda yang ingin tau tentang itu.

the dark side of meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang