Tatapannya terlihat semakin menajam, mendengar sesuatu yang bisa membuatnya semakin marah adalah ucapan dari ayahnya sendiri.
"Ayah mau menceraikan ibumu." Ulangnya untuk kedua kali.
Yuda hanya diam tidak memperlihatkan respon yang diinginkan keduanya, jadi ini yang ibunya mau sampaikan? Menyuruhnya pulang lebih cepat agar dia tidak pergi kemanapun setelah ini?
Kabar yang buruk untuk disampaikan apa lagi melihat wajah sang pemberi berita itu terlihat biasa saja.
Yuda tidak habis pikir dengan kedua orang tuanya, bukan, keluarga kecilnya. Setiap hari menimbulkan perdebatan dan itu yang membuat sisi gelapnya selalu menguasai dirinya.
"Yuda" panggil sang ibu khawatir melihat putranya hanya diam tidak berkutik.
"Kamu mau ikut ibu atau ayah?" Sela ayah mempertanyakan sesuatu yang tidak pantas untuk ditanyakan.
"Mas" tegur ibu mendengar pertanyaan yang langsung keluar begitu saja.
Tangan Yuda mengerat, itu adalah pertanyaan yang tidak bisa Yuda jawab. Dia tidak mau tinggal disalah satu orang tuanya, dia mau tinggal bersama kedua orangtuanya namun melihat kondisi yang terjadi membuat Yuda memberikan jawaban yang sangat menusuk bagi kedua orangtuanya.
"Aku akan mati."
"Yuda" tegur ibu terkejut mendengarnya.
"Aku muak dengan semuanya."
"Tidak nak, dengarkan ibu"
"Untuk apa? Menjelaskan?"
Yuda tersenyum kecewa menatap kedua orangtuanya, dimana akal pikiran mereka? Yuda adalah lelaki, tapi apa salah jika dia menginginkan keluarga yang utuh? Apa salah dia mengharapkan keharmonisan keluarga? Apa salah dia mengharapkan semuanya kembali seperti dulu? Tidak! Dia tidak salah menginginkan semua hal itu. Dia manusia biasa yang bisa menangis jika keluarganya hancur, bisa tersenyum melihat keluarganya harmonis, bisa becanda dan tertawa melihat ayah dan ibunya membuat lelucon. Tapi sepertinya itu hanya angan belaka yang tidak dapat Yuda gapai sejauh mungkin karena ini sudah keputusan keduanya.
"Aku lelah." Ucapnya beranjak memasuki kamarnya.
"Yuda!" Bentak ayah.
"AKU BUKAN ANJING YANG BISA ANDA INJAK-INJAK!" Teriak Yuda membanting tasnya ke lantai.
Ibu membekap mulutnya mendengar teriakan Yuda, baru pertama kali putranya berteriak di depan ibu dan ayahnya.
"Terserah kalian mau melakukan apa, aku tidak peduli."
"Yuda dengerin ibu"
"Cukup bu." Tahan Yuda melihat ibunya melangkah mendekat.
"Saya kecewa, bukan ini yang saya harapkan dari kalian. Selama ini saya hanya diam mendengar dan melihat kalian adu mulut di depan saya sendiri, berpura-pura kalian hanya mengobrol biasa dan tidak ada masalah apapun. Tapi hari ini saya akan mengatakan sesuatu..."
Yuda menatap bergantian kedua orangtuanya, "jika saya menjadi parasit di hidup kalian bunuh aku sekalian."
"Tidak Yuda, kamu bukan parasit buat ibu"
"Lalu? KENAPA KALIAN TIDAK MEMAHAMI PERASAAN SAYA SEBAGAI ANAK?! KENAPA KALIAN EGOIS?! KENAPA?!"
"Yuda jaga biacaramu!" Balas ayah menyentaknya.
"Kami punya alasan untuk berpisah Yuda" lanjut ayah setelah menenangkan pikirannya agar tidak tersulut emosi lagi.
"Kalian bersama pun memiliki alasan ayah, segala sesuatu itu pasti memiliki alasan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
the dark side of me
Teen FictionKehidupan Windi berubah 180° ketika dia mengenal Yuda dengan sangat jelas. Yuda yang memiliki sisi gelap berhasil membuat Windi mati kutu ketika mendapatkan imbas dari perbuatannya yang tidak disukai Yuda. *** Kehidupan Windi yang tidak sepenuhnya b...