1

1.7K 128 2
                                    

Yuda menaikan standar motornya bersiap berangkat ke sekolah, "Yuda!"

Yuda menengok dan kembali mematikan motornya melihat sang ibu berjalan mendekat, "jangan lari bu"

"Langsung pulang ya"

Yuda mengangguk mengiyakan, "ada apa?"

"Ya gapapa kamu cepet pulang aja"

Yuda menatap mata ibunya dalam, tidak mungkin tidak ada masalah. Ibunya tidak bisa membohongi Yuda bagaimanapun caranya, Yuda sangat mengerti dengan keadaan keluarganya yang tidak baik-baik saja saat ini.

"Ibu nggak bisa bohongi aku, ada apa? Ayah mukul ibu?"

Ibu menggeleng membantah tuduhan putranya, "pulang cepet aja, ibu mau bilang sesuatu"

Yuda langsung menganggukinya, "bilang Yuda kalau ayah kasar sama ibu, biar Yuda yang ngurus"

Ibu memberikan senyuman hangat, "ya udah, hati-hati di jalan"

Yuda kembali memakai helmetnya dan pergi meninggalkan ibunya di pekarangan rumahnya.

Diperjalanan Yuda masih memikirkan apa yang akan ibunya sampaikan, tidak biasanya ia memintanya pulang lebih cepat.

Lamunannya buyar ketika melihat gadis kemarin malam yang sedang jalan di trotoar, satu hal yang baru ia ketahui bahwa gadis itu satu sekolah dengannya dilihat dari seragam sekolahnya yang sama.

Gadis itu kini terlihat baik-baik saja, Yuda menengok ketika berjalan tepat di sampingnya dan ia membalas tatapannya. Yuda langsung mengalihkan pandangannya, lagi.

Jantungnya tiba-tiba berdegub kencang, hanya melewati matanya dan itu adalah hal baru yang dialami dirinya selama ia hidup.

Tin

Yuda menengok dan menganggukan kepalanya melihat motor Arhan ada di sampingnya. Keduanya memasuki lingkungan sekolah bersamaan, semua mata sempat meliriknya karena keduanya merupakan duo singa yang menjadi pawang di sekolah ini. Paling ditakuti dan disegani oleh beberapa sekolah yang mengenalnya. Yuda lebih unggul karena kemisteriusannya dibandingankan dengan Arhan yang bisa menunjukan senyumannya.

Yuda mengacak rambutnya setelah melepaskan helmet fullfacenya dan matanya kembali menatap gadis yang sama.

"Windi!"

Yuda melirik gadis berkacamata itu yang memanggil gadisnya, gadisnya? Ya, Yuda memutuskan untuk selalu mengawasinya mulai saat ini.

Kedua gadis itu berjalan beriringan dengannya dan juga Arhan, gadis itu bernama Windi dari yang pernah dia dengar sebelumnya.

"Diam. Gue lagi bete." Ketusnya mendengar ejekan teman di sebelahnya.

Yuda sengaja melangkah dengan pelan agar dia tetap berada di samping gadis ini, "La, gue nggak habis pikir sama dia! Kesel gue lama-lama selalu dapet cowok yang sinting semua!"

Yuda menarik sudut bibirnya mendengar ocehan gadis ini, wajahnya terlihat sangat menggemaskan dan Yuda ingin memegangnya.

Windi menengok ketika tangannya dipegang tiba-tiba, Yuda menatap mata Windi singkat namun dalam.

"Kenapa Yud?" Tanya nya membuat Yuda kembali menatapnya. Gadis ini tau dirinya, tentu saja.

Yuda masih dengan tampang datarnya melirik sepatu Windi, "tali sepatu lo."

Windi dan temannya ikut melihat objek yang ditunjuk Yuda, "oh, makasih"

Yuda mengangguk masih berdiri di sampingnya sembari menyaksikan Windi yang mengikat tali sepatunya.

the dark side of meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang