Sixth Year

6.8K 667 0
                                    

Tahun ke 6.

Tahun dimana dia merasa bahwa dirinya telah melakukan suatu hal yang aneh, bukan hanya yang dia lakukan tapi juga pad dirinya sendiri, dia merasa aneh pada tahun ke 6 ini entah apa sebabnya tapi Harry selalu mengikuti obsesi nya untuk membuntuti Malfoy secara diam-diam tanpa sepengetahuan si bocah pirang.

Tidak tahu, dia tidak tahu apa penyebabnya dia melakukan semua ini, Hermione pun sudah jengah melihat Harry memeriksa peta perampoknya untuk sepersekian menit tanpa lelah.

Menatap kemana saja pria itu pergi, apa saja yang telah pria itu lakukan atau sedang apa si pirang kala itu. Harry hanya mengikuti insting dan kata hatinya untuk mengikuti Malfoy tanpa alasan pasti, dia hanya menemukan secercik rasa penasaran ketika tahu Draco tidak menjahilinya seperti tahun-tahun sebelumnya, di tahun ke enam ini Draco menjadi pribadi yang tertutup, jarang berbicara, dan tidak lagi mengejek Harry, hanya sepintas tatapan hina yang kadang diberikan.

Mungkin hal itu yang membuat pemuda dengan kacamata kuno yang bertengger di hidungnya itu melakukan semua ini, sekarang, di balik tembok batu yang dingin tengah memegang peta perampok dan melingkupi diri kedalam jubah.

Melihat titik dengan nama Draco Malfoy menuju menara Astronomi, dahinya mengernyit sebab apa yang dilakukan si putih pucat disana? Dia 'kan harusnya berpatroli saat jam malam telah dimulai. Tanpa pikir panjang Harry melesakkan kakinya kesana memastikan dirinya tidak ketahuan siapa pun saat ini.

Menaiki beberapa tangga dan melihat kesana kemari sudah seperti tugasnya akhir-akhir ini. Saat dilihatnya pintu menuju ruang yang dia nanti Harry menatap dengan mata berbinar, benar-benar aneh mendapati dirinya seperti ini hanya karena untuk membuntuti Malfoy tanpa alasan.

Dibukanya pelan pintu itu sementara dirinya masuk dan menggulung Peta perampok miliknya, kernyitan sekali lagi tertera di dahinya ketika tidak menemukan siapapun di sana, dia membuka peta perampok lagi dan terkejut mendapati Malfoy berada tepat dibelakangnya, saat ia ingin membalikkan badan pemuda bersurai pirang itu keburu menjulurkan tangan dan menarik jubah gaibnya turun, Harry membelalakan matanya.

Ketahuan.

Malfoy menatapnya lurus dengan mata malas, jubah gaib Harry masih dalam genggaman pemuda tersebut, mersa bahwa dirinya tengah ditatap dengan tajam Harry mencoba kabur dari sana karena sudah terlanjut tertangkap basah, mengabaikan jubah gaibnya yang masih berada pada Malfoy.

Namun Dewi Fortuna kali ini sedang ingin berbuat jahat, tangan Malfoy menahan lengannya yang ini kabur.

“Mau kemana, Potter?”

“Lepaskan, bukan urusanmu.”

“Setelah kau mengikutiku selama ini, dan kau masih bilang bukan urusanku?”

Harry diam sejenak, dalam hati panik karena Malfoy sadar dia ikuti, pelan-pelan dia menolehkan kepala kesamping mendapati Malfoy yang menatapnya datar.

“Aku tidak mengikutimu,” Sangkalnya. dia mencoba melepaskan cengkeraman tangan Malfoy di lengannya. “Lepaskan, Malfoy.”

Malfoy bergeming tanpa melakukan apapun, tidak juga berniat untuk melepaskan cengkeramannya pada Harry yang semakin erat, dia menatap Harry kian tajam.

“Katakan.”

Harry mengernyitkan dahinya “Apa?”

“Katakan mengapa kau mengikutiku.”

“Sudah aku bilang, aku tidak-”

“Kau tidak bisa menipuku, kau pembohong yang bodoh.” Malfoy menggeram dan ganti menarik kerah baju Harry dengan kedua tangannya dan menatapnya sengit “Apa lagi yang kau rencanakan?”

Harry balas menatapnya tajam, dia mendegus “Harusnya aku yang menanyakan hal itu padamu.”

Malfoy diam tidak menjawab, tapi wajahnya menunjukkan raut bingung dan Harry tahu dia harus melanjutkan.

“Apa yang kau rencanakan? Mengapa kau tidak lagi menjahiliku seperti biasanya? Mengejekku dengan mulut kotormu seperti sebelum-sebelumnya?”

Malfoy diam, namun detik berikutnya dia melepaskan cengkeramannya pada kerah baju Harry dengan kasar sampai anak itu hampir terjatuh, Malfoy berpaling dan jalan menjauhinya menuju bagian menara Astronomi dimana dia bisa melihat malam gelap yang diterangi dengan Kilauan beribu bintang juga bulan yang bersemayam.

Harry menatapnya aneh, dia tidak mendekat ataupun menjauh, melainkan tetap pada tempat menghadap punggung Malfoy yang membelakanginya tanpa menjawab pertanyaannya sedikit pun.

“Aku tahu kau merencanakan sesuatu, katakan,” Harry mendesak “katakan apa yang kau rencanakan, Malfoy.”

Malfoy masih diam, Harry melihatnya menutup mata menikmati angin yang menerpa wajah pucat milik pemuda itu, dia terpana untuk sejenak kemudian memarahi dirinya sendiri.

“Kau tidak mau menjawab? Baiklah, aku akan cari tahu-”.

“Kalau memikirkan cara untuk menjadikanmu kekasihku tanpa terdengar aneh dan kau anggap itu adalah sebuah rencana jahat maka ya, itu yang sedang ku rencanakan.”

Malfoy berbalik ke arahnya, menatap Harry sungguh-sungguh kendati Harry balas menatapnya dengan pandangan terkejut dan tidak percaya.

“Kau bercanda.”

“Sayang sekali, aku serius.”

Harry diam lagi, pun membiarkan Malfoy melangkah ke arahnya dengan alunan suara tapak sepatu dari langkah yang menggema ditelinga bagaikan sinyal panik untuk dirinya, kendati begitu Harry tidak menjauh atau pun kabur seperti rencana awal saat dia kepergok membututi Malfoy.

Malfoy sudah tepat didepan dirinya, berdiri menjulang hingga Harry harus menenggadah untuk menatap wajah itu.

“Jadi, apa aku masih bisa menjalankan rencanaku?” Harry diam, tidak menjawab pertanyaan itu, Malfoy menatapnya dan matanya meredup “tidak bisa 'kan? Jadi jangan menanyakan pertanyaan yang jawabannya aku tidak ingin jawab.” Lalu pemuda pirang itu beranjak melewati Harry, dia pergi.

Harry menahan tangan panjang Malfoy, dan menoleh menatap Malfoy yang memberikan tatapan aneh pada tangannya dan wajah Harry bergantian.

“Lepaskan,” tuntutnya.

Harry bergeming, lidahnya kelu.

Malfoy mengernyit dia menarik tangannya “Lepaskan, Potter, atau aku akan-”

“Lalu bagaimana kalau kubilang kau bisa menjalankan rencanamu itu?”

Harry tiba-tiba berkata demikian, Draco menatapnya terkejut namun detik berikutnya dia menyeringai.

“Tidak perlu mengasihaniku begitu, awas.” Dia menyentak tangannya dan meninggalkan Harry yang melongo disana menatap kepergian Malfoy.

“Sialan, dia mempermainkanku atau apa?” Kemudian Harry mendengus kesal, wajahnya memerah ketika mengingat apa yang telah dia katakan barusan “sejak kapan aku menyukainya? Tidak ingat.”

Lalu dia pergi dari sana dengan hati riang, tidak tahu apa yang membuatnya begitu, sudah dia bilang tahun ke enam ini dirinya berubah menjadi pria aneh yang suka berbuat aneh pula.

Termasuk rencana selanjutnya untuk mengajak Malfoy berkencan.

-o0o-

END

ANCORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang