"Ocha!"
Hoyon tersengal-sengal didepan Ocha. Sibuk mengatur nafas, pria tampan itu tak sadar menaruh tangannya dibahu kanan Ocha.
Si pemilik bahu hanya bisa melotot saking terkejutnya tanpa sempat merespon.
"Eh sorry!" Hoyon refleks menarik tangannya setelah akhirnya sadar.
"Oh iya, nggak apa-apa kok, Yon."
Hoyon menatap Ocha lurus-lurus. "Apanya yang nggak apa-apa? Gue telat berapa lama? Jawab jujur coba."
'Aduh Hoyon tuh ngeselin banget kenapa sih?! Udah bagus gue nggak marah biarin dia telat setengah jam. Ini malah bikin jantung gue nggak karuan karena tiba-tiba pegang pundak dan sekarang natap tajam gue. Huaaaaaaaa!'
"Bentar kok, bener deh. Cuma 30 menit..."
Hoyon memejamkan matanya sembari menggeleng. Menyadari kesalahannya sendiri.
"Maaf banget, Cha. Tadi gue ke perusahaan papa dulu terus Jona minta anterin ke butik mama jadinya telat gini."
Ocha memandang Hoyon. Jelas sekali pemuda didepannya ini merasa tidak enak hati. Pandangan khawatirnya jelas menunjukkan bahwa Hoyon memang jujur.
Yah, dan lagi, meski tengah tersengal-sengal kelelahan sehabis berlari entah dari mana, Hoyon masih terlihat sangat tampan.
Jadi, tidak ada alasan bagi Ocha untuk tidak memaafkannya.
"Iya nggak apa-apa, Yon. Gue tadi sempet ketemu temen gue dulu kok jadi bisa ngobrol bentar. Tapi sekarang orangnya udah pergi sih."
Bohong. Itu hanya sebuah alasan Ocha saja agar Hoyon tidak terus merasa bersalah.
"Beneran kan?"
Ocha tersenyun manis, "Iya serius kok. Kemana kek gitu yuk? Nggak enak nih suasana canggung gini."
"Eh gitu ya? Maaf lagi ya gue nggak sadar. Terus lu mau kemana, Cha? Gue ikut aja."
'Bener ternyata kata Kiya kalo Hoyon itu super nggak peka. Jadi gue harus inisiatif duluan.'
"Kita makan aja dulu kali ya? Laper gue."
Hoyon melihat arloji mahalnya," Oh iya sih udah jam makan siang. Ya udah ayo."
Hoyon tersenyum tipis pada Ocha dan langsung meninggalkan gadis itu begitu saja.
Mendecak diam-diam, dengan langkah lebar Ocha setengah mengejar jejak Hoyon dan akhirnya mereka berjalan bersisian.
'Hoyon itu kalo jalan kaki cepet banget dan biasa buka jalan diantara gue dan anak-anak lainnya Cha. Dia juga nggak akan peduli sekitarnya kalo jalan. Jadi biar dinotis, lu harus bisa imbangin langkahnya dia dan jalan disampingnya. Jadi kalo bisa lu nggak usah pake heels deh, pake sneakers aja biar bisa jalan cepat cem lomba manula gitu. Hahaha.' -Kiya
**
"Duduk sini aja. Biar gue yang pesenin."
"Eh jangan, Yon!" Pergerakan tubuh Hoyon yang tengah beranjak bangun dari kursi pun terhenti. Pandangan matanya lurus menatap tangan Ocha yang menggenggam erat pergelangan tangan kanannya.
"Eh maaf maaf, Yon! Gue refleks."
Ralat Ocha cepat. Dalam hati gadis cantik itu merutuki kenapa bisa bersikap lancang pada tuan muda idamannya.
'Astaga jaim dikit lah, Cha!'
Hoyon pun duduk kembali di kursinya, "Kenapa, Cha?"
"Karena lu yang milih restorannya, boleh kan gue yang pilih makanannya, Yon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
1991 Line (91line)
HumorGeng yang ngeklaim kalo orang-orangnya paling ngeksis sejagat raya alam semesta. Aslinya... bisa diliat kalo nggak ada yang sempurna di dunia ini. Berlaku lho peribahasanya! Key - Kiya Minho - Ino Suho - Hoyon Dongwoon - Soni Jinwoo - Ujin Sungmi...