See you soon, Kiya!

18 7 0
                                    

"Woy lu pada dimana sih?!"

Kiya emosi banget karena temen-temen gengannya ternyata belum hadir di farewell party-nya. Sedangkan dia udah nunggu selama 15 menit sendirian disitu.

'Ini gue yang punya hajat malah disuruh nunggu ya Tuhan, tolong!' Geramnya dalam hati.

"Sorry bro. Kita lagi kena macet ini. Dan gue jemput mereka satu-satu. Mulai dari Miyu, Hoyon, Ujin, Soni. Amin juga ikut nih. Bentar lagi sampe elah. Sabar kenapa sih."

Suara berat Ino diseberang sana mencoba jelasin keadaan.

"Gue udah nunggu dari tadi ini masih disuruh sabar aja! Lagian kok bisa sih mobil yang lain pada mogok?!"

Kiya meneguk sisa es jeruk yang tadi dipesannya sampai habis nggak bersisa.

"Ya mana gue tau, Ki. Kebetulan kali. Sabar aja duduk manis disitu kita on the way kok ini."

"Bodo amat ah dateng apa nggak!"

Kiya mematikan sambungan teleponnya dengan Ino. Rasa kesalnya sampe naik ke ubun-ubun. Mukanya merah padam meredam emosi.

"Heh, ngambek aja! Bibir lu manyun lima senti tuh."

Soyu menepuk-nepuk pundak kanan Kiya dengan senyum manisnya. Lantas duduk dikursi sebelah Kiya.

"Ah thanks God, you are here, Yu!"

Kiya refleks memeluk Soyu saking gembiranya. Bete banget nggak sih nunggu lama mana sendirian pula.

Soyu tertawa, "Duh segitu betenya, Ki."

Kiya melepaskan pelukannya dan menatap Soyu datar.

"Ya lagian anak-anak parah banget terlambatnya. Udah tau ini farewell party buat gue. Boro-boro bikin kejutan, malah ngaret aja dibudidayain."

Kiya mengangkat tangannya, memanggil pelayan. "Mau pesen minum dong." Kiya melemparkan pandangannya pada Soyu, "Lu mau minum apa, Yu?"

"Ya ini kan gue udah dateng duluan. Udah ga usah bete-bete lagi ah. Nggak bareng anak-anak aja nih?"

"Yaelah gue udah kering ini sampe aus nungguin mereka nggak dateng juga."

"Hahaha, ya udah iya. Gue jus alpukat aja."

"Oke." Pramusaji pun menghampiri mereka dan Kiya memesan 1 gelas es jeruk lagi dan 1 gelas jus alpukat untuk Soyu.

Setelah si pramusaji pergi, Soyu memperhatikan tampang Kiya yang masih ketekuk macam kertas kusut.

"Kita selfie aja yuk biar ga bete!" Soyu menarik lengan kiri Kiya dan tersenyum manis.

"Oh boleh tuh."

"Yeu dasar narsis." Soyu menjitak kepala Key.

"Aduh! Kan lu yang ngajakin biji kedele sayang." Kiya balas menoyor Soyu pelan.

"Iya iya mak bawelku. Nih lu yang megang kameranya."

Kiya meraih ponsel milik Soyu.

"Sini deketan sama aa biar nular aura instagramable-nya." Puji Kiya sambil tersenyum bangga.

"Satu... Dua... Tiga!"

"Lagi nggak?" Tawar Key pada Soyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lagi nggak?" Tawar Key pada Soyu.

"Iyalah, sekali doang mana terasa."

Key melengos, "Dasar cewek. Ayo satu... dua... tiga!"

Key mengecek hasil foto pada hp Soyu yang masih dipegangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Key mengecek hasil foto pada hp Soyu yang masih dipegangnya.

"Sok imut banget lu, Yu."

"Bodo amat, wlee!" Soyu menjulurkan lidahnya main-main.

Kiya mengacuhkannya, "Terakhir ya. Satu... du-"!"

"Rambut lu bunder plus licin amat kayak bola ajaib."

Cekrek!

"Ah apaan sih gaya lu ngapain megang-megang kepala gue?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah apaan sih gaya lu ngapain megang-megang kepala gue?!"

"Hahaha, mana gue tau kalo lu udah jepret kan. Salah sendiri yeeee."

"Ah bodo gue apus aj-"

Dengan secepat kilat Soyu mengambil hpnya lagi dan Kiya hanya bisa pasrah melihat tawa geli Soyu.

"Iyain aja biar lu bahagia deh, Yu."

"Jangan ambekan mulu kenapa. Nanti pas nugas nggak bisa ngambek, manyun manja sambil ngebawel gini lho. Foto ini bakalan jadi kenangan buat kita."

"Iya tauuuuuuu."

"Eh itu anak-anak!"

Dan satu persatu anggota 91 line pun memeluk Kiya dengan hangat.

"Stay safe Kiya! Be healthy always. Comeback really soon ya, mak bawel. We will miss you."

Mereka mengelilingi Kiya dan Kiya mulai terharu melihat teman-temannya. Emosi ala emak-emak ngamuknya pun udah menguap entah kemana.

Pikirnya kini, beberapa bulan kedepan dia nggak akan bisa ngumpul bareng para kesayangannya yang nyebelin ini deh.

"Tunggu gue ya. Nanti gue nyusul." Seru Ino dengan tawa isengnya.

"Heh jangan pegang kepala gue yang udah difitrahin!"

"Heh jangan pegang kepala gue yang udah difitrahin!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tamat

1991 Line (91line) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang