Melati Sukma Part 7

3 0 0
                                    

Alex duduk di samping jendela, matanya menatap dompet yang tergeletak di atas meja, disamping dompet itu terdapat telpon seluler lipat keluaran brand ternama, matanya nanar, ia terdiam panjang

" Apa yang harus aku lakukan?...apakah aku harus menelpon Jack untuk meminta uang?...ah ..tidak...aku harus mampu bertahan..."gumamnya dalam hati

"tapi hidup di Jakarta sangat mahal...shitt!!" teriaknya sambil mengacak – ngacak rambutnya

Sudah hampir seminggu dia hidup di hotel ini, sudah saatnya ia keluar dan mulai mencari lagi, ternyata seminggu mencari sedikit petunjuk tentang masa lalu ibunya tidak membuahkan hasil, membuatnya berpikir ulang untuk pulang dan melupakan mimpinya. Alex mengamati daerah sekitar hotel, ia bingung hendak kearah mana, apakah ke kiri atau ke kanan? koper beroda yang biasanya ia bawa kini telah berganti menjadi tas punggung, dengan bimbang ia berjalan di kursi taman dekat hotel dan melepaskan tas hitamnya.

"Mau kemana anak muda?..." sapa seorang bapak tua yang duduk tidak jauh dari Alex

"Entahlah...saya tidak tahu harus kemana..."Jawab Alex sambil tersenyum

"Anda sepertinya bukan orang Indonesia.." Tanya bapak tua sambil tersenyum kepada Alex

"Saya dari Amerika, mau ke rumah teman, tapi saya tidak tahu dimana rumahnya.." Jawab Alex sambil bersandar di bangku dan menghadap langit yang mendung, menandakan sebentar lagi hujan

" Anda fasih sekali berbahasa Indonesia, apakah anda sering kemari?.." Tanya pak Tua sekali lagi, Alex tidak segera menjawab, ia hanya tersenyum dan mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, berniat akan menelfon seseorang, tapi kemudian diurungkan niat tersebut

"Ibuku Indonesia..ayahku Amerika, Pak Tua itu ( ditujukan kepada Pak Tan ) mengajarkanku bahasa Indonesia dengan sangat baik, meskipun ibuku sudah meninggal, ketika berbicara di Washington...kami bercakap – cakap dalam bahasa Indonesia.." jawabnya

"Karena kau tidak punya tujuan, apakah kau mau ikut denganku?...sambil mencari petunjuk tentang temanmu itu?.." Kata laki – laki tua itu Tiba – tiba membuyarkan lamunan Alex

"Di rumah aku hanya mempunyai seorang putri, mungkin kau bisa bekerja dan membantuku, kami mempunyai sebuah toko yang tidak terlalu besar dan kelihatannya aku membutuhkan seorang asisten"

"Apakah kau tidak curiga denganku?...apakah kau percaya dengan membawaku pulang ke rumahmu?.. kau tidak takut aku akan berlaku tidak baik?.." Tanya Alex menatap laki – laki tua itu

"Aku mempunyai firasat bahwa kau orang baik... ketahuilah bahwa putriku mampu menjaga dirinya sendiri..jika kau macam – macam dengannya mungkin kau akan kehilangan salah satu kakimu..." jawab bapak tua itu sambil tersenyum lebar,mengulurkan tangannya dan berkenalan, namaku Saleh, katanya dengan sopan

Alex mengikuti Pak Saleh dari belakang, mereka berjalan hampir 100 meter dari hotel Alex menginap dan tiba di sebuah rumah tua namun asri, sebelah kanannya adalah sebuah minimarket yang masih tertutup rolling door,di sebelah kiri rumah itu terdapat penjual kue kacang hijau yang terlihat ramai.

Rumah itu mempunyai pagar tinggi terbuat dari kayu, tetapi di dalamnya terdapat halaman luas dan beberapa bonsai kecil menghiasinya, beberapa kicau burung menambah hangat suasana, Alex mengamati ukiran kayu yang tertempel di dinding ruang tamu membingkai beberapa foto tua,

" Siapakah Ini...? "Tanya Alex menunjuk salah satu foto tua seorang wanita jawa memakai sanggul berhiaskan rangkaian melati

"Dia adikku...Ibu dari putriku...sebenarnya aku adalah pamannya...tapi karena ia tak punya siapa – siapa..ia memanggilku bapak.." kata pak Saleh sambil menyuguhkan segelas coklat hangat

"Maaf aku tidak punya kopi...anakku suka sekali dengan coklat, ia meminum ini setiap pagi.." lanjutnya,Alex tersenyum dan meneguk beberapa kali, ia terus mengamati ruangan itu

"Bapak....Bapak kemana saja?...Melati lelah mencari..." tiba – tiba suara dari dalam ruangan menyeruak, seorang gadis muda memasuki ruangan, tubuhnya tinggi semampai, mengenakan T-Shirt oblong dan celana Jeans serta memakai topi pelaut yang membuat seluruh rambutnya tersembunyi

"Siapa dia pak..." tanyanya ke Pak Saleh

"Dia Alex...dia akan membantu kita mulai sekarang" jawab Pak Saleh sambil tersenyum kecil

"Kenapa Bapak pulang membawa orang asing...dan Bapak kan sedang sakit...seharusnya banyak beristirahat.. kenapa keluar rumah?.." jawab Melati sambil merangkul pak Saleh

" Dia pemuda yang baik... berkenalanlah dengannya.." pinta pak Saleh, Melati berjalan ke arah Alex, mengulurkan tangannya sembari berkata "Melati..Melati Sukma.." Alex membalas melati dan berkata "Alex Handoko " sambil tersenyum memperhatikan gadis yang hampir memiliki ukuran tinggi sama dengannya, gadis tomboy dengan topi pelaut gumam Alex dalam Hati.

the Story UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang