Bawa ia pulang hidup - hidup, Part 8

5 0 1
                                    

Alex mengangkat kotak Buah dan mulai menatanya di atas rak,Melati mengeluarkan beberapa barang dari kardus dan juga mulai menatanya, kegiatan itu mereka lakukan setiap pagi menjelang toko buka, kata – kata yang terlontar di antara mereka hanyalah " diletakkan dimana...Tolong angkat yang ini..."

Alex melihat keluar jendela,sudah hampir 1 bulan ia bekerja disini, Ia adalah CEO ternama di Amerika, kini harus bekerja pada toko kecil, tapi kenapa di tempat ini ia menemukan kedamaian.

Ia mengalihkan pandangan ke arah Melati, gadis yang mempunyai tinggi diatas rata – rata orang Indonesia itu mungkin akan terlihat cantik jika ia mau memakai sedikit make up dan menghilangkan topi pelautnya itu, ia tak pernah melihat Melati membiarkan rambutnya tergerai, selalu memakai topi pelaut.

----

PRANG!!!!

Suara barang pecah membuyarkan lamunan Alex, Melati segera berlari ke ruang tamu diikuti Alex dibelakangnya, ia melihat Pak Saleh duduk bersandar pada kursi dengan gelas pecah di kakinya

"Bapak..." Teriak Melati sambil menangis tersedu – sedu

"Bapak hanya terpeleset saja...tidak perlu menangis..." kata pak Saleh sambil tersenyum, Melati hendak memapah Pak Saleh menuju kamarnya, tetapi Alex langsung mengangkat tubuh lelaki itu dan membopongnya ke dalam kamar, ia mengobati kaki Pak Saleh yang berdarah dan menyelimuti tubuhnya, ketika akan beranjak pergi Pak Saleh memegang tangan Alex seraya berkata

"menikahlah dengan Melati...umurku mungkin tidak akan lama" kata Pak Saleh membuat Alex terkejut

"Dia sudah tidak mempunyai siapa – siapa lagi, aku percayakan kepadamu,maukah kau menikah dengannya? " pinta Pak Saleh

Alex terdiam, dipandangnya tubuh lelaki tua itu, kemudian menundukkan kepala "Jawaban apa yang harus kuberikan?...aku tidak berniat menikah dengan gadis Indonesia...tapi Pak Saleh sangat berjasa padaku.." gumam Alex dalam hati.

3 Hari kemudian pernikahan itu terlaksana, dihadapan jenazah pak Saleh ,Melati menangis tersedu – sedu, ia merasa sangat terpukul, pikirannya kacau, bapak yang ia sayangi harus menyerah dengan penyakit yang menggerogotinya selama 10 tahun, sementara Alex hanya tertunduk di sampingnya, memikirkan situasi dimana ia terjebak di Indonesia dan memiliki istri yang bukan type idealnya, bahkan melihat rambutnya pun ia tak bisa karena sulit sekali menyingkirkan topi itu di hari pernikahannya.

Setelah upacara kematian, Alex menenangkan fikirannya pergi keluar halaman, ia merasa heran dengan bayaknya karangan bunga yang ada, sepertinya pak Saleh mempunyai banyak teman yang berpengaruh, ucapan duka itu menambah kalut hatinya dan tak mampu berfikir langkah selanjutnya

----

Sementara Jack memutarkan gelas anggurnya berkali – kali, Ia berfikir keras, dimana Alex saat ini berada, sudah hampir 2 bulan dia pergi, apakah ia mampu bertahan?ataukah ia sudah...Ah tidak...pikiran kacau apa ini?

Pak Tan seperti biasa menatap nanar keluar jendela, sesekali ia mengetuk – ngetukkan tongkat kayu berukirkan kepala elang di lantai menandakan ia sedang berfikir keras,

"Apakah kau ingin bunuh diri dengan meminum anggur di pagi hari? "kata Pak Tan sambil memutar kursinya ke arah Jack yang sedang terduduk di sofa

"Hanya sedikit saja, for breakfast ( untuk sarapan )" sahutnya pelan

Mereka berdua kembali terdiam, Pak Tan menatap tajam ke arah Jack,kemudian berdiri berjalan ke sofa tempatnya duduk, mengambil gelas anggur di tangan Jack

"Bawa Alex pulang, dalam keadaan hidup – hidup meskipun kau harus mematahkan semua kakinya " Kata Pak Tan pelan

Jack berdiri, merapikan jas hitamnya dan menatap tajam ke arah Pak Tan,ia berjalan ke luar ruangan dengan tersenyum

"I'll find you...even if I have to sell my soul to a devil "(aku akan menemukanmu, meskipun aku harus menjual jiwaku kepada Iblis) kata Jack dalam hati

the Story UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang