2. Love is Love

3.6K 334 5
                                    

Dan sampailah mereka di rumah Chika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan sampailah mereka di rumah Chika.

"Duduk dulu disini, aku mau ambil kotak p3k nya , sebentar" ujar Chika yang langsung masuk ke ruangan lain dan meninggalkan Ara yang terduduk di sofa.

Disisi lain, Ara yang tengah  duduk dan melihat-lihat sekeliling ruangan, hanya bisa terbenam oleh pikiran-pikiran anehnya itu tentang apakah perempuan tadi ingin menculiknya? Atau dia telah dihipnotis? Bagaimana bisa dia ikut perempuan tidak dikenal ke rumahnya. Ara tidak habis pikir semoga saja perempuan itu baik.

Chika membuka kotak p3k itu "Sini!, Coba lihat lengannya biar aku obatin" 

Ara memberi lengannya yang luka dan melihat perempuan didepannya ini mengobati dengan telaten, ntah kenapa Ara malah jadi salah fokus dengan wajahnya yang cantik dan manis.

"Chika, namaku chika" ucap chika yang membuyarkan lamunan Ara.

"O-oh iya, nama gue Ara" kata Ara yang gugup dan mengalihkan pandangan kesamping karena tiba-tiba Chika menatapnya. Tapi tanpa sengaja Ara melihat nama sekolah disamping kiri seragam chika
"Eeeh, lo sekolah di SMAN Putri Bangsa 48 juga? Sama dong" Ucap Ara yang nampak terkejut.

Chika hanya bisa terkekeh melihat Ara yang tampak terkejut, Chika sudah tau banyak tentang Ara tanpa harus berkenalan, adik kelasnya itu sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi Chika selama 2 Minggu belakangan ini, chika selalu memperhatikannya dari jauh ntah apapun yang dilakukan Ara selalu saja menjadi daya tarik tersendiri bagi chika.

Dua Minggu yang lalu Chika sempat digangguin oleh beberapa pria yang tidak dikenal dijalan, untung saja ada Ara yang menolongnya tapi belum sempat berterimakasih, Ara sudah pergi begitu saja.

Sampai dimana besok harinya, Chika tidak sengaja bertemu dengan Ara di kantin sekolah, dari situlah Chika selalu memperhatikan Ara, awalnya Chika hanya ingin berterimakasih tapi ia gengsi apalagi Ara selalu bersama teman-temannya, chika juga takut kalo Ara sudah lupa dengan kejadian itu ntar malah chika yang dianggap sok kenal sok dekat lagi.

Dari situlah Chika selalu memperhatikan Ara dan selalu ingin tahu tentangnya.

"Ish malah ngelamun, ntar kalo kesambet, gue gak mau nolongin lho ya" ucap Ara.

"Iya, aku sekolah disitu juga, kenapa?" Tanya Chika yang masih telaten mengobati lengan Ara.

"Ya gapapa, perasaan gue baru ngeliat lo gitu deh"

"Ya iya lah, sekolah Segede gaban masa iya muridnya cuman aku doang" ujar Chika yang mengundang gelak tawa Ara.

"Iya juga sih, emang lo kelas berapa?" Tanya Ara.

"Kelas 12" jawab Chika seadanya.

"Ehhh berarti kakak kelas dong? Gue harus manggil pake kak atau mau dipanggil sayang aja?" Ucap Ara yang kemudian ia menyesali ucapannya tersebut. Duhhh ra katro banget sih

Tapi ucapan Ara tersebut berhasil membuat pipi Chika merona "Terserah mau manggil apaan juga, coba sini liat yang lain ada yang luka lagi gak? Tanya Chika yang mengalihkan pertanyaan Ara tersebut.

"Ini, kayaknya kaki gue agak bengkak gara-gara ketiban motor tadi" ucap Ara seraya menunjukkan bagian kaki yang lumayan bengkak.

Chika pun paham dan langsung mengambil air dingin untuk mengompres kaki Ara.

"Eh iya kak, rumah kakak lagi gak ada siapa-siapa? Dari tadi kayaknya sepi banget"tanya Ara basa-basi tapi memang dari tadi ia merasa sepi.

"Aku emang tinggal sendiri, kamu laper gak?" Tanya Chika yang sudah selesai mengompres kaki Ara.

Yang ditanyai pun hanya menganggukan kepala, sebenarnya Ara merasa sedikit tidak enak karna terlalu merepotkan Chika.

"Tunggu sebentar, aku buatin nasi goreng dulu" ujar Chika langsung menuju dapur.

Pikiran-pikiran aneh yang tadi sempat terlintas dalam benak Ara pun hilang sudah, Ternyata perempuan ini alias Chika bukanlah orang jahat justru dia bagaikan bidadari tak bersayap, udah baik, cantik pula, Nikmat mana lagi yang Ara dustakan.

Yang menarik perhatian Ara adalah gummy smile khasnya Chika, ntah kenapa saat chika tersenyum bawaannya pasti ingin ikut tersenyum juga.

Ara hanya mengompres kakinya selagi ia menunggu Chika dan masakannya.

Chika membawa dua piring nasi goreng dan dua gelas air mineral "nih, biar aku suapin ya, tangan kanan kamu jangan terlalu banyak gerak dulu"

"Gak usah kak, ngerepotin. gue bisa pake tangan kiri kok" tolak Ara.

"Gak baik makan pake tangan kiri, lagi pula kan aku udah bilang aku bakalan tanggung jawab, karna aku gak hati-hati tadi kamu jadi nabrak" ucap chika tanpa mau dibantah dan langsung menyuapi sesendok nasi goreng kemulut Ara.

Ara pun tak menolak suapan dari Chika, mereka berbincang-bincang ditengah makan malam tersebut tanpa rasa canggung sama sekali rasanya sudah seperti berteman lama.

"Ohhh tadi yang siaran tuh kakak?" Tanya Ara yang sudah menyelesaikan suapan terakhirnya.

"Iya, belum lama ini aku masuk ekskul broadcast dan tadi ada kesempatan buat langsung siaran, menurut kamu gimana tadi siaranku?" Tanya Chika balik.

"Jujur, lancar banget padahal kakak baru masuk tapi sama sekali gak terbata-bata gitu, oh iya kak makasih ya makanan dan pengobatan nya, gue izin pulang dulu" ucap Ara.

"Kamu mau pulang naik apa? Kaki sama lengan kamu aja masih kayak gitu ,lagi pula ini udah malem tuh liat udah jam 10 ,bukannya asrama ditutup jam 9 ya?" Ucap Chika menunjukkan jam di hp nya.

Asrama 48 memang membatasi jam masuk-keluar nya siswi sampai jam 9, lewat dari jam 9 gerbang sudah ditutup tidak ada lagi yang boleh keluar masuk asrama.

"Keasikan ngobrol bareng kak Chika jadi lupa waktu deh,yahh terus gue gimana dong ini?" Ucap Ara yang panik sendiri.

"Kamu nginep aja disini, besok pagi-pagi banget aku anterin ke asrama sekalian kita berangkat ke sekolah bareng, nanti aku panggil supirku buat jemput kita" ajak chika.

Ara yang tak tau harus apa , hanya bisa mengangguk saja toh gak ada salahnya juga, Ara gak mungkin manjat gerbang asrama dengan kondisi kaki dan tangan yang luka seperti ini.

Disinilah Ara yang tertidur disamping Chika sekasur, tadinya Ara ingin tidur di sofa saja tapi Chika melarangnya karna tidak mungkin chika membiarkan ara tidur disofa dengan luka yang seperti itu, maka Chika yang mengalah dan memilih untuk tidur di sofa tapi Ara merasa tak enak hati alhasil mereka berdua sama-sama tidur dikasur seperti sekarang ini.

Sama-sama terpejam padahal tidak bisa tertidur, dengan posisi Ara yang telentang menghadap langit-langit dinding sedangkan Chika memunggungi Ara, didalam kamar yang gelap ini.

Ntah kenapa suasana menjadi canggung sekali, sama-sama tidak bisa tidur karna hati yang berdebar-debar tak karuan dan rasanya seperti ada kupu-kupu diperut mereka, ntah lah mereka pun sama-sama baru merasakan hal seperti ini dan Mencoba mengontrol diri agar bisa tertidur.

Bersambung...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hello semuanya, apa kabar????
Maaf kalo ada typo, hehehe ( ◜‿◝ )♡

Love Is Love [Chikara] {gxg} (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang