FIVE

2.8K 88 0
                                    


🤯🤯🤯

"Balik sama gue,"

"gamau," tolak Vannesa.

"nyokap lo yang nyuruh."

"Gamau."

"Oke, gue bilangin nyokap lo,"

"Terserah,"

"Ayolah... nanti gue yang dimarahin," ujar Nathan merayu.

"Biarin,"

"Ya?"

"Gamau,"

"Bener?"

"Gamau Nathan!" bentaknya, membuat seisi kelas menoleh ke arahnya.

"Apaan liat-liat?!"

"Gapapa, kalian cocok." celetuk Dinda, si mak comblang.

"Enak aja, ga sudi gue sama Nathan,"

"Ati-ati kemakan omongan sendiri,"

Jangan tanyakan dimana Rania, jika ada situasi seperti ini ia hanya suka menonton dan mendengarkan dengan baik.

Jam bel pulang sekolah telah berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas dan pulang ke rumah masing-masing.

"balik sama siapa Nes?"

"kayaknya gue naik taksi online deh Ran,"

"ga sama Nathan?"

"Dih ogah, males banget."

"Yaudah gue duluan ya Nes, gue udah dijemput," pamit Rania di iya kan oleh Vannesa.

"Astaghfirullah udah nunggu lama malah di cancel,"

"Nungguin gue?"

"Dih dasar geer!"

"Terus nungguin siapa? Pak Gogos?" Pak Gogos adalah penjaga sekolah mereka yang terkenal dengan gigi majunya.

"Apaan sih!"

"Ga mau balik sama gue beneran?" tanya Nathan untuk kesekian kalinya hari ini.

"Bener!"

"Oke." Nathan meninggalkan Vannesa sendirian di lobby sekolah, tadi ada pertemuan ketua kelas oleh karena itu dia keluar terlambat.

"Ikut gue!" titah seseorang sambil mencekal lengan Vannesa.

"Gak! Lepasin!" dengan cepat Vannesa menepis tangan orang itu.

"Jawab gue! Lo itu kenapa sih?! Kenapa lo ga mau jadi pacar gue?!"

"Ya karna gue gak suka sama lo, Aldo! Lo itu kasar, pemaksa, dan lo cuma obsesi bukan tulus!"

Aldo mengangkat tangannya dan siap melayangkannya ke pipi Vannesa.

Vannesa sudah menutup matanya bersiap saja jika ia terkena tamparan, maka habis sudah Aldo.

Nathan & VannesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang