ANES HANYA INGIN BAHAGIA.
Satu kalimat, terpampang jelas di kertas putih yang di tulis oleh seorang gadis cantik dengan senyum indah nya. Namanya Aneska Atharrazka, yang sering di panggil dengan sebutan ‘Anes’. Anes sosok wanita yang periang, mudah tersenyum, dan sangat mahir dalam berpura-pura. Bukan, berpura-pura dalam melakukah hal konyol atau pun hal bodoh
Anes mempunyai hal tersendiri dalam berpura-pura, Anes mampu berpura-pura tersenyum walau hati nya memang sedang tidak tersenyum. Itulah kebiasaan Anes yang sering dirinya lakukan pada siapa pun, contohnya seperti ini…
Puk.
Pundak Anes tampak di tepuk pelan oleh seseorang dari balik belakang tubuhnya, yang tengah duduk sambil menghadap kearah sekumpulan anak kecil sedang bermain dengan girang nya di taman yang tak jauh dari SMA sekolah Anes. Anes menoleh ke arah belakang, di lihatnya sosok yang sangat dirinya kenal
“Bang Zio?”
Zio Attharazka, adalah kakak dari Anes, Zio adalah orang yang akan pertama kali marah jika ada orang yang membuat adik nya iaitu Anes menangis. Kebiasaan Zio dari kecil hingga menjadi seorang mahasiswa cukup mudah, hanya melindungi sang adik dari keras nya dunia luar
Zio datang sambil menjinjing helm di lengan nya, seulas senyum pun terpampang jelas di wajah Zio.
“Belum pulang?” Zio berjalan mendekat kearah kursi yang Anes duduki, lalu duduk di samping Anes yang tengah memegang satu kertas putih dan pena hitam
Anes menggeleng singkat. Tatapan mata Zio menyorot kearah kertas putih yang di pegang Anes, tanpa basa-basi Zio menarik kertas itu, tapi pada saat Zio akan membuka nya, Anes segera merebut kembali dari tangan Zio
“Nggak usah kepo,” cibir Anes sambil menelerkan lidah layak nya anak kecil
“Cuman pengen tahu aja...” jawab Zio sambil mengangkat kedua bahu nya, Zio juga seorang kakak yang sedikit menyebalkan bagi Anes, tapi Anes sungguh menyayangi sang kakak, bagimana pun baik buruk nya seorang kakak, dia tetaplah keluarga nya, begitu pikir Anes.
“Kita pulang, Nes.” ucap Zio tidak di sadari Anes
Melihat Anes yang sesaat termenung menyorot kearah depan dengan tatapan mata yang hampa, membuat Zio mengeryitkan dahi nya, “Kenapa? Ada masalah?” tanya Zio membuyarkan lamunan Anes
“Nggak ada apa-apa,” jawab Anes pelan sedikit terbara-bata
“Gue lupa tanya kan, kenapa lo bisa ada di sini?”
“Dunia yang merindukan Anes untuk menatap indah nya dunia luar yang masih seperti itu saja.”
“Ehm.. dunia kangen sama lo mungkin iya, orang tiap hari jarang keluar kan?” Zio sedikit memberi gambaran tentang aktivitas Anes yang tidak pernah keluar rumah, selain pergi ke sekolah, “Sering-sering kayak gini dong, dunia luar nggak seburuk apa yang lo kira.” ucap Zio sambil manggut-manggut
Anes menoleh kearah Zio, menatap lekat mata yang hampir serupa dengan mata nya. “Ini cuman tipu daya dunia aja, bang Zi.”
“Sebegitu benci nya ya, lo sama kehidupan di dunia?” selang Zio cepat, mengangkat sebelah alis nya keatas
“Bukan benci, hanya saja… Anes kecewa.” seulas senyum terpampang di paras gadis cantik bernama Aneska itu
“Gue tahu, karena lo punya alasan kan, kenapa lo bisa benci sama kehidupan di dunia,”
Anes tertegun mendengar ucapan Zio, pikiran Anes melayang ke kejadian dulu, kejadian yang dimana saat Anes menduduki Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama. Kejadian saat SMP dulu adalah kejadian yang membuat Anes sedikit marah dengan dunia, dan membuat sifat periang Anes memudar, kini Anes berubah menjadi Aneska yang pendiam, tak suka bersosialisasi, dan selalu takut dengan kehidupan dunia yang sangat keras bagi dirinya
KAMU SEDANG MEMBACA
DETIKKU MENGENAL DUNIA (On Going)
Novela JuvenilMengenal dunia, mungkin tak mudah bagiku. Apalagi untuk bisa berdamai dengan dunia ku sendiri. Bukan aku berbeda, bukan aku tak bisa sama dari yang lain. Hanya saja, kisah masa lalu yang membuatku untuk terus berhati-hati, bahwa aku bukan manusia y...