Keputusan Anes untuk berhenti sekolah formal, sedang Ardi juga Yesa usahakan. Pagi ini, mereka sedang menunggu Pak Bayu di ruang tamu untuk datang ke rumah saat Ardi hubungi kemarin. Mereka, berharap semoga keputusan Anes yang di setujui mereka ini tidak akan sia-sia, seperti yang sebelum-sebelum nya, dan semoga saja Anes bisa merasa lebih tenang dan bahagia
"Lho, kemana?" tanya Yesa pada Zio yang berlalu begitu saja di hadapan Yesa dan Ardi
Zio menoleh, sambil memberikan seulas senyum. "Main."
"Naik apa, bukan nya kunci motor kamu hilang?" ingat Yesa
"Udah ketemu, kemarin malam."
"Dimana?"
"Kolong kasur." cengir Zio. "Zio pamit. Ma, Pa." Zio menyalami keduanya dan membuka pintu rumah. Tapi, pada saat Zio membuka pintu rumah, terlihat dua orang laki-laki yang sudah berumur seusia Ardi kurang lebih, juga seorang laki-laki yang menggunakan jaket hitam yang masih muda, bahkan bisa di bilang seorang remaja. Sudah, berdiri di depan pintu rumah nya
"Astagfirullah," latah Zio memundurkan langkah nya. "Pak Bayu?"
Ternyata, itu Pak Bayu. Tak menunggu lama Zio segera menyalami lengan nya, dan memanggil Yesa juga Ardi untuk menghampiri mereka
"Selamat pagi, Pak Ardi!" sapa Pak Bayu melihat kehadiran Ardi dengan senyum nya
"Selamat pagi. Pak Bayu?" tanya Ardi memastikan
Pak Bayu mengangguk singkat. Segera Ardi, merangkul pundak Pak Bayu dan menyuruh nya untuk masuk kedalam rumah diikuti oleh satu orang remaja di belakang nya.
"Zio berangkat!" sahut Zio berlalu bergitu saja
Ardi pun menyuruh Pak Bayu untuk duduk di kursi yang tersedia, berbeda dengan Yesa yang menyiapkan hidangan kecil untuk tamu. Ardi juga Pak Bayu pun mulai bercakap-cakap
"Nama sekolah informal ini, Diamond High School Pak, jadi anak bapak nanti akan belajar seperti biasanya, hanya saja proses pembelajaran di lakukan di rumah, metode homeschooling ini juga sangat di gemari oleh anak Amerika di luar sana." jelas Pak Bayu
Pertanyaan demi pertanyaan Pak Bayu jawab dengan mudah nya. berusaha memberikan yang terbaik untuk para orangtua yang ingin mendaftarkan anak nya ke sekolah Diamond High School terakakreditasi A itu. Pelajar yang sekolah menggunakan jasa ini pun cukup banyak, bukan hanya Anes nanti nya.
Saat Ardi dan Pak Bayu tengah berbincang. Anes datang dengan pakaian tidur bewarna gradasi antara putih dan merah muda, memegang satu gelas kosong yang tidak terisi apa-apa. Anes tenyata masih sakit belum bisa untuk melakukan aktivitas nya kembali
Anes tertegun. Menatap Ardi juga salah seorang laki-laki yang menggunakan jaket hitam itu. Pikiran Anes melayang ke kejadian lima hari yang lalu bersama Abila di tepi jalan, sambil mewawancarai orang-orang di sana. Dan orang berjaket hitam itu sama persis dengan seorang lelaki yang pernah dia wawancarai bersama Abila. Benar! Anes sangat yakin, laki-laki itu ternyata orang yang pernah di jumpai nya lima hari yang lalu
"Anes, sini." panggil Yesa melambaikan tangan pada Anes membuyarkan lamunan nya
Suara Anes menyedot ingus terdengar. Lalu menggeleng singkat, dan menatap seorang pria lain yang berumur hampir sebaya dengan Ardi sedang menatap Anes sambil tersenyum
"Perkenalkan, ini Pak Bayu. Guru baru kamu yang akan membimbing kamu belajar di rumah." seling Ardi cepat
"Pak Bayu, perkenalkan, ini Aneska. Anak saya yang akan, ikut gabung ke sekolah Diamond High School." lanjut Ardi
Anes takjub. Segera Anes berjalan menghampiri Pak Bayu dengan senyum ceria nya. Lalu menyalami tangan Pak Bayu dengan sopan dan memberikan seulas senyum pada laki-laki yang duduk di sebelah Pak Bayu. Ya, orang yang pernah Anes temui, hanya saja Anes tidak ingin heboh mengekspresikan nya
KAMU SEDANG MEMBACA
DETIKKU MENGENAL DUNIA (On Going)
Fiksi RemajaMengenal dunia, mungkin tak mudah bagiku. Apalagi untuk bisa berdamai dengan dunia ku sendiri. Bukan aku berbeda, bukan aku tak bisa sama dari yang lain. Hanya saja, kisah masa lalu yang membuatku untuk terus berhati-hati, bahwa aku bukan manusia y...