[1]. Pagi yang cerah

55 7 11
                                    

Pagi hari yang cukup cerah, dengan hembusan angin yang lembut. Tentu membuat sebagian orang lebih suka menghabiskan waktunya dengan bersantai di rumah, atau bahkan keluar jalan-jalan dengan teman atau keluarganya. Namun, tidak dengan diriku yang harus pergi ke markas karena panggilan dari ketua. Memang benar kata mereka yang selalu bilang 'realita tidak seindah ekspetasi'.

"Pagi hari begini memang enak untuk makan-makanan manis... sial! Ketua memang suka melempar tanggung jawabnya sembarangan"

Nama ku adalah Seiji Ichika atau biasa dipanggil Ichika, aku adalah salah satu dari anggota 'Organisasi Penjaga Bersenjata' yang biasa di kenal sebagai OPB. Singkatnya, OPB adalah perkumpulan orang-orang berkemampuan supernatural termasuk diriku, biasanya orang-orang yang memiliki kemampuan supernatural memiliki kekuatan dan ketahanan fisik dua kali lebih baik dibandingkan dengan orang normal pada umumnya.

"Huftt... padahal aku sudah sangat berharap bisa bersantai dengan yang lain. Ah gawat, aku jadi banyak bicara"

Sebuah rahasia umum yang sudah diketahui oleh masyarakat awam, hanya orang-orang tertentulah yang bisa mendapatkan kemampuan supernatural dan betapa beruntungnya diriku yang mendapatkannya dengan cara yang bisa dibilang cukup mudah. Lalu bagaimana cara kerja kami anggota OPB? Tentunya, kami akan bekerja jika ada misi yang diberikan langsung dari markas cabang ataupun pusat. Kami selalu mendapatkan satu misi utama yang diberikan batas waktu selama 2 bulan untuk menyelesaikannya namun, misi itu tidak jarang akan bercabang atau biasanya disebut sebagai misi tambahan. Kebanyakan dari misi ini bersifat tidak wajib tapi, biasanya biaya yang ditawarkan oleh markas pusat untuk menyelesaikan misi-misi tambahan ini cukup menggiurkan.

"Selamat pagi Ichika!" sapa suara manis seseorang yang memanggilku dari belakang.

"Selamat pagi kak.." jawab ku lesu tak bersemangat.

"Wahh, lesunya~ tapi kenapa kau kesini sendirian? Dimana yang lain?" sambil tersenyum kak Remi melemparkan pertanyaannya padaku.

"Hari ini mereka tidak datang. Ketua hanya memanggil ku sendiri, jadi mau tidak mau aku harus datang untuk menyelesaikan misi tambahan yang ketua ambil" ku jawab pertanyaanya kak Remi dengan nada ku yang masih lesu.

"Ahhaha, sabar ya? Agil memang ketua yang tidak bisa diandalkan, bukan? Kalau sudah begitu sih, aku doakan semoga beruntung saja deh!" ujarnya berusaha untuk menyemangati ku dari kursinya.

"Ya, terimakasih, kak Remi" 

Remi Matthew. Salah satu anggota OPB di bagian strategi, dan aku juga sempat dengar tentang keterlibatannya dalam perang yang terjadi 2 tahun yang lalu. Sekitar 31% strategi yang digunakan oleh anggota OPB saat itu adalah rancangan strategi yang dibuat oleh kak Remi.

"Wah? Kau sudah datang. Cepat juga, maaf ya jadi menyita waktu istirahat mu~" ujar seseorang, terdengar jelas dari nada bicaranya saja sudah mengejek!

"Permohonan maafnya benar-benar tidak tulus..." balasku melempar tatapan kesal padanya.

"Ayolah! Semangat sedikit, lagipula 60% bayaran dari misi tambahan ini akan ku berikan padamu juga. Kalau kau berhasil menyelesaikannya tentu" ucap ketua terdengar seperti menyemangati padahal niatnya mengejek.

"Baguslah, jadi seseorang yang tidak melakukan apapun dan hanya duduk santai di dalam markas bisa menerima sisanya 40%" jawabku dengan nada sarkas membalas ejekannya.

Orang yang tengah bicara dengan ku saat ini tidak lain dan tidak bukan adalah ketua dari tim 5. Reiki Agil Savian yang biasa dipanggil Agil, ketua memiliki kemampuan 'the guidance of thought' kemampuan seperti ini memang sulit untuk dikuasai dan dipahami. Tapi, jika sudah jatuh ke tangan yang tepat kemampuan ini bisa jadi sangat mengerikan, dan orang aneh seperti ketua malah sangat terampil dalam mengendalikannya.

"Baiklah ini misi mu, aku ingin kau membawa pemilik kasino yang berada di kawasan wilayah timur. Kau pasti tau lokasinya, bukan?" ujar ketua dengan nada yang sedikir lebih serius dari sebelumnya.

"Kurang lebih begitu, hanya membawa dia?" balasku dengan nada datar.

"Iya~!"

"(Sengaja ku hindari tempat itu malah ternyata diriku sendiri yang harus menemuinya, kesialan macam apa ini?) dimengeri, kalau orangnya lecet sedikit nggak ngaruh, kan?"

"Nggak ngaruh kok! Bagian informasi butuh dia buat introgasi kecil, mereka tidak akan peduli juga kalau dia luka segala macam. Maksudnya luka-luka kecil"

Aku hanya mengangguk saat ketua selesai berbicara. Setelah mendapat penjelasan dari misi yang akan ku laksanakan, aku pun segera beranjak keluar dari markas. Tapi, belum sempat aku keluar, di tengah-tengah jalan aku melihat kak Laura yang baru saja keluar dari lift memasuki markas lalu pandangannya tertuju padaku.

"Oh, Ichika? Hm~ dilihat dari muka mu yang kurang semangat begini, Agil pasti melempar misinya lagi pada tim 5?" kak Laura tertawa kecil setelah mengatakannya dan itu berhasil membuatku merasa sedikit kesal padanya.

"Lebih tepatnya padaku..." balasku terdengar jelas sedang tidak begitu ingin bercanda.

Laura Kenneth. Kak Laura bekerja di bagian informasi dan penyusunan data misi yang selalu ada setiap harinya, walaupun pekerjaannya bisa dibilang sangat banyak, kak Laura tetap bisa menyempatkan diri untuk pergi berjalan-jalan dan bersantai di setiap hari minggu.

"Lalu, kak Laura kenapa ada di sini? Biasanya hari minggu begini kakak tidak pernah datang ke markas"

"Ya memang harusnya begitu. Dihari minggu begini aku harus mengistirahatkan tubuh dan otak ku, tapi ternyata komandan memanggilku dan ingin aku pergi ke markas. Katanya sih untuk membuat data misi yang baru. Dia bilang ada salah satu misi yang tertinggal di laporan"

"Kalau begitu semangat~ kali ini aku tidak akan menganggu karena aku juga punya urusan"

"Eh Ichika tunggu!"

"Kenapa?"

"Misi mu ada di kawasan timur kan? Kebetulan aku butuh memperbarui data di kawasan itu juga. Jadi apa kau bisa membantu ku melihat-lihat lebih lama dan mengambil beberapa foto disana? Tolong yaa~ aku sudah meminta beberapa anggota untuk pergi kesana, tapi mereka semua menolaknya"

"Karena tempat itu yang paling busuk diantara kawasan yang lain, tapi baiklah karena kebetulan juga misi ku ada disana aku akan membantu kakak secara cuma-cuma untuk kali ini"

"Terimakasih! Mungkin jika aku meminta tolong pada anggota eksekutif yang lain, pasti mereka meminta imbalan"

"(Tadi aku bilang hanya kali ini kan?) ah iya, tapi kenapa kak Laura menyuruh ku untuk mengambil beberapa foto ditempat itu? Bukannya ada drone?"

"Mau ku sih begitu ya, tapi sayang sekali. Seluruh drone yang kami punya sedang digunakan oleh anggota yang lain juga. Dan lagi, kami sudah pernah mencoba untuk menggunakan drone untuk mengawasi entah bagaimana para warga distrik itu mengetahui keberadaan drone milik kami. Lalu saat mereka sudah menemukan lokasi dronenya, mereka akan mengambil beberapa batu dan mengkatapel drone yang sedang beroperasi hingga jatuh dan hancur. Sayang sekali belakangan ini jadi harus membuang uang untuk membeli drone baru~ yaa jadi mau tidak mau aku harus menggunakan cara lama" Penjelasan yang diberikan kak Laura sangat rinci dan panjang hampi saja membuat ku jadi bosan mendengarnya.

"Oh begitu, yasudah deh aku pergi dulu"

"Ya baiklah! Hati-hati~"

Setelah berbincang sebentar dengan kak Laura, aku pun bergegas pergi ke kawasan timur. Kawasan yang paling dibenci keberadaannya oleh orang-orang sekitar sana.

Light and DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang