[4]. Kerja sama

25 6 5
                                    

"Jadi sekarang bagaimana?"

"Sebenarnya aku sempat memikirkan cara lain untuk masuk ke dalam sana. Tapi jalan yang ku pilih, belum tentu bisa kau lalui juga"

"Yaa setidaknya beritau saja!"

Mau dibilang bagaimana lagi. Tawaran saling bekerja sama sudah tidak bisa terelakan lagi dan jadilah kami mencoba menyusun rencana bersama. Walaupun aku tidak yakin Olivia mengerti.

"Eh ngomong-ngomong, sepertinya kau jadi punya banyak teman dan kenalan ya? Saat sudah resmi menjadi anggota OPB" Ujar Olivia.

"Kelihatannya memang begitu kan?" aku menjawabnya singkat.

"Kau tau? Itu membuat ku merasa lega" Olivia melanjutkan pembicaraannya.

"Lega?" Terdengar janggal perkataannya ditelinga ku.

"Sekarang ini kau kelihatan lebih baik dari sebelumnya, dibandingkan saat itu. Setidaknya jika kau bersama mereka-"

"Bukankah aku sudah mengatakannya padamu? Untuk tidak membahas tentang ini lagi" Sela ku menghentikan ucapan Olivia.

"A-ahh.. ya maaf deh. Lagian aku juga tidak punya topik yang bagus untuk di bicarakan dengan mu" Kepala Olivia pun tertunduk dan pandangannya tertuju pada danau didepan.

"Kalau begitu diamlah"

Olivia memang memiliki sikap yang bisa dibilang menyebalkan. Tapi disisi lain harus ku akui, kalau Olivia adalah teman yang baik.

*10 menit kemudian

"Aku hanya perlu menunggu?"

"Iya, ku harap kau mengerti setelah ku jelaskan sekali lagi nanti, ayo"

"Lho?! Mau berangkat sekarang?"

"Lebih cepat lebih baik bukan?"

Kami pun segera berangkat kembali ke kawasan wilayah timur, setelah semua yang terjadi akhirnya misi ku disana akan segera selesai dan aku tidak perlu datang lagi kesana.

"Tadi kau bilang ingin menjelaskannya lagi"

"Kau ada pisau?"

"Tentu saja ada, aku selalu menyimpannya jika sesuatu terjadi"

"Cukup tajam?"

"Aahh entahlah, aku jarang mengasahnya"

"Begitukah? Baiklah"

"Hei! Memangnya untuk apa?! Kau tidak berencana menyuruh ku membunuh seseorang kan?" Olivia pun langsung histeris dan menghadang ku dengan berdiri didepan ku.

" Astaga.. seberapa bodohnya sih dirimu? Aku menanyakan itu karena kau ikut membantu ku dalam misi ini. Aku hanya memastikan kau mempunyai senjata untuk melindungi dirimu sendiri, aku belum tentu akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi padamu" Aku pun mendorongnya menjauh dari jalan ku

"Hah! Kau ini teman ku atau bukan sih? Sebegitu teganya kah?"

"Berisik! Rese banget sih" Hentak ku padanya.

Kami berjalan bersama pergi ke gerbang kawasan wilayah timur bagian belakang, karena Olivia bilang gerbang belakang biasanya lebih sepi di bandingkan dengan gerbang depan.

"Kelihatannya memang tidak begitu ramai. Kalau begitu akan ku jelaskan saja sekali lagi" Ucapku dengan mata terus menyelidiki tempat ini.

"Lalu aku menunggu dimana?"

"Kau bisa menunggu dimana saja, asalkan jangan terlalu jauh dengan ku, ngomong-ngomong kau tau kapan waktu dia disana sendiri?"

"Jam makan siang tidak pernah terlewatkan oleh anak buahnya. Para penjaganya akan keluar dari ruangan itu dan biasanya akan kembali lagi dalam 7 menit" Olivia menengadah keatas melihat jam tangannya.

Light and DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang