63🌥

45.2K 9.5K 3.3K
                                    

63. Still believe







Nathan menaikan kedua alisnya, karena suasana cukup hening sejak satu menit lalu. Ia kemudian menggaruk alisnya sambil tertawa kecil. "Lagi ngeprank ya?"

Zia mendongak, kemudian menggeleng. Tak tega melihat wajah kebingungan Nathan. Cowok itu pasti sangat kaget.

"Aku ulang tahunnya masih lama," gumam Nathan. "Sengaja ngerjaiin ya?"

Zia menggeleng sambil menggenggam tangan Nathan. "Aku takut kamu benci sama aku, please jangan, maafin aku please aku khilaf."

"Bentar Zi," Nathan menjauh dan meneggakan badannya. "Main sama cowok mana? Ganteng dia apa aku?"

"Nath..." Zia makin menangis, tau jika Nathan berusaha bercanda meski sudah menganggap serius kalimat Zia.

"Dia godaiin kamu? Mana orangnya aku datengin," Nathan kemudian mencari-cari hpnya membuat Zia mengambil duluan. Cowok itu jadi diam dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Aku serius," Zia menyembunyikan hpnya. "Aku berharap kamu nggak percaya."

"Emang nggak percaya," balas Nathan tenang. "Lagian mana berani dia deketin pacar aku. Nyari mati nggak sih,"

"Nath," Zia menyisir rambutnya ke belakang. "Aku udah siapin buat jujur dari lama, bisa jangan bikin aku makin ngerasa bersalah?"

"Kamu berharap aku percaya hal nggak masuk akal kayak gini?" tanya Nathan. Merasa Zia sudah gila mengarang cerita dengan tangisan serius membuatnya mulai berperang dengan kepalanya sendiri.

Zia mengusap hidungnya yang merah, lalu mengangguk. "Anak UI, namanya Yasa. Kita kenal waktu aku lomba dance minggu lalu—"

"Kenapa harus seserius ini sih ngejelasinnya kalo kenyataannya lagi boong?" tanya Nathan heran.

"Kak Yasa bantu aku main musik akhir-akhir ini, nggak tau kita saling nyaman. Tapi aku beneran—"

"Udah ah," Nathan berdiri dan merapikan bajunya. "Laper, turun yuk makan."

Zia jadi menangis lagi, menahan dadanya yang sakit. Ia meraih lengan Nathan dan meletakkan kepalanya di tangan cowok itu. "Please please... aku serius mau minta maaf."

"Kamu nggak gitu," Nathan menggeleng. "Nggak usah ngarang cerita kayak bocah gini."

"Nath—"

"Kalo mau bercanda silahkan, tapi jangan bawa-bawa soal selingkuh Zi please nggak lucu."

Nathan menarik tangannya, kemudian melangkah pergi dari kamar. Menutup pintu dengan kencang sampai mengeluarkan bunyi berdebum.

Zia makin menangis di kamar.





🌥🌥🌥🌥🌥🌥






Luna : zi???

Luna : lo nggak angkat telfon gue marah nih

Nayya : ziaaaaaa

Nayya : yang dibahas grub ga bener kan?

Dilla : heh

Ical : ZI

Ical : sini kalo mau cerita jangan ngurung diri terusss

Ale : gue tau lo frustasi gajadi sama gue

Ale : tapi ga gini juga.....

Ale : yaudah deh ayo jadian

"Zia??"

Little Promise ( AS 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang