"S-sebentar, Beb, Yank, Say--" Yoongi menepuk mulutnya yang jamet sekali memanggil Taehyung dengan banyak sebutan alay. Sementara Taehyung mendengus sembari memutar kedua bola mata, sedangkan ketiga sahabatnya; Jungkook, Jimin, dan Taehyun, terkikik di belakang.
"Gue mau minta maaf, Dek Taehyung." Taehyung mengernyit aneh, panggilan 'Dek' dari Yoongi agaknya terdengar aneh dan mencurigakan di pendengaran Taehyung.
Taehyung menggeleng, "Gue sibuk. Minggir." Sebelum akhirnya memilih berlalu seperti yang sudah-sudah. Tapi, Yoongi tidak gentar untuk kembali mengejar.
"Sebentar aja, aku butuh ngomong sama kamu. Please?" pintanya dengan tatapan bak anak anjing. Taehyung mendengus sembari menetapkan langkah.
"Ngomong apa? Satu menit, dari sekarang!" Senyum Yoongi merekah, tidak masalah kalau hanya satu menit, toh tujuan awalnya hanya untuk minta maaf. Kalau untuk hal lain lagi, dia bisa usahakan lagi di lain waktu.
"Mau minta maaf aku, Dek. Kemaren nggak sengaja ngomongin kamu," katanya. Taehyung mengangguk tapi langkahnya tak berkurang. Yoongi sempat kuwalahan mengimbangi langkah, pasalnya tubuh Yoongi lebih kecil dari tubuh Taehyung, begitu pula jarak langkahnya.
Tapi, biar punya tubuh kecil, Yoongi punya sesuatu yang lebih besar.
Isi dompetnya, jangan kotor kalian.
"Iya." Hanya itu yang Taehyung katakan sebagai balasan ucapan maaf dari Yoongi. "udah, 'kan?" Setelahnya Taehyung kembali percepat langkah. Tapi Yoongi lupa bilang sesuatu.
"E-eh ... sebentar, Dek--" Tangannya hampir menarik lengan Taehyung, tapi kakinya menyandung batu lebih dulu. Alhasil, Yoongi jatuh terjerembab ke rerumputan. Taehyung terkejut karenanya, namun ekspresinya kembali datar saat kepala Yoongi mendongak dengan senyum konyol di wajah.
"Aku nggak apa-apa kok," katanya. Jungkook berlari menghampiri, membantu Yoongi berdiri.
"Kak, kening lo berdarah," kata Jungkook. Yoongi mengusap keningnya, rasa perih baru ia rasakan. Ia menoleh ke samping dan sudah tidak mendapati Taehyung ada di sana.
"Nggak apa-apa, gue bisa obatin."
Jungkook menggeleng kecil, tidak mau ambil peduli lagi karena Yoongi mengatakan tidak masalah. Jadi ia putuskan untuk mengejar Taehyung serta yang lainnya yang sudah pergi lebih dulu ke arah perpustakaan.
...
Yoongi meringis perih kala Hoseok mengobati lukanya. "Kok bisa sih? Mana jatuhnya tengkurap lagi, nggak elit banget jatuhnya."
"Mana gue tahu ada batu gede di tengah jalan gitu, Seok--aagh! Agh! S-sakit, pelan-pelan dong, Seok. Nggak manusiawi banget lo," sungut Yoongi yang kesakitan karena Hoseok main asal taruh kapas dan betadine ke kening Yoongi yang terluka.
Namjoon menaruh minuman kaleng dingin untuk keduanya setelah mengambilnya dari vending machine. "Ngenesnya dia maen ditinggal gitu aja sama gebetan, lucu wkwkwk." Namjoon terkikik geli sedang Yoongi mendengus jengkel.
Hoseok hampir menyobek plester jika saja suara ketukan pintu dari luar kelas tak menghentikannya. Ketiganya menoleh bersamaan, di sana ada Taehyun yang berjalan menuju kelas, di tangannya menenteng satu kantong plastik ukuran kecil.
"Lo bukannya temen Taehyung?" tanya Yoongi bingung. Taehyun tak menjawab tapi ia menyodorkan kantong plastik putih itu ke arah Yoongi.
"Apa nih?"
"Buka aja, itu dari Taehyung." Setelahnya Taehyun pamit pergi.
Yoongi buru-buru membuka kantong plastik itu, bibirnya menarik garis senyum lebar ke kanan dan kiri. Hoseok dan Namjoon sampai dibuat speechless.
Di dalamnya ada obat luka dan plester dengan gambar kepala beruang. Yoongi mengambilnya dan menyodorkanya ke arah Hoseok yang kini mengernyit bingung.
"Pakein ...."
Hoseok mendengus lantas mendecak lidah. Mengambil plester dan membukanya lalu menempelkan ke kening Yoongi yang terluka.
"Perhatian banget, ya, calon pacar gue," kata Yoongi cengar-cengir sembari mengaca di kaca milik Namjoon.
"Cih! Bucin," decak Hoseok jengah.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere Baby
Fanfiction"Punya gebetan tsundere kudu banyak istighfarnya." Dom! Yoongi Sub! Taehyung