02

578 77 9
                                    

Wonwoo dan juga Mingyu telah menjalin hubungan rumah tangga selama kurang lebih delapan bulan, dan selama delapan bulan ini Wonwoo yang hanya mencintai Mingyu bersikap seperti pasangan kepada Mingyu namun Wonwoo sendiri harus menerima kenyataan pahit jika dirinya tidak diperlakukan baik oleh Mingyu. Memang betul Mingyu berperilaku tidak baik kepadanya, namun Mingyu sama sekali tidak pernah bermain fisik kepadanya,  tetapi sikapnya kepada Wonwoo sama sekali tidak memperlakukan Wonwoo seperti pasangannya.

Wonwoo akui dirinya memang bodoh telah menerima semua keinginan Mingyu, namun apa boleh buat dirinya sudah kenal dengan Mingyu sejak masih kecil, saat keduanya duduk di taman kanak-kanak. Dan tepat pada delapan bulan yang lalu Mingyu datang kepadanya memohon untuk menikah dengannya. Wonwoo jujur saja telah menyukai Mingyu sejak dulu namun apa boleh buat dirinya sempat berpisah dengan Mingyu cukup lama hampir lima tahun, dan kembalinya ia ke negara kelahirannya hanya ingin melanjutkan hidupnya yang sudah sendiri. Wonwoo memang bodoh, dirinya memiliki banyak sekali harapan untuk dicapai namun kini semua harapannya seperti hanya bayangan saja yang terus berputar-putar di kepalanya.

Pada saat itu Mingyu datang kepadanya ketika dirinya baru saja pulang dari tempat kerjanya, wajah Mingyu saat itu sangat menyedihkan dan penampilannya sangat berantakan. Mingyu bersimpuh dihadapannya sambil menangis agar Wonwoo mau menikah dengannya karena Mingyu yang pada saat itu akan dijodohkan dengan orang lain memilih menolak, Wonwoo tentu saja terkejut, namun dirinya sudah terlanjur cinta kepada Mingyu ia lebih memilih untuk menerima semua yang Mingyu inginkan. Wonwoo tidak pernah menyesal menikah dengan Mingyu, namun dirinya hanya iri dengan kehidupan rumah tangga orang diluar sana. Bahkan Mingyu tidak segan membawa teman dekatnya ke rumah dan memilih untuk bermesraan di hadapan Wonwoo.

Seperti malam ini Wonwoo baru saja pulang dari kediaman sahabatnya yaitu Soonyoung, namun kedua matanya harus disuguhkan dengan keadaan suaminya yang tengah bercanda gurau dengan seseorang yang sudah Wonwoo kenal. Lelaki yang tengah bersama Mingyu ialah Minghao, lelaki keturunan China yang bekerja bersama Mingyu telah cukup lama. Minghao sendiri adalah asisten pribadi Mingyu.

"Aku Pulang..." Kata Wonwoo sambil meletakan sepatu yang ia gunakan sebelumnya di atas rak.

Minghao menatap Wonwoo dengan senyum ramah, Wonwoo sendiri membalas senyuman Minghao lalu melanjutakan langkahnya menuju kamarnya, membiarkan hatinya yang kembali merasakan sakit, biarlah dirinya sudah biasa dengan semua rasa sakit sejak dulu.

Wonwoo membersihkan tubuhnya, setelah itu dirinya hanya duduk di balkon kamarnya sambil merasakan angin malam yang berhembus cukup kencang,  membiarkan tubuh kurusnya kedinginan. Jujur saja Wonwoo selama ini belum pernah disentuh oleh Mingyu bahkan berperlukan pun tidak pernah. Mereka berdua tidur di kamar yang terpisah, Mingyu tidak ingin tidur bersama Wonwoo meski kini notabennya Wonwoo adalah pendamping Mingyu.

CEKLEK

Wonwoo menolehkan kepalanya dan tersenyum ketika melihat Mingyu berdiri di pintu kamarnya. "Ada apa?"

"Buatkan aku makanan malam."

Wonwoo mengangguk, dirinya langsung bergegas untuk menyiapkan Mingyu makanan dan tentu saja untuk Minghao juga. Tidak membutuhkan waktu lama, kini beberapa macam makanan telah tersaji di atas meja makan.

"Kau tidak makan Wonwoo-ssi?" Tanya Minghao kepada Wonwoo yang hendak pergi dari ruang makan.

Wonwoo menggeleng sambil tersenyum. "Aku sudah makan tadi, kalian berdua makan saja."

Keesokan harinya Wonwoo telah berdiri di hadapan kedua orang tua Mingyu yang baru saja tiba di kediaman mereka berdua.

"Selamat datang Ayah, Ibu.."

Ibu Mingyu- Kim Younha- hanya menatap menantunya dengan pandangan dingin, sedangkan Ayah Mingyu-Kim Jongin- tersenyum hangat kepada menantunya.

"Aku sudah membersihkan kamar untuk Ayah dan Ibu, kemari. Aku akan membawakan tas Ayah dan Ibu ke kamar."

Younha mendengus kesal. "Tidak usah, kau tidak perlu mencari muka dihadapan kami."

Senyum Wonwoo yang terpatri di bibir tipisnya itu menghilang,  namun tidak lama senyum itu kembali. "Maafkan aku Ibu. Baiklah, Apa Ayah dan Ibu lapar? Aku sudah memasakan makanan untuk makan kali ini."

"Terima kas-..."

"Kami tidak sudi memakan makanan buatanmu."

Ucapan Jongin terpotong dengan perkataan istrinya,  dapat Jongin lihat wajah Wonwoo berubah menjadi sedih namun tidak lama kemudian wajah menantunya itu terlihat kembali ceria. Jongin mengusap pelan bahu menantunya sambil tersenyum.

"Baiklah jika begitu,  Ibu, Ayah, Mingyu aku pamit untuk pergi bekerja terlebih dahulu."

Setelah mengatakan itu Wonwoo pergi meninggalkan semuanya untuk berangkat bekerja.



Damaged; Meanie [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang