04

615 79 4
                                    

Sudah seminggu ini Younha dan juga Jungwon tinggal di kediaman Mingyu. Bukannya tanpa alasan mereka berdua memilih untuk tinggal di kediaman anaknya, hanya saja Jungwon diperintahkan untuk memiliki tugas di perusahaannya yang berada tidak jauh dari kediaman anaknya. Maka dari itu, kini keduanya memilih untuk tinggal bersama Mingyu dan juga Wonwoo. Namun tidak jarang Wonwoo selalu mendapatkan kemarahan dari Younha karena dianggap tidak mampu mengurus sang putra, Wonwoo sendiri hanya bisa menunduk dan mengangguk dengan senyum yang ia usahakan untuk tidak menghilang dari wajahnya. Seperti malam ini Wonwoo baru saja selesai membuatkan menu makan malam untuk Mingyu dan juga kedua orang tuanya, namun Younha datang bersama dengan Minghao dan juga sekantung besar berisi bahan masakan untuk mereka berdua memasak.

"Ibu? Aku sudah memasakan makanan untuk makan malam."

Younha hanya melirik sinis ke arah Wonwoo dan tidak mendengar ucapan Wonwoo, Minghao yang sedari tadi berdiri di samping Younha menatap Wonwoo dengan pandangan iba.

"Apa Ibu akan memasak sesuatu untuk malam ini?"

Seakan angin berlalu semua kalimat yang di ucapkan oleh Wonwoo tidak di gubris sama sekali oleh Younha, dan hal itu membuat Wonwoo hanya dapat menghembuskan nafasnya berat sambil membereskan makanan yang masih utuh di meja makan. Minghao menahan lengan Wonwoo yang akan membuang masakan buatan Wonwoo sendiri.

"Jangan di buang, aku akan memakan masakan buatanmu Wonwoo-ssi.."

Wonwoo tersenyum dan menggeleng. "Tidak usah, lagi pula kau akan dibuatkan makanan oleh Ibu. Masakannya lebih enak dari pada masakanku."

Younha yang mendengar pembicaraan itu hanya tersenyum  sinis. "Minghao-ya, kemari bantu Ibu membuatkan makan malam, sebentar lagi Mingyu dan juga Ayahnya akan segera tiba."

Wonwoo tersenyum ke arah Minghao dan tidak jadi membuang makanan yang telah ia buat sebelumnya, dan Wonwoo menempatkan makanannya ke dalam tempat makan untuk ia masukan ke dalam lemari pendingin.

Setelah selesai dengan semua kegiatannya, Wonwoo lebih memilih untuk pergi menuju kamarnya. Tidak menghiraukan perutnya yang sudah memberontak minta di isi. Karena dirinya tidak ingin merasakan bagaimana hatinya yang semakin sakit melihat kedekatan Younha dan juga Minghao. Bahkan Wonwoo sendiri tidak pernah merasakan masakan buatan Younha,  dirinya hanya mencoba untuk membuat suasana di dapur menjadi tidak mencekam karena kehadirannya. Kini Wonwoo hanya dapat berbaring di atas kasurnya sambil melihat langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Ia melirik ke arah samping nakas dimana di atas sana terdapat foto dirinya dan juga Mingyu saat mereka berdua melangsungkan pernikahan, bahkan di dalam foto tersebut Mingyu sama sekali tidak tersenyum, wajahnya terlihat muram dan juga datar, sementara Wonwoo yang berdiri di sampin Mingyu tersenyum sangat lebar yang bertanda bahwa dirinya sangat bahagia. Di samping foto tersebut terdapat beberapa tabung penunjang hidup Wonwoo yang selalu ia butuhkan kapanpun. Karena penyakitnya akan kembali berulah kapan saja.

Wonwoo mengeluarkan sebutir obat dari salah satu tabung yang terdapat di meja nakasnya lalu meminumnya dengan segelas air mineral. Dirinya menunduk untuk menahan rasa pahit yang menyerang indra perasanya. "Kau harus kuat, kau tidak boleh menyerah. Bukankah kau belum mendapatkan kebahagiaanmu? Kau harus kuat Wonwoo-ya.." Wonwoo berusaha menyemangati dirinya sendiri. Dan inilah yang Wonwoo lakukan selama seminggu ini.

Damaged; Meanie [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang